1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Akhir Ramadan Adalah Kesempatan yang Baik Untuk Muhasabah Diri

Penulis : Yuli Astutik

11 Mei 2021 16:22

Planet Merdeka - Sebagian cara untuk memperoleh pengampunan dosa dari Allah subhanahu wa ta’ala ialah dengan Menghidupkan malam hari di sepuluh akhir Ramadhan serta memanfaatkan momentum Lailatul Qadar.

Tapi, ada kekhawatiran yang sangat yakni akan amal-amal yang telah dijalankan ini teryata ditolak oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bagaimana jika hal ini terjadi?

Mengutip tulisan ceramah Ustad Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I, dijelaskan bahwa sebab amal saleh yang dijalankan seorang hamba itu memang dapat saja tertolak karena tidak memenuhi syarat-syarat , rukun-rukun, sunah-sunah serta adab-adabnya. Atau dapat pula karena rusaknya hati dengan kerasukan virus riya’, sum’ah, ujub, dan lain sebagainya.

2 dari 4 halaman

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ هُمْ بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ. وَالَّذِيْنَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْتُوْنَ مَآ اٰتَوْا وَّقُلُوْبُهُمْ وَجِلَةٌ اَنَّهُمْ اِلٰى رَبِّهِمْ رٰجِعُوْنَ. اُولٰۤىِٕكَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَهُمْ لَهَا سٰبِقُوْنَ “Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Rabbnya, mereka sangat berhati-hati, dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya, dan mereka yang tidak mempersekutukan Rabbnya, dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabbnya, mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minun: 57-61)
3 dari 4 halaman

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan penjabaran akan ayat-ayat di atas dalam sabdanya. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ {الَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا أَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ} أَهُوَ الرَّجُلُ يَزْنِي وَيَسْرِقُ وَيَشْرَبُ الْخَمْرَ قَالَ لَا يَا بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ أَوْ لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ يَصُومُ وَيُصَلِّي وَيَتَصَدَّقُ وَهُوَ يَخَافُ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُ

“Wahai Rasulullah, firman Allah yang berbunyi ‘Dan orang-orang yang menginfakkan apa yang telah mereka infakkan, dengan hati yang takut’, apakah maksudnya adalah seseorang yang berzina, mencuri dan meminum khamr?”

Maka beliau menjawab: “Tidak wahai putri Abu Bakar—atau tidak wahai putri Ash-Shiddiq, tapi maksud ayat itu adalah seseorang yang mengerjakan shaum, melaksanakan shalat dan mengeluarkan sedekah, namun ia khawatir jika amal kebaikannya tersebut tidak diterima Allah.” (HR. Ahmad, Sanad hadis ini dhaif)

Menurut Ustadz Abdul Halim Tri Hantoro, kesedihan yang menghinggapi diri juga karena khawatir apakah bisa istiqamah dalam ketaatan saat Ramadhan telah berlalu. Apakah kita masih akan tetap konsisten dengan amalan sebagaimana yang kita jalani di bulan Ramadhan?
4 dari 4 halaman

Karena pemandangan yang kita tonton di sekeliling kita adalah banyak orang yang giat di bulan Ramadhan namun bermalas-malasan saat Ramadhan telah selesai. Padahal para ulama menjelaskan kepada kita bahwasanya tanda diterimanya amal ialah konsistennya seseorang dalam amal tersebut,

إِنَّ مِنْ عَلاَمَةِ قَبُوْلِ الْحَسَنَةِ، الْحَسَنَةُ بَعْدَهَا

“Sesungguhnya diantara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”

Maka, waktu akhir Ramadhan adalah kesempatan untuk muhasabah diri. Mari kita koreksi kualitas amalan kita sejak hari pertama Ramadhan sampai detik ini. Bagaimana keadaan puasa kita? Bagaimana keadaan shalat lima waktu kita? Bagaimana keadaan sedekah kita? Bagaimana keadaan tilawah kita? Bagaimana keadaan qiyamul lail kita?

Mumpung masih tersisa sebagian hari, mari optimalkan kesempatan ini untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas amal ibadah kita. Sebab, kita tak akan pernah tahu kapan umur ini akan usai.

Kita tak pernah tahu apakah tahun depan masih Allah beri kesempatan berjumpa dengan bulan Ramadhan. Hal yang pasti merupakan waktu tidak akan pernah bisa kembali. Dan tak ada yang bisa kita jalankan ketika datang hari penyesalan.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya