1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Belajar Bersyukur dan Ikhlas yang Sangat Mahal Nilainya

Penulis : penulisketjil

18 Juli 2016 12:07

Bersyukurlah dan Jagalah jikalau Allah memberi rezeki dalam bentuk apapun... Ikhlaskan jika Allah menghilangkan dan mengambil Rezeki itu dengan cara apapun...

Ada sebuah Kalimat di salah satu sosial media milik teman saya. Dalam kalimat yang ditulis bulan Juli tahun 2013 itu, teman saya menuliskan dua kalimat yang sangat penting dalam hidup. Ini bunyinya

Bersyukurlah dan Jagalah jikalau Allah memberi rezeki dalam bentuk apapun... Ikhlaskan jika Allah menghilangkan dan mengambil Rezeki itu dengan cara apapun...

Kalimat tersebut sangat menyentil diri setiap manusia. Kenapa? karena Manusia cenderung sangat susah bersyukur. Sebagi contoh, Allah sang maha pencipta sudah memberi suatu nikmat yang tak ternilai. Apa itu?, NAFAS.. Ya,, Manusia dan semua makhluk hidup seharusnya bersyukur sudah diberikan salah satu nikmat yang tidak ternilai tersebut.

Penulis sendiri sempat merenungkan kalimat tersebut dan membuat merinding apabila dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena penulis sendiri belum bisa seperti itu. Penulis masih sangat kurang bersyukur dan masih perlu belajar ikhlas.

Allah adalah zat yang maha kuasa, Rezeki, Jodoh, Hidup, Mati, semua makhluk ciptaannya hanya Allah yang tahu, dan mengatur. Bahkan Allah sudah menulisnya di sebuah buku bernama Lauhul Mahfuz.

Catatan tersebut sudah dibuat secara abadi jadi tidak akan ada yang dapat mengubahnya melainkan atas izin dan kehendak Allah sendiri. Hal tersebut terjadi apabila kitalah yang berusaha mengubah hidup kita terlebih dahulu. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa kitab tersebut dijaga oleh malaikat-malaikat, baik di depan dan belakangnya atas perintah-Nya. Allah tidak akan mengubah suatu kaum melainkan mereka mengubahnya sendiri.

Ikhas, merupakan salah satu ilmu yang paling sulit dipelajari manusia. Kenapa?, Ilmu ini memamng banyak orang yang menyerukan, namun orang yang menyerukan ikhlas itu sendiri belum tentu paham secara penuh ilmu ini. Ilmu ini tidak berwujud, ilmu ikhlas tidak ada hitungannya secara pasti. Ilmu ini tidak bisa diukur secara pasti, bahkan hati setiap individu yang ikhlas pun belum tentu 100% pas, hanya Tuhan yang paling benar mengukur keikhlasan seseorang.

Ingat,, Allah yang memberi... Allah juga yang mengambil... Ketika Allah memberi,, Manusia disuruh Bersyukur,,, Ketika Allah mengambil,, Manusia harus belajar Ikhlas... Semua hanya titipan milik Allah dan akan kembali kepadanya.

SUMBER

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : penulisketjil-di-kol

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya