1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Dulu Kerap Dituduh Pencuri Setiap Tetangganya Kehilangan, Nasib Pria ini Sekarang Justru Berubah

Penulis : Moana

7 Mei 2019 10:56

Dulunya dituduh mencuri kini nasibnya berubah

Nasib seseorang memang tak ada yang tahu. Terkadang hari ini mereka berada di bawah, namun beberapa waktu kemudian mereka berada di atas dan hidup dengan berkecukupan bahkan berkelimpahan. Seperti sebuah pepatah, 'seperti roda yang berputar' begitulah sebuah kehidupan.

Dan hal tersebut ternyata dialami oleh pria ini. Dahulu, ia selalu dituduh sebagai pencuri ketika para tetangganya kehilangan harta benda atau barang-barangnya. Namun, siapa yang menyangka nasinya kini justru berubah dan membuat semua orang kagum.

2 dari 10 halaman

Dialami oleh seorang pengusaha kosmetik

Hal itu dialami oleh seorang pengusaha kosmetik sekaligus ahli tata rias asal Malaysia. Ia adalah Datuk Abdul Al Halim Mohd Al Fadzil atau yang biasa disapa Alha Alfa.

Baru-baru ini, Alha memberikan sebuah hadiah untuk ibunya, Norsham Ahmad. Alha memberikan ibunya sebuah mobil mewah Mercedez-Benz. Mobil itu diberikan sebagai hadiah untuk ulang tahun ibunya yang ke-60 tahun. Namun, ternyata ada sebuah kisah memilukan di balik kesuksesannya kini.
3 dari 10 halaman

Bukan berasal dari keluarga berada

Sebelum meraih kesuksesannya seperti sekarang, Alha yang saat ini berusia 31 tahun harus mengalami pahit getir kehidupannya. Bagaimana tidak, sebelum mencapai level sekarang, Alha ternyata bukanlah berasal dari keluarga berada atau berkecukupan.

Alha pun kemudian membeberkan kehidupan masa lalunya yang sangat memilukan. Ayahnya, Mohd Ak Fadzil ternyata merupakan seorang tukang kebun yang kala itu berpenghasilan sekitar 500 RM per bulan.

"Bayangkan, ayah saya hanya bekerja sebagai tukang kebun dengan penghasilan 500 ringgit dan diperlukan untuk menghidupi empat anaknya. Saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana ayah mampu melakukannya," tuturnya.
4 dari 10 halaman

Selalu dituduh sebagai pencuri

Dengan kondisi keluarganya yang seperti itu, Alha dan keluarganya pun kerap dihina oleh tetangganya. Bukan hanya itu, jika ada barang tetangganya yang hilang, maka keluarga Alha lah yang dituduh sebagai pencuri.

“Dipandang hina itu sudah biasa. Malah kalau pergi ke rumah orang dan ada sesuatu yang hilang, keluarga kami yang dituduh mencuri," ujarnya.
5 dari 10 halaman

Bertekad untuk menjadi orang yang berhasil

Ketika mengingat apa yang dialaminya dulu, Alha pun mengaku dirinya selalu sedih. Namun, ternyata hal itulah yang membuat dirinya kemudian bertekad untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Ia tidak ingin keluarganya dihina dan dituduh sebagai pencuri lagi.

“Ketika ingat masa itu memang sedih, tapi situasi itulah yang membuat saya bertekad untuk berhasil dalam hidup untuk membantu keluarga dan tidak ada lagi yang menghina dan menuduh kami sebagai pencuri!” ujarnya.
6 dari 10 halaman

Menggadaikan gelang

Alha pun mengatakan bahwa dirinya bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi setelah ibunya merelakan gelang pernikahannya digadaikan guna menutupi biaya masuk sang putra.

Dan pada tahun 2007 lalu, Alha diterima masuk ke Universiti Teknologi Mara (UiTM). Kala itu, sang ibu mengorbankan gelangnya dengan harga 500 RM. Dalam hatinya, Alha tak ingin ibunya menggadaikan gelang tersebut, namun ia tak bisa berkata apapun karena itu terpaksa.

“Aku membonceng ibu naik motor pergi ke toko emas, ketika itu Allah saja yang tahu perasaan saya. Ingin tak melihat ibu tak menggadai gelang kesayangannya, tapi terpaksa," ujarnya.
7 dari 10 halaman

Merasa tersiksa

Alha pun mengungkap bahwa hingga kini dirinya merasa sangat tersiksa pasalnya itu adalah satu-satunya hadiah yang diberikan oleh sang ayah kepada ibunya. Namun, menurut Alha, orangtua tetap ingin putranya masuk ke perguruan tinggi dan mengenyam pendidikan.

“Sampai sekarang saya merasa tersiksa karena itu satu-satunya hadiah dari ayah ke ibu pada pernikahan mereka. Tapi di sisi lain, itu juga harta terakhir bagi putranya untuk terus belajar,” ungkapnya.
8 dari 10 halaman

Hadiah yang diberikan tak sebanding dengan pengorbanan orangtuanya

Alha pun mengatakan bahwa dirinya sangat ingin menebus gelang itu kembali, namun, sayangnya toko itu kini telah tutup. Meskipun ia telah memberikan mobil mewah untuk ibunya, namun, Alha mengatakan itu tak sebanding dengan pengorbanan orangtuanya.

Alha pun mengatakan bahwa ayahnya tak pernah mengeluh sedikitpun. Alha tahu ayahnya telah banyak berkorban dan mengalami kesulitan serta kesedihan, tapi sang ayah tak pernah menunjukkannya kepada dirinya maupun saudaranya yang lain.
9 dari 10 halaman

Tak membeli baju baru demi anak-anaknya

Alha pun mengingat ketika Hari Raya tiba, ia mengatakan bahwa sang ayah selalu memakai baju yang sama sejak 2-3 tahun sebelumnya. Dan ketika ditanya, sang ayah akan menjawab bahwa bajunya masih bagus.

Namun, Alha sempat mendengar alasan sang ayah tak membeli baju ketika berbicara dengan ibunya. Ayahnya mengaku bahwa uangnya tak cukup jika ia membeli baju dan hanya cukup untuk membelikan baju baru untuk anak-anaknya.

“Dulu setiap Hari Raya, hal yang saya ingat ayah pakai baju Melayu yang sama dua-tiga tahun, kalau ditanya kenapa tidak beli lagi, beliau bilang bajunya masih bagus. Tapi saya pernah dengan percakapannya dengan ibu, beliau tidak beli karena tak punya cukup uang dan ingin anak-anaknya pakai baju baru di Hari Raya. Sejak itu saya berazam akan memastikan ayah pakai baju baru tiap Hari Raya,” tutunya mengenang.
10 dari 10 halaman

Ingin menginspirasi banyak orang

Sementara itu, Alha berharap bahwa kisahnya ini bisa menginspirasi para pengusaha baru serta banyak orang untuk selalu berbakti kepada orangtua mereka. Alha pun menuturkan bahwa semua orang bisa meninggalkannya tetapi orangtua tak akan pernah membiarkannya sendiri atau bahkan melupakannya.

“Pikirkan mereka (orangtua) dulu baru diri sendiri, kalau ada sesuatu yang sulit, minta pendapat mereka. Semangatnya orangtua sebenarnya adalah energi yang diberikan Tuhan pada kita. Ingat istri, suami, teman, pacar, atau tunangan bisa meninggalkan kita, tapi orang tua akan tetap di samping, bahkan ketika kita terkadang melupakan mereka,” pungkasnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya