Ini 9 Golongan Manusia Yang Tidak Akan Di Ajak Bicara Oleh Allah Saat Di Akhirat
Penulis : Aleolea Sponge
22 Maret 2017 16:06
Setiap yang hidup di dunia ini akan mati. Hidup manusia di dunia ini hanya sementara, karena ada perjalanan yang lebih panjang nanti setelah manusia mengalami kematian. Karena itu sebagai bekal kita harus berlomba-lomba untuk melakukan amal baik dan segala ibadah yang telah di tunjukan dalam Al Qur'an dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ëalaihi wasallam.
Saat hari akhir nanti, semua manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatanya semasa hidup. Baik buruknya amalan kita di dunia akan mendapatkan balasan di akhirat kelak. Tentunya saat itu manusia akan digolongkan menjadi 2 yaitu yang banyak amal kebaikanya dan manusia-manusia yang lebih berat timbangan keburukanya.
Dari golongan manusia yang berat timbangan keburukanya ini. Allah SWT tidak akan mau bicara dengan beberapa golongan didalamnya.
Allah akan mengajak bicara hamba-hambaNya kelak pada hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
Tidak ada seorangpun dari kamu kecuali akan diajak bicara oleh Rabbnya Azza wa Jalla tanpa ada penterjemah antara ia dan Allah. (HR Al Bukhari dan Muslim).
Namun diantara hambaNya ada yang diajak bicara oleh Allah dengan keras dan penghinaan, akibat perbuatan dosa yang mereka lakukan. Allah tidak melihat mereka dengan penglihatan kasih sayang, namun dengan kemurkaan. Tentu orang seperti ini akan mendapat adzab yang pedih. Naíudzu billah min dzalik.
Terlebih lagi ada orang yang bahkan Allah SWT tidak mau berbicara dengan orang-orang ini. Siapakah mereka yang tidak diajak bicara oleh Allah? Rasulullah shallallahu ëalaihi wasallam telah mengabarkan dalam empat hadits tentang mereka. Yaitu:
Hadits pertama:
Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda demikian tiga kali. Abu Dzarr berkata, Merugi sekali, siapa mereka wahai Rasulullah? Beliau bersabda, Musbil (orang yang memakai kain melebihi mata kakinya)(1), dan orang yang selalu mengungkit pemberiannya(2), dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu(3). (HR Muslim).
Hadits kedua:
Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan mensucikannya.. Abu Muawiyah berkata, Dan Tidak akan dilihat oleh allah. Dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu orang tua yang berzina(4), raja yang suka berdusta(5), dan orang miskin yang sombong(6). (HR Muslim).
Hadits ketiga:
Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Seseorang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun ia mencegahnya dari ibnussabil yang membutuhkannya(7). Dan orang yang berjual beli dengan orang lain di waktu Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia mengambilnya segini dan segini, lalu orang itu mempercayainya padahal tidak demikian keadaannya(8). Dan orang yang membaiat pemimpinnya karena dunia, bila ia diberi oleh pemimpin ia melaksanakan baiíatnya, dan bila tidak diberi maka ia tidak mau melaksanakan baiíatnya(9). (HR Al Bukhari dan Muslim).
Hadits keempat:
Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan Allah tidak akan melihat mereka, yaitu orang yang bersumpah untuk (melariskan) dagangannya bahwa ia telah memberi (harga) lebih banyak dari (harga) yang ia berikan padanya, padahal ia berdusta. Dan orang yang bersumpah palsu setelah ëAshar untuk mengambil harta milik seorang muslim. Dan orang yang mencegah kelebihan airnya, maka Allah akan berfirman, ìHari ini aku akan mencegah karuniaKu kepadamu sebagaimana kamu dahulu pernah mencegah kelebihan air yang bukan usaha tanganmu.î (HR Al Bukhari).
Dari empat hadits di atas, kita dapati ada sembilan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak akan dilihat dan disucikan, dan baginya adzab yang pedih, yaitu:
1. Orang yang memakai kain melebihi mata kaki (musbil)
Dan hadits Abu Bakar Ash Shiddiq:
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Siapa yang menyeret kainnya karena sombong maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari kiamat. Abu Bakar berkata, Wahai Rasulullah, sesuangguhnya salah satu bagian kainnya melorot tetapi aku berusaha untuk menjaganya (agar tidak melebihi mata kaki). Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Engkau tidak melakukannya karena sombong. (HR Al Bukhari).
Mereka mengatakan bahwa hadits-hadits ini mengikat kemutlakan larangan isbal, artinya bahwa isbal itu dilarang bila disertai kesombongan, namun bila tidak disertai kesombongan maka hukumnya boleh.
Inilah fenomena kedangkalan dalam pemahaman. Karena bila kita perhatikan hadits Abu bakar di atas, tampak kepada kita bahwa Abu bakar tidak melakukan itu dengan sengaja, oleh karena itu Nabi menyatakan bahwa Abu bakar tidak melakukannya karena sombong. Ini menunjukkan bahwa orang yang melorotkannya dengan sengaja melebihi mata kakinya adalah orang yang sombong walaupun pelakunya mengklaim dirinya tidak sombong. Karena isbal itu sendiri adalah kesombongan sebagaimana dalam hadits:
Jauhilah olehmu isbal (memakai kain melebihi mata kaki), karena isbal itu termasuk kesombonganî. (HR Abu dawud).
2. Orang yang suka mengungkit pemberiannya
Hendaklah seorang muslim bertakwa kepada Allah dan tidak mengungkit kebaikan-kebaikannya kepada orang lain, baik kepada teman, anak, atau kaum fuqoro. Karena pemberiannya itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri dan pahala untuk persiapan menuju kematiannya.
3. Orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu
“Dua orang yang sedang berjual beli itu punya khiyar (pilihan) selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan maka jual belinya akan diberkahi. Dan jika keduanya menyembunyikan (aib) dan berdusta maka akan dicabut keberkahannya.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
4. Orang tua yang berzina
5. Penguasa yang suka berdusta
6. Orang miskin yang sombong
Al Qadli Iyadl rahimahullah berkata:
Mereka dikhususkan dengan ancaman, karena mereka berpegang kepada maksiat padahal tidak ada perkara yang mendorongnya, dan pendorongnya amat lemah. Ini menunjukkan bahkan perbuatan mereka itu karena ienad (menentang) dan meremehkan hak Allah dan tujuannya hanya untuk berbuat maksiat bukan karena ada sesuatu yang lain.
Orang yang telah tua renta telah lemah syahwatnya untuk menjimai yang halal terlebih yang haram, ia telah sempurna akal dan pengetahuannya karena telah banyak makan garam Seorang raja tidak perlu takut kepada siapapun, karena dusta biasanya dilakukan agar terhindar dari keburukan orang yang ia takuti. Dan orang fakir tidak punya harta yang merupakan sebab kesombongan dan keangkuhan, lantas mengapa ia sombong dan menganggap remeh orang lain? (Ad Diibaaj syarah shahih Muslim 1/122).
7. Orang yang bersumpah palsu di waktu ashar untuk mengambil harta muslim dengan tanpa hak
Perbuatan ini berkumpul tiga keburukan, yaitu bersumpah palsu, dilakukan di waktu yang mulia yaitu waktu ashar, dan mengambil harta muslim. Sumpah palsu sendiri adalah termasuk dosa besar, dan menjadi lebih besar lagi bila dilakukan di waktu yang mulia, dan waktu ashar adalah waktu yang mulia di sisi Allah. Berdasarkan hadits ini dan dalil lainnya.
Bagaimana jadinya bila ternyata disertai mengambil harta muslim, padahal harta seorang muslim itu haramnya sama dengan keharaman bulan haram di negeri yang haram dan di hari yang mulia (Arofah).
8. Orang yang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun mencegahnya dari orang yang membutuhkannya
Perbuatan ini akibat kekikiran yang sangat sehingga mencegah ia untuk memberikan kelebihan air kepada ibnussabil yang amat membutuhkannya. dan sifat kikir itu seringkali menimbulkan perbuatan yang dimurkai oleh Allah.
9. Orang yang membaiat pemimpin karena dunia
Membaiat pemimpin yang sah adalah perkara yang diperintahkan oleh islam. Kewajiban rakyat adalah mentaati pemimpinnya dengan penuh keikhlasan karena mengharap keridlaanNya. Orang yang membaiat pemimpinnya dengan ikhlas, ia akan menjalankan hak pemimpinnya walaupun ia tidak diberi, bahkan walaupun ia dizalimi.
Membaiat karena dunia adalah sumber fitnah. Sebab orang yang demikian tidak akan mau mentaati pemimpin jika ia tidak diberi harta atau kedudukan. Bahkan ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk memburukkan pemimpinnya karena ia tidak diberi. Seperti yang terjadi di zaman ini, terutama dari kalangan wartawan yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat, semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka.
sumber
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
-
Ular Raja Kobra Raksasa Haus, Minum Air Dari Semprotan Banyak Banget, Yang Ngasih Minum Berani Bang
-
Viral, Orangutan Santui Nyetir, Lihat Spion, Hati-Hati, Bisa Ngegas, Bisa Pelan-Pelan
-
Hari Pertama Masuk Sekolah, Bapac-Bapac Sangar Nan Macho Bawa Aneka Tas Kawai nan Imut Seperti Helo
-
Terlalu Semangat Mempersunting Pujaan Hati, Mas-Mas Pecahkan Meja Saat Ijab Kabul
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Harga Diri Tinggi, Monyet Ini Tersinggung Wajahnya di Cubit Orang Asing
17 Juli 2023 12:34 -
Ular Python Segede Gaban Kena Jebakan Langsung Kicep
1 Juli 2023 15:19 -
Bangganya Bapak Sopir Ini Anaknya Lulus Kuliah : Anakku Jadi Coii..
27 Juni 2023 19:09 -
Couple Goals : Dinner Bareng ?, Nangkep Uler Raja Kobra Bareng ?
26 Juni 2023 19:57 -
Tidak Umum dan Tidak Wajar, Ada Rusa Makan Uler
26 Juni 2023 12:27
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.