1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Inilah Penampakan Pesawat N219 Produksi Karya Anak Bangsa

Penulis : Queen

18 Agustus 2017 09:31

Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini bakal terasa lebih spesial. Semangat kemerdekaan dan kemandirian terwakili pada produk pesawat terbang buatan anak bangsa. Sebelum 17 Agustus 2017, 'burung besi' buatan anak bangsa, N219 akan menjalani uji terbang atau terbang perdana. Pembuat pesawat N219, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang dibiayai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjadwalkan serangkaian uji coba agar adik dari pesawat Gatotkaca N250 itu bisa terbang mulus sebelum HUT RI ke-72.  Serangkaian uji pesawat N219 yang dijalani yaitu uji kecepatan tinggi dan mengangkat roda depan, yang sudah lancar dilakukan. Pada Jumat 11 Agustus 2017, pesawat N219 itu menjalani uji hoping, uji mengangkat terbang rendah, terus mendarat lagi. Setelah uji hoping, PT DI akan menjalani uji terbang. 

Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin mengatakan, sebelum menjalani terbang perdana, pesawat N219 harus mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan sebagai otoritas penerbangan di Tanah Air. Thomas mengatakan, izin tersebut sudah ada, namun tinggal menunggu tahapan akhir dari Kemenhub. 

"Tinggal menunggu kesiapan Tim Dirjen Perhubungan Udara untuk memverifikasi uji terbang," katanya, Kamis 10 Agustus 2017. 

Pesawat N219 merupakan pesawat angkut ringan yang memiliki kemampuan dapat beroperasi di daerah penerbangan perintis, daerah terpencil atau pedalaman yang bandaranya tak terlalu panjang. Pesawat N219 diharapkan mampu menjawab kebutuhan yang melayani operasional bandara perintis dan optimis mampu menguasai pasar pesawat terbang di kelasnya.  Selain pesawat N219, Indonesia juga menunggu akhir panjang dari pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin-turboprop, R80. Pesawat buatan Ilthabi Rekatama, PT Eagle Capital bersama PT DI itu memang masih ditargetkan beredar di langit nusantara pada 2023, sebab purwarupa R80 akan dimulai 2018 dan rampung 2021. Seperti halnya pesawat N219, pembuatan pesawat R80 yang dikawal oleh Ilham Habibie ini mempunyai semangat untuk meneruskan peluang emas kemandirian industri dirgantara Indonesia sejak 1995. 

Pada 22 tahun lalu, Indonesia sudah menapaki jalur tinggal landas untuk membangun kemandirian industri pesawat dalam negeri dengan keberhasilan uji terbang pesawat N250. Namun akhirnya akibat krisis ekonomi 1997, proyek ini dipaksa berhenti. Kemajuan dari N219 dan R80 disambut gembira disertai harapan tinggi pemangku kepentingan industri penerbangan dalam negeri.  Mantan Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Andi Alisjahbana, yakin N219 bisa mulus terbang di langit Indonesia. Sebab pesawat ini memang dihadirkan khusus sesuai dengan karakter wilayah Indonesia. 

"Pesawat N219 ini memang dirancang dan dibuat dengan teliti oleh anak bangsa sehingga sesuai dan cocok untuk keperluan transportasi antar pulau dan pedalaman di Indonesia," jelas Andi yang kini menjabat Tenaga Ahli Bidang Pengembangan Pesawat Terbang PT DI kepada wartawan, Jumat 11 Agustus 2017. 

Dia berharap, N219 sesuai yang diinginkan bisa menopang dan menghubungkan antar daerah di Indonesia. Di luar itu, pesawat ini bisa membuat penduduk pedalaman bisa terakses dengan dunia luar tak seperti sebelumnya.  Pesawat anak bangsa tersebut layaknya oase di tengah mati surinya industri penerbangan Tanah Air sejak 19 tahun terakhir. Mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menuturkan, pesawat R80 momen kebangkitan industri. Untuk itu dia berharap R80 didukung penuh pemerintah.  Sebab pembangunan pesawat regional penumpang ini butuh dana paling tidak US$600-700 juta. Dana itu dipakai mulai dari engineering, purwarupa, dan pengujian pesawat terbang baik di darat maupun udara. Ia pun mendukung pembuatan R80 sehingga bisa bersaing dengan beberapa negara yang masih membuat pesawat jenis serupa. 

Siapa sangka, meski masih dalam tahap akan uji terbang perdana, pesawat N219 sudah dipesan sebanyak 200 unit. Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohamad Nasir mengungkapkan potensi pasar untuk pesawat N219 di Indonesia tergolong cukup besar.


"Saya sudah mengumpulkan buyer. Potensial market kita 200 unit," ujar Nasir kepada wartawan saat ditemui dalam acara Penghargaan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie yang ke-10, di kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan 13, di Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.

Namun, Nasir belum membeberkan detail pembeli pesawat tenaga lokal di PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tersebut. Nasir juga memberi saran agar PT DI menambah kapasitas produksi. Saat ini, kata Nasir, kapasitas produksi PT DI masih pada angka 24 unit setahun.

Dengan demikian, menurut mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro Semarang itu, dalam waktu delapan tahun saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. "Selama lima tahun harus nambah kapasitas produksi, harus lakukan ekspansi," ujar dia.

Sebelumnya, Nasir mengungkapkan uji terbang perdana N219 akan dilakukan Rabu 16 Agustus 2017 di Bandung.  Untuk informasi, PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional atau Lapan menargetkan bisa menerbangkan perdana pesawat buatan anak negeri, N219, sebelum 17 Agustus 2017. 

Untuk mempersiapkan uji terbang sebelum peringatan HUT RI ke-72 itu, PT DI dan Lapan menjalani serangkaian uji coba pada pesawat N219. Di antaranya uji kecepatan tinggi dan mengangkat roda depan, yang sudah lancar dilakukan. Pada Jumat 11 Agustus 2017, pesawat penerus N250 itu akan menjalani uji hoping atau uji mengangkat terbang rendah, terus mendarat lagi. 

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menuturkan, untuk bisa menjalani terbang perdana, pesawat N219 harus mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan sebagai otoritas penerbangan di Tanah Air. Thomas mengatakan, izin tersebut sudah ada, namun tinggal menunggu tahapan akhir dari Kemenhub. 

Pesawat N219 dikenal sebagai pesawat generasi kedua yang dibuat Indonesia setelah pesawat Gatotkoco N250, yang terbang perdana pada 10 Agustus 1995. Pesawat N219 merupakan pesawat angkut ringan yang memiliki kemampuan dapat beroperasi di daerah penerbangan perintis.  Pesawat N219 diharapkan mampu menjawab kebutuhan yang melayani operasional bandara perintis dan optimis mampu menguasai pasar pesawat terbang di kelasnya.   

Berikut keunggulan pesawat N219 seperti dikutip dari situs PT DI:
-  Dapat lepas landas dalam jarak pendek
-  Dapat lepas landas dan mendarat di landasan yang tidak beraspal
-  Bisa self starting tanpa bantuan ground support unit
-  Dapat beroperasi dengan ground support equipment yang minim
-  Memiliki kabin terluas di kelasnya dan memiliki biaya yang kompetitif.
-  Dapat terbang rendah dengan kecepatan yang sangat rendah mencapai 59 knots.
-  Multihop Capability Fuel Tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.

Uniknya, pesawat ini perdana diterbangkan oleh pilot perempuan Chief Test Pilot PT. Dirgantara Indonesia, Kapten Esther Gayatri Saleh yang bertindak sebagai pilot pesawat turun dengan mata berlinang disambut jajaran direksi PT. DI dan instansi lainnya. 

2 dari 4 halaman

"Pesawat berjalan baik sesuai apa yang dilatihkan dan diprediksi. Semua stabil baik saat take off, terbang dan landing," ujar Esther saat disambangi di kokpit N219, Rabu ,16 Agustus 2017.

Menurutnya, hasil uji perdana ini memberikan hasil positif untuk pengembangan pesawat dalam negeri menjadi lebih maju. Hasil uji perdana ini akan jadi acuan pengembangan N219.

"Merdeka untuk Indonesia, kita bisa hadirkan produk anak bangsa. Jadi ini masih baru perdana terbang, semua unsur pesawat merespons dengan baik," katanya.

Seusai pesawat N219 mendarat mulus, seluruh jajaran PT. DI tak henti-hentinya memuji keberhasilan pengujian tersebut. Uji terbang perdana pesawat produk dalam negeri terakhir dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto 1995 dengan penerbangan pesawat Gatotkaca N250.

3 dari 4 halaman

Yuk, simak video pembuatan pesawat karya anak bangsa ini!

4 dari 4 halaman

Sumber.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya