1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Kisah Memilukan, Kedua Kakak Beradik Ini Cari Makan di Tong Sampah Sekolah Karena Tak Punya Uang

Penulis : Moana

15 Februari 2019 10:11

Kakak beradik mencari makanan di tong sampah

Planet Merdeka - Kisah memilukan kembali membuat netizen turut bersedih. Hal itu bermula ketika dua orang kakak beradik kepergok sedang mencari makanan di tong sampah. 

Dan usut punya usut mereka melakukan itu karena ibunya tak memiliki uang untuk membeli makanan yang bisa mereka konsumsi. 

2 dari 10 halaman

Ibunya merasa malu dan hancur

Hal tersebut bermula ketika seorang bocah bernama Muhammad Farish Irsyad Nor Sukaimi (10) dan kakaknuya Nur Farah Insyirah (12) mengambil makanan sisa yang ada di tong sampah Sekolah Kebangsaan Gong Pasir.

Mengetahui hal itu ibu dua anak tersebut lantas merasa sangat bersalah dan malu. Terlebih peristiwa tersebut diketahui oleh banyak orang. Mardinah Dabe Martin (35), ibu daru dua bocah tersebut pun akhirnya mengungkapkan kesedihannya. Mardinah juga merasa hatinya seakan hancur setelah mengetahui hal tersebut.

"Saya merasa malu kepada diri saya karena tidak bisa memberikan makanan untuk mereka. Ini membuat hatiku hancur semua karena aku, mereka harus melakukan hal tersebut," ujarnya.
3 dari 10 halaman

Baru saja bercerai dan memiliki 4 orang anak

Wanita asal Ranau Sabah, Malaysia tersebut ternyata baru saja bercerai dengan sang suami kurang lebih tiga bulan yang lalu. Mardinah bercerai dengan suaminya setelah mereka menjalani rumah tangga selama 14 tahun.

Atas perceraiannya itu, Mardinah harus menjaga serta merawat keempat anaknya. Mardinah tinggal di sebuah rumah kontrakan yang berada di Perumahan Taman Rakyat Jaya, Dungun, Malaysia.


4 dari 10 halaman

Miliki dua anak yang hiperaktif

Dari keempat anaknya, ternyata yang dua orang menderita hiperaktif. Sehingga Mardinah pun harus sekuat tenaga menjaga dan merawat kedua anaknya tersebut. Mardinah mengaku bahwa dirinya tak bisa bekerja secara penuh waktu karena harus menjaga kedua anaknya tersebut.

"Dua anakku menderita hiperaktif dan berusia 6 serta 7 tahun. Saya tidak dapat bekerja secara full-time karena tak bisa meninggalkan mereka sendiri. Hanya orangtua yang punya anak hiperaktif yang akan memahami betapa susahnya untuk menjaga dan merawat mereka," ujarnya.
5 dari 10 halaman

Beraharap anaknya ke sekolah lebih awal

Mardinah juga mengatakan bahwa dirinya selalu berharap agar anak-anaknya bisa datang ke sekolah lebih awal. Hal itu karena anaknya bisa mendapatkan sarapan tambahan dari sekolah sehingga mereka tak akan kelaparan.

“Saya malu ketika teman-teman memberi tahu saya bahwa anak-anak saya mencari makanan di tempat sampah sekolah mereka. Saya harus mengakui bahwa saya tidak punya uang dan berharap anak-anak saya akan sarapan di sekolah di bawah program sarapan tambahan sekolah. Itulah sebabnya saya ingin mereka pergi ke sekolah lebih awal agar tidak ketinggalan sarapan. Jika mereka datang terlambat, mereka akan lapar, ”
katanya.
6 dari 10 halaman

Sering pergi tanpa makan

Mardina juga mengatakan bahwa kedua anaknya telah menerima makanan dari sebuah program sejak Januari tahun lalu. Mardinah juga tak memungkiri bahwa pasti anak-anaknya akan merasa kelaparan. Mardinah juga mengatakan bahwa terkadang mereka pergi tanpa makan sedikit pun.

“Saya yakin mereka lapar dan tidak punya uang untuk membeli makanan tambahan di kantin sekolah. Kadang-kadang saya harus menjatah makanan dan terkadang kita semua pergi tanpa makanan selama berhari-hari," ujar Mardinah.
7 dari 10 halaman

Mardinah mengaku bergantung pada tetangganya

Mardinah pun mengaku bahwa ia hanya bisa bergantung pada tetangganya. Meski begitu, Mardinah merasa malu jika membicarakan kesulitan yang ia alami kepada tetangganya.

"Saya tidak bisa melakukan apa-apa dan banyak bergantung pada tetangga. Saya juga malu untuk berbicara dengan tetangga karena saya tidak ingin mereka tahu tentang kesulitan saya," katanya.

8 dari 10 halaman

Zakiah mengaku bahwa banyak tetangga yang simpati dengan Mardinah

Sementara itu, tetangga Mardinah yakni Zakiah Muda (47), mengatakan bahwa semua tetangga bersimpati dengan ibu empat orang anak tersebut. Bahkan mereka juga sering memberinya makanan dan tumpangan untuk mengantar kedua anaknya ke sekolah.

“Itu adalah tanggung jawab. Kita harus mencintai sesama kita. Kami akan terus membantunya. Sebagai tetangga sebelahnya, saya telah melihatnya mengunci anak-anaknya yang hiperaktif di rumah ketika dia pergi untuk membeli beberapa bahan makanan di sebuah toko tidak jauh dari rumah," ujar Zakiah.
9 dari 10 halaman

Zakiah mengerti perasaan Mardinah

Bahkan Zakiah juga mengatakan bahwa anak-anak Mardinah terkadang tak bisa tidur hingga pagi hari. Dan sebagai sesama orangtua, Zakiah pun tahu persis bagaimana perasaan Mardinah.

“Anak-anaknya juga sulit tidur. Aku bisa mendengar mereka bermain sampai hampir sholat Subuh. Sebagai seorang ibu, saya tahu bagaimana rasanya tanpa tidur yang cukup," tambahnya.
10 dari 10 halaman

Mardinah mendapat bantuan

Setelah kisahnya viral, berbagai sumbangan dan bantuan pun datang pada Mardinah dan anak-anaknya. Kebaikan hati orang-orang tersebut telah membuat Mardinah bisa tersenyum kembali dari keterpurukan dan kesulitan yang dialaminya. Ia pun mengucapkan rasa terima kasihnya pada orang-orang yang sudah mau mengulurkan tangannya untuk keluarganya.

“Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada semua yang telah membantu meringankan beban saya. Saya tidak bisa berkata-kata untuk menjelaskan rasa terima kasih saya kepada orang-orang ini, organisasi non-pemerintah, lembaga dan baru-baru ini pemerintah negara bagian atas perhatian dan simpati mereka, ” katanya
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya