1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Kisah Serda Nurul Aisawa Dimulai dari Buruh Serabutan, Anggota Black Metal Sampai Berhasil Menjadi Korps Wanita TNI AD

Penulis : Yuli Astutik

2 Juni 2021 15:08

Berhasil menjadi bagian dari Korps Wanita TNI AD adalah impian bagi sebagian besar wanita. Ini adalah sebuah tantangan besar yang patut diperjuangkan.

Termasuk oleh Serda Nurul Aisawa yang kini bertugas di Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (Ditajenad). Masa lalu yang berat pernah dijalani Nurul, bekerja mulai dari mennjadi buruh serabutan sampai menjadi pemain musik black metal.

Gadis asal Jambi ini berhasil membuktikan pada kedua orang tua bahwa dirinya dapat mengangkat derajat keluarganya. Inilah sederet kisah Serda Nurul Aisawa, seorang mantan buruh serabutan jadi Kowad TNI AD

2 dari 4 halaman

Lulus SMA Gagal Tes Polwan

Namanya Nurul, dengan sebutan itulah teman-teman memanggilnya, seorang gadis yang bercita-cita menjadi bagian dari abdi negara. Sesudah tamat SMA pada 2014, dia berusaha mendaftar menjadi Polwan, namun gagal.

Tak putus asa, dia mencoba masuk dalam bagian akademi militer TNI. Ternyata masih pupus harapan di percobaan pertama. Demikian dilansir dari Channel YouTube TNI AD.

Sebagai Tulang Punggung

Menyaksikan keadaan bapak yang tengah sakit, hingga terpaksa memakai kursi roda, membangkitkan hati Nurul.

Dia ingin dapat mandiri dan tak menyusahkan orang tua. Nurul mengatakan, biarlah pendapatan mamaknya untuk kebutuhan pengobatan bapak.

Dia mencoba berbagai pekerjaan atau buruh serabutan untuk menyambung hidupnya. Baik dari jadi personel band metal, sampai pekerjaan kasar.

3 dari 4 halaman

Masuk Anggota Black Metal

Sejak kelas 3 SMP, Nurul sudah belajar bermain musik, baik gitar, drum, sampai bass dengan temannya.

Keahliannya di bidang musik, mengantarkannya sebagai pemain band kecil-kecilan. Nurul yang suka bermain musik, pernah ditentang oleh mamaknya. Karena dianggap sebagai buang-buang waktu. Tapi dia tetap melaju dan terus tekun belajar gitar dari kakak laki-lakinya.

Akhirnya Nurul diajak oleh temannya untuk bergabung dalam band Black Metal. Dia bermain gitar dan bass begitu handal. Banyak panggilan manggung di wilayah Jambi. Uangnya sengaja ditabung untuk membeli motor.

Karyawan Warung Cabai di Pasar

Perjalanan hidup Nurul semakin berwarna. Dia ingin mencari sambilan pekerjaan lagi. Akhirnya memperoleh tawaran dari teman untuk bekerja di pasar.

Setiap malam Nurul bekerja di warung agen cabai di pasar, terkadang sampai tengah malam. Bila cabai sedang banyak, dia bisa kerja sampai subuh. Nurul akan memperoleh uang tambahan Rp5 ribu atas jasa menggendong setiap karung cabai ke pembeli.
4 dari 4 halaman

Pernah Jadi Tukang Parkir dan Cuci Motor

Pekerjaan serabutannya sebagai personel band dan karyawan agen di pasar, dirasa masih ada waktu luang yang bisa diisinya. Abang atau sapaan akrab kakak laki-laki Nurul, mengajak dirinya menjadi tukang parkir.

Pendapatan yang cukup besar baginya kala itu. Walaupun termasuk pekerjaan kasar bagi seorang perempuan. Kemudian berlanjut bersama abangnya memberi jasa mencuci motor.

Jadi Karyawan Fotocopy serta Warnet

Seiring berjalannya waktu, dia merasa ingin mempunyai pekerjaan tetap yang dapat memenuhi keinginannya memiliki motor. Nurul mendapat pekerjaan sebagai karyawan foto copy.

Memiliki pemimpin yang baik dan murah hati, dia mendapat tawaran untuk rangkap kerja sebagai penjaga warnet. Nurul merasa puas bisa bekerja di tempat itu.

Rela Jual Motor

Mengetahui bahwa ada pembukaan pendaftaran Korps Wanita TNI AD, Nurul kembali bersemangat untuk memenuhi cita-citanya dulu. Ketika membawa berkas ke Jambi, ternyata pendaftaran tahun itu hanya telah berpindah ke Palembang.

Karena sesampainya di Palembang, ternyata pendaftaran tinggal 2 hari. Demi bisa memperoleh uang untuk membeli tiket pesawat bolak-balik dari Jambi dan Palembang, dia rela menjual motor hasil tabungannya selama ini.

“Untuk bolak-balik dari Jambi ke Palembang, terus ke Jambi sama Palembang lagi, saya jual motor saya,” ujar Nurul.

Sempat Putus Asa

Keadaan Nurul yang sudah tak mempunyai motor, untuk biaya pesawat itu dirasa sudah menjadi perjuangan puncaknya jadi anggota Akmil TNI. Dia sudah begitu pasrah, kalau di kesempatan kali itu dia gagal lagi, maka sudahi saja. Nurul merasa putus asa, tidak akan lagi mencoba kesekian kalinya lagi mendaftar Akmil.

Multitalenta di Bidang Musik

Keahlian Nurul di bidang musik membawa keberuntungan tersendiri. Dia dipanggil untuk tes pertama, yakni berakting tengah memainkan musik, dari gitar, bass, dan drum.

Ketika itu, corps Ditajenad memang tengah mencari bibit muda unggul yang mempunyai kelebihan di seni musik. Nurul tidak menyangka, passion yang pernah dipandang rendah, kini berbuah manis.

Nurul Mau Berkembang

Nurul kerap memberikan sikap yang baik dan mau berkembang. Dia kerap dipuji kapten di corps nya, serta oleh Kolonel CAJ Eko Waluyo, selaku Kasubdit Binmin Diasahpra Ditajenad.

Selain itu, menurut pelatih musiknya di TNI AD Mayor CAJ Prabu, Nurul termasuk sosok yang mau belajar, cuma dengan sedikit pancingan.

“Dia mencoba terus, mengeksplor dirinya. Padahal cuma di kasih pancingan. Cello kalau duet, kalau kuartet enak lho. Sampai dia akhirnya bisa buat untuk orkes,” ujar Mayor CAJ Prabu Kasi Sikmil Ditajenad. Dilansir dari merdeka,com.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya