Lika Liku Mualaf Pemuda Dari Jepang yang Dulunya Hanya Cowok Sekuler, Namun Sekarang Tujuan Hidupnya Terarah
Penulis : Yuli Astutik
12 Juni 2021 22:24
Kisah ini berasal dari seorang pemuda asal Jepang yang menceritakan pengalamannya mengenal Islam sampai memutuskan menjadi mualaf. Pemuda tersebut bernama Kaiji Wada.
Sebelum menjadi seorang Muslim, Apapun yang Wada dengar tentang Islam adalah berbagai berita buruk tentang pemberitaan di media. Khususnya kasus serangan oleh kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS di Timur Tengah.
Pandangannya terkait Islam berubah ketika mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Brunei pada 2015. Wada mengungkapkan bahwa pengalaman itu membuka matanya seperti apa sesungguhnya para pemeluk Islam.
Ajang pertukaran pelajar ini adalah pertemuan dan komunikasi pertamanya dengan warga Muslim dan dunia Islam.
Sekembalinya kegiatan tersebut, Kaiji Wada mulai berjumpa dengan banyak Muslim lain dan belajar banyak tentang agama.
Dia bercerita telah menemukan sesuatu yang istimewa, pengalaman spiritual yang menolongnya mengetahui tujuan hidup sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk Islam pada 2017.
"Tahun ini adalah Ramadhan keempat sebagai Muslim Jepang. Saya merasa bangga dengan agama saya. Lewat ibadah, identitas saya sebagai Muslim menjadi lebih kuat," kata Kaiji seperti dilansir dari publikasi BBC News Indonesia. Dilansir dari gomuslim.co.id.
"Pikiran saya berubah. Setelah kembali (ke Jepang), saya sering bertemu orang Malaysia, Indonesia, Brunei. Mereka tenang, mereka baik.
Saya terinspirasi dengan pengalaman itu, karena itu saya tertarik pada Islam dan ingin tahu apa yang dipelajari dalam Islam," kata Kaiji.
Seperti mualaf pada lazimnya, Kaiji juga menghadapi berbagai tantangan. Bukan cuma datang dari lingkungan, tetapi dari keluarga sendiri, yang tak dapat memahami mengapa dirinya memerlukan agama.
"Awalnya ibu saya tak suka agama, bukan hanya Islam tapi semua agama. Saya pikir karena ibu tak ada pengalaman berkomunikasi langsung dengan orang Islam, hanya informasi dari media. Kalau ketemu langsung, mereka tidak bahaya," tambahnya.
Sejauh ini, cerita Kaiji lagi, sang ibu belum nyaman dengan agama yang dipilihnya. Tetapi ibunya mendukung keputusan Kaiji,sebab dia adalah anaknya. “Alhamdulilah, dia (ibu) sering kirim makanan halal untuk saya," ujarnya.
Kaiji yang bekerja sebagai CEO Career Diversity, perusahaan konsultan perekrutan tenaga kerja di Tokyo, mengaku masih sukar menemukan tempat ibadah.
“Tantangan saya adalah harus cari tempat shalat karena sedikit masjid dan juga cari makanan halal," kata dia.
Kaiji menceritakan dirinya belajar agama lewat pengajian online para ustaz Jepang. Selain itu, dia juga belajar melalui berbagai pertemuan"komunitas orang Indonesia di Jepang dan komunitas mualaf."
Dia menggambarkan kehidupannya lebih damai dalam lebih tiga tahun terakhir. Jauh berbeda dibandingkan sebelum 2017, masa yang disebutnya seperti orang yang "tak punya tujuan hidup".
"Biasanya di masyarakat Jepang, mereka sering tersesat, atau bingung [dalam menetapkan] apa yang penting dalam kehidupan mereka, apa yang benar dan tidak benar. Jadi mereka hidup untuk bekerja sampai bunuh diri, disebabkan kecapean," paparnya.
"Setelah masuk Islam semua tujuan dan jawaban tertulis di Alquran. Sekarang tujuan hidup saya sudah jelas, Alhamdulilah.
Saya termotivasi untuk kehidupan saya sendiri," kata Humas di organisasi Olive, Young Muslim Community, komunitas Muslim untuk anak muda di Jepang ini.
Angka bunuh diri di Jepang termasuk yang paling besar di dunia. Masalah keluarga, perundungan sampai kecemasan terhadap masa depan diduga menjadi faktor penyebab yang melatari kenaikan angka bunuh diri pada anak-anak muda Jepang.
Di antara pengalaman spiritual yang tak akan Kaiji lupakan ialah disaat ia umrah bersama para mualaf dari negara-negara lain.
"Saat saya melihat Kabah, saya [berpikir] saya cuma cowok Jepang biasa yang dulu sekuler, tak beragama. Kehidupan saya saat itu sangat jauh dari ajaran Islam. Siapa yang bisa bayangkan orang seperti saya berdiri di depan rumah Allah SWT, tak ada yang bisa mengatur kecuali Allah SWT. Satu hal yang tak akan saya lupakan," ungkapnya.
Ketika Idul Fitri tiba, Kaiji tak tak pulang kampung seperti orang Muslim Indonesia. Karena dalam keluarganya, hanya Kaiji yang memeluk Islam. "Saya akan kumpul-kumpul dengan saudara-saudara Muslim di masjid," tambahnya.
Tetapi karena pandemi, bermacam kegiatan di masjid seperti buka puasa dibatasi berdasarkan peraturan masjid masing-masing.
"Saya akan merayakan [Idul Fitri] dengan istri saya, insya Allah," kata Kaiji yang menikah dengan perempuan Indonesia, Yusanne Pitaloka, dilansir dari gomuslim
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik
-
Ular Raja Kobra Raksasa Haus, Minum Air Dari Semprotan Banyak Banget, Yang Ngasih Minum Berani Bang
-
Viral, Orangutan Santui Nyetir, Lihat Spion, Hati-Hati, Bisa Ngegas, Bisa Pelan-Pelan
-
Hari Pertama Masuk Sekolah, Bapac-Bapac Sangar Nan Macho Bawa Aneka Tas Kawai nan Imut Seperti Helo
-
Terlalu Semangat Mempersunting Pujaan Hati, Mas-Mas Pecahkan Meja Saat Ijab Kabul
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Harga Diri Tinggi, Monyet Ini Tersinggung Wajahnya di Cubit Orang Asing
17 Juli 2023 12:34 -
Ular Python Segede Gaban Kena Jebakan Langsung Kicep
1 Juli 2023 15:19 -
Bangganya Bapak Sopir Ini Anaknya Lulus Kuliah : Anakku Jadi Coii..
27 Juni 2023 19:09 -
Couple Goals : Dinner Bareng ?, Nangkep Uler Raja Kobra Bareng ?
26 Juni 2023 19:57 -
Tidak Umum dan Tidak Wajar, Ada Rusa Makan Uler
26 Juni 2023 12:27
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.