1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Perjuangan Mengharukan, Remaja Asal Kampar Jadi Anggota Paskibraka Nasional

Penulis : Moana

16 Agustus 2019 14:33

Kisah perjuangan Muhamat Asraf

Planet Merdeka - Kisah mengharukan dari seorang anggota Paskibraka Nasional. Ia adalah Muhamat Asraf. Asraf adalah satu dari 34 anggota Paskibraka Nasional dalam Upacara Kemerdekaan ke 74.

Asraf sendiri adalah seorang anak yatim. Dengan perjuangannya dan kegigihannya Asraf pun berhasil lolos menjadi Paskibraka Nasional. Bahkan demi bisa mendapatkan tugas mulia itu, Asraf meminjam sepatu robek milik tetangganya untuk digunakan latihan.

2 dari 15 halaman

Mewakili Provinsi Riau

Asraf adalah sosok anggota Paskibraka yang mewakili Provinsi Riau. Pada Upacara Hari Kemerdekaan RI ke 74, 17 Agustus 2019 besok, Asraf akan menjadi salah satu pengibar Sang Saka Merah Putih.

Tapi, perlu diketahui seperti apa perjuangan Asraf hingga menjadi Paskibraka nasional. Asraf tinggal bersama sang ibu, Atik di Desa Bina Baru, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, Riau.

Ia merupakan bungsu dari 3 bersaudara. Asraf lahir pada tahun 2002 lalu. Saat ini, Asraf mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Kampar Kiri Tengah dan duduk di bangku kelas 2.
3 dari 15 halaman

Ibu Asraf merasa bangga

Atik pun mengungkapkan perasaannya saat sang putra berhasil lolos menjadi anggota Paskibraka Nasional. Atik mengaku bahwa dirinya tak pernah menyangka anaknya akan menjadi anggota Paskibraka. Dan saat ini, Asraf diketahui sudah berada di Jakarta. Atik pun mengaku bangga anaknya bisa menjadi bagian dalam Upacara Kemerdekaan RI tahun ini.

"Alhamdulillah, saya bangga sekali. Sungguh saya tidak menyangka Asraf bisa lolos ke tingkat pusat," ucap Atik.
4 dari 15 halaman

Bekerja serabutan

Sehari-hari, Atik bekerja sebagai buruh serabutan. Meski demikian, ia sangat mendukung putranya untuk menjadi Paskibraka Nasional.

Atik pun mengatakan bahwa putranya sempat mengikuti berbagai proses seleksi dari sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional.
5 dari 15 halaman

Berlatih dengan sungguh-sungguh

Atik pun mengatakan pada Asraf jika memang sang anak ingin menjadi seorang anggota Paskibraka, maka ia harus berlatih dengan tekun dan sungguh-sungguh sehingga keinginannya itu bisa terwujud.

"Saya bilang ke dia, kalau memang mau jadi anggota Paskibraka, berlatihlah dengan tekun dan sungguh-sungguh," kata Atik.
6 dari 15 halaman

Pinjam sepatu robek milik tetangga

Atik pun bercerita bahwa awalnya sang anak sempat merasa minder dan sedih. Pasalnya, Atik mengungkap jika putranya tak memiliki sepatu untuk seleksi Paskibraka tingkat Nasional.

Kala itu, Atik memang tak memiliki uang untuk membeli sepatu tersebut. Namun, Atik tak menyerah sampai di situ. Demi cita-cita sang anak, Atik pun meminjam sepatu milik tetangganya yang sudah robek. Hal itu ia lakukan agar Asraf bisa mengikuti seleksi.

"Dia sempat malu sama kawan-kawannya. Jadi saya pinjam sepatu tetangga," aku Atik.
7 dari 15 halaman

Sempat muntah usai ikut latihan

Atik pun kemudian menceritakan bahwa awalnya Asraf mengikuti seleksi di sekolahnya. Namun, setelah pulang dari latihan, Asraf muntah-muntah.

"Saat itu dia muntah sampai di rumah. Dia bilang tadi ikut Paskibraka," sebut Atik.
8 dari 15 halaman

Sosok yang pendiam

Dikatakan Atik, anak bungsunya itu memiliki tinggi badan 170 cm dan memiliki cita-cita untuk menjadi polisi.

Atik mengatakan bahwa Asraf adalah sosok yang pendiam dan sangat hobi mencari ikan di sungai. Atik juga menyebut bahwa anaknya itu suka bermain bola voli.

9 dari 15 halaman

Sering menonton upacara di tv

Atik bercerita bahwa awalnya Asraf kerap menonton Upacara Kemerdekaan RI di televisi. Dan dari situ, Asraf kemudian tertarik untuk menjadi salah satu pasukan Paskibraka. Dan ternyata ia sungguh-sungguh dengan keinginannya itu dan menekuninya.

"Karena dia sering melihat upacara bendera 17-an di televisi, Asraf tertarik menjadi salah satu pasukan Paskibraka. Ternyata ia tekuni," ujar Atik.
10 dari 15 halaman

Bersyukur anaknya bisa lolos

Sejak itu, Asraf sering mengikuti kegiatan Paskibraka di sekolah, hingga akhirnya menjadi Paskibraka nasional. Atik pun bersyukur karena anaknya bisa lolos.

"Kami sangat bersyukur dan tim seleksi profesional. Kali ini mungkin baru anak jelata bisa masuk (Paskibraka) tingkat nasional," ujar Atik.
11 dari 15 halaman

Tak pernah memberikan uang saku selama latihan dan seleksi

Atik mengaku jiak dirinya tak memiliki biaya untuk anaknya yang mengikuti seleksi Paskibraka. Bahkan saat seleksi, Atik sering tak memberikan uang saku pada sang putra. Hal itu lantaran pekerjaannya yang hanya sebagai buruh serabutan.

"Saya tidak punya uang. Saya hanya kerja serabutan di kebun sawit dan karet orang lain. Kadang satu hari dapat gaji Rp 75 ribu. Itu pun enggak tiap hari," aku Atik.
12 dari 15 halaman

Tinggal di rumah bantuan pemerintah

Atik dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah bantuan Pemerintah Kabupaten Kampar. Rumah itu dibangun di atas tanah milik saudaranya. Sebelum tinggal di rumah tersebut, dia tinggal di sebuah rumah terbuat dari kayu, yang dipinjamkan oleh kakak ibunya.

"Dulu kami tinggal di rumah kayu punya kakak ibu. Tapi sekarang alhamdulillah dapat bantuan bedah rumah dari pemerintah," kata Atik.

13 dari 15 halaman

Doakan sang anak

Meski sudah tak punya suami, Atik mengaku tetap semangat untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dan salah satunya adalah Asraf. Dan siapa yang menyangka, perjuangan Atik pun membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Ditambah lagi dengan sosok Asraf yang rajin dan tekun belajar. Atik pun mengaku selalu mendoakan yang terbaik untuk ketiga anaknya.

"Ashraf ini anak yatim dari lahir. Dia anak yang rajin dan tekun belajar. Saya selalu berdoa yang terbaik buat dia dan anak-anak saya yang lain," ucap Atik.
14 dari 15 halaman

Bangga dengan sang anak

Pada saat mengikuti latihan maupun seleksi, diakui Atik, Asraf jarang sekali membawa uang. Tapi, Atik selalu memberikan semangat dan motivasi untuk Asraf. Dan kini, sang anak berhasil menjadi salah satu pasukan pengibar Bendera Merah Putih di Istana Negara. Atik pun mengaku bangga.

"Saya sangat bangga sama Asraf," ungkapnya.
15 dari 15 halaman

Merindukan sang anak

Karena putranya mengikuti seleksi dan latihan Paskibraka hingga ke tingkat nasional, Atik pun mengaku sangat merindukan Asraf. Dan ia pun tak bisa menghubungi sang anak. Meski demikian, Atik mendoakan sang anak agar nantinya bisa menjalankan tugasnya dengan lancar.

"Saya kangen sekali sama dia. Dia gak pegang HP jadi enggak bisa dihubungi. Saya harap Asraf sukses pada saat pengibaran bendera nanti," tutup Atik.

Untuk diketahui, dua orang Paskibraka nasional perwakilan Riau, yakni Muhamat Asraf dan Tri Setya Negara Putri, siswi SMA 1 Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya