Suami Harus Mengutamakan Siapa Ibunya atau Istri?, Ini Keterangan dalam Alquran Serta Hadist
Penulis : Yuli Astutik
27 April 2021 16:35
Seorang suami mempunyai peran dan tanggung jawab yang lebih besar, di antaranya ialah peranan serta tanggung jawabnya kepada istrinya. Sebab seorang istri sepenuhnya menjadi hak serta tanggung jawab suami. Tetapi demikian, seorang suami pun tetap berkewajiban untuk menafkahi orangtuanya. Sebab orangtua merupakan tanggung jawab anak laki-laki (suami).
Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah Saw., “Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita? Rasulullah menjawab: “Suaminya” (apabila sudah menikah). Kemudian Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya lagi: “Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki? Rasulullah menjawab: “Ibunya,” (HR. Muslim).
Dari hadist tersebut jelas bahwa ibu merupakan tanggung jawab anak laki-laki (suami). Tetapi yang terjadi sekarang lazimnya berbeda. Seorang suami sepenuhnya dipunyai oleh istri. Padahal masih ada orang tuanya yang wajib dinafkahi.
Lantas, siapakah yang lebih diutamakan oleh seorang suami, apakah bakti suami sebagai anak terhadap ibunya ataukah kewajiban suami terhadap istrinya?
Ibu ataukah istri yang harus diutamakan suami?
Ini adalah persoalan yang amat sukar bagi laki-laki.
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” [HR. Bukhari no.5971 dan Muslim no.2548]
Maka bila Anda seorang istri dari suami yang seperti itu, hendaknya dukung dengan baik supaya suaminya selalu menjalankan berbagai ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Berbakti kepada orang tua atau birrul wâlidain utamanya kepada ibunya serta menyambung tali silaturahmi dengan baik pada orang tua sesudah menikah adalah bentuk suatu ketaatan kepada Allah yang amat baik.
Dari hadis tersebut, sudah disebutkan bahwa yang berhak terhadap seorang laki-laki ialah ibunya. Tetapi bukan berarti seorang suami bebas menelantarkan isteri demi seorang ibu. Itu salah, sebab Ibu serta istri mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dalam islam, kedua-duanya harus diutamakan serta dimuliakan.
Namun yang harus diingat bahwa seorang ibu yang Saleh akan melahirkan anak yang shalih sampai tumbuh jadi suami yang shalih juga. Sedangkan isteri yang shalih akan menjadikan rumah tangga suaminya penuh dengan cinta serta kasih sayang, bahu membahu suami dalam menjalankan ketaatan kepada Allah serta memenuhi kewajiban suaminya sebab seorang wanita merupakan milik suaminya serta seorang laki-laki ialah milik ibunya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkanmu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “ah” kepada keduanya. dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia,” (QS. Al-Isra’: 23).
Dari ayat tersebut jelas perintah Allah untuk berbakti kepada orang tua. Jadi seorang istri seyogyanya menyadari akan kewajiban suaminya untuk berbuat baik serta berterima kasih kepada kedua orang tuanya.
Dengan menolong suami berbuat kebaikan maka Allah akan menolong seorang istri dengan menumbuhkan cinta kasih yang mendalam di hati suaminya. Dan suami pun akan bangga mempunyai istri yang senantiasa mendorongnya untuk berbuat kebaikan serta menyayanginya dengan penuh kasih sayang, serta menyayangi dan menghormati kedua orangtuanya.
Sesungguhnya, bila seorang istri berbuat baik kepada mertua, dengan memberlakukan mereka layaknya orangtuanya sendiri, maka mertua pun akan baik dengannya. Maka dari itu, seorang isteri haruslah patuh serta taat kepada suaminya, sebab mereka adalah imam baginya. Demikian pula dengan seorang suami, sudah seharusnya menyayangi dan memuliakan isterinya.
Seperti hadits berikut,”Seandainya aku (dibolehkan) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain maka pasti aku perintahkan seorang isteri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Muslim)
Seorang suami wajib ingat bahwa istri serta orang tuanya mempunyai kedudukan yang mulia. Dengan istrinya pulalah seorang suami nantinya akan melahirkan keturunan baginya, dilansir dari gomuslim.
Sumber : https://gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2019/11/14/15887/-p-suami-prioritaskan-ibunya-atau-istri-ini-penjelasan-dalam-alquran-dan-hadist-p-.html
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik
-
Ular Raja Kobra Raksasa Haus, Minum Air Dari Semprotan Banyak Banget, Yang Ngasih Minum Berani Bang
-
Viral, Orangutan Santui Nyetir, Lihat Spion, Hati-Hati, Bisa Ngegas, Bisa Pelan-Pelan
-
Hari Pertama Masuk Sekolah, Bapac-Bapac Sangar Nan Macho Bawa Aneka Tas Kawai nan Imut Seperti Helo
-
Terlalu Semangat Mempersunting Pujaan Hati, Mas-Mas Pecahkan Meja Saat Ijab Kabul
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Harga Diri Tinggi, Monyet Ini Tersinggung Wajahnya di Cubit Orang Asing
17 Juli 2023 12:34 -
Ular Python Segede Gaban Kena Jebakan Langsung Kicep
1 Juli 2023 15:19 -
Bangganya Bapak Sopir Ini Anaknya Lulus Kuliah : Anakku Jadi Coii..
27 Juni 2023 19:09 -
Couple Goals : Dinner Bareng ?, Nangkep Uler Raja Kobra Bareng ?
26 Juni 2023 19:57 -
Tidak Umum dan Tidak Wajar, Ada Rusa Makan Uler
26 Juni 2023 12:27
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.