1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. INSPIRA

Tutup Tahun dengan Donasi Pendidikan untuk Panti Asuhan

Penulis : Juanita Rahma

29 Desember 2020 00:33

Pilihan Kegiatan Akhir Tahun dengan Solidaritas dan Filantropi

Apakah Anda sudah menyusun rencana untuk menutup tahun 2020? Apapun rencana Anda, pastikan untuk selalu mengikuti protokol kesehatan ya, karena berbeda dengan biasanya, tahun ini akhir tahun masih dibayang-bayangi pandemi COVID-19 yang belum usai. 

Jika Anda belum memiliki rencana khusus untuk menutup tahun 2020, maka alternatif yang dilakukan High Desert International (HDI), perusahaan social network marketing atau MLM terkemuka yang juga terkenal dengan berbagai aksi sosialnya dan berkolaborasi dengan platform filantropi digital benihbaik.com menarik juga untuk Anda dukung. 

Menutup perjalanan tahun 2020 ini dengan segala pahit-manisnya, HDI dan benihbaik.com meluncurkan inisiatif pengumpulan donasi dan penyediaan program pendidikan melalui program ‘Make Life Meaningful - Hope for a Better Life’ yang ditargetkan menjangkau lebih dari 10.000 anak panti asuhan di Indonesia.

Dalam Press Conference Virtual (22/12), Brandon Chia, CEO dan Chairman HDI menuturkan sejak awal hadir di Indonesia pada tahun 1993, HDI memang berorientasi mensejahterakan masyarakat dan menolong sesama. "Kali ini berkolaborasi dengan benihbaik.com, HDI meluncurkan program ‘Make Life Meaningful - Hope for a Better Life’, program pemberdayaan anak-anak panti asuhan yang hingga kini berhasil menjangkau 10.317 orang anak di 136 panti asuhan di Indonesia, tentu saja kami harap angka ini akan bertambah seiring dengan penambahan jumlah donasi yang berhasil kami kumpulkan," papar Brandon Chia. 

Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tercatat hingga 2019 terdapat 106.406 anak di 4864 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)/Panti Asuhan terdaftar di seluruh Indonesia. Hasil penelitian Kemensos, UNICEF dan Save The Children memberi gambaran yang komprehensif tentang kualitas pengasuhan dalam panti asuhan di Indonesia, di antaranya panti asuhan lebih berfungsi sebagai lembaga penyedia akses pendidikan daripada sebagai lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orang tua atau keluarganya, sebab ternyata 90% anak yang tinggal di panti asuhan masih memiliki orang tua dan dikirim ke panti asuhan dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan.

Berbicara di forum yang sama, Pengamat Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran, Dr. Budi M. Taftazani, S.Sos., MPSSp. mengakui motivasi dari keberadaan anak-anak dari keluarga tidak mampu di panti asuhan justru agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya. "Mereka umumnya masih memiliki orang tua, baik orang tua lengkap, maupun tunggal, akibatnya fungsi panti bergeser menjadi pengganti fungsi keluarga. Untuk itu, para penyelenggara panti seharusnya menjalankan Standar Nasional Pengasuhan Anak serta lembaganya sendiri sebaiknya disertifikasi,” papar Budi M. Taftazani.

UU dan PP yang mengatur Panti Asuhan menekankan pada pemenuhan hak-hak anak seperti tugas perlindungan anak untuk menghindarkan anak dari keterlantaran, eksploitasi dan kekerasan, dan juga pemenuhan pendidikan. Proses pendidikan ini selama ini diserahkan kepada lembaga pendidikan formal di sekolah.

Selanjutnya, Budi juga menegaskan bahwa pada kenyataannya, anak-anak di Panti Asuhan membutuhkan perhatian khusus, karena berasal dari latar belakang yang terpisah dari keluarga dibandingkan anak-anak yang memiliki orang tua lengkap atau tinggal dengan keluarga. Program pengasuhan di Panti Asuhan hendaknya disiapkan untuk mendukung pendidikan umum yang diterima di sekolah, ditambah pendidikan budi pekerti dan keagamaan, serta seharusnya panti ditempatkan sebagai the last resource terutama bagi anak yang masih memiliki orang tua, sehingga hak anak untuk tinggal bersama keluarga tetap diperhatikan.

"Jadi, anak-anak di panti asuhan membutuhkan bimbingan dan motivasi khusus untuk mencapai cita-cita dan impiannya, seperti jika mereka mereka tinggal di dalam keluarga yang harmonis. Pastinya ini bukan hal mudah, oleh karena itu dukungan eksternal dari masyarakat menentukan kemampuan panti asuhan di dalam upayanya memberi pengasuhan optimal bagi anak-anak yang dititipkan di sana," papar Budi M. Taftazani.

Bagi HDI sendiri, sebenarnya kegiatan sosial semacam ini bukanlah hal baru. Selama pandemi COVID-19 menyerang Indonesia saja, HDI telah meluncurkan berbagai program sosial, mulai dari kerja sama dengan Kemenkes untuk menyediakan suplemen imunitas PropoelixTM bagi pasien karantina di Pulau Sebaru pada awal munculnya COVID-19 di Indonesia, lalu dilanjutkan dengan program HDI Peduli Pejuang Medis yang mendistribusikan masker dan suplemen imunitas bagi tenaga medis di seluruh Indonesia dan pembagian Clover Honey buat anak-anak di ratusan panti asuhan pada bulan Ramadhan tahun ini.

Di masa pandemi ini, memang bisnis HDI mengalami double momentum. Di satu sisi, masyarakat membutuhkan produk-produk HDI yang berasal dari madu dan hasil perlebahan untuk membantu membangun daya tahan tubuh dan imunitasnya. Di sisi lain, masyarakat membutuhkan usaha yang efektif dan efisien mengatasi krisis finansial. Oleh karena itu, sejak pandemi, HDI mencatat pertumbuhan yang sangat menggembirakan.

“Oleh karena itu, di masa krisis ekonomi ini, HDI berkomitmen mendampingi masyarakat Indonesia sepanjang masa krisis dan pemulihan pasca pandemi COVID-19. Selain itu, sudah jadi bagian corporate culture di HDI bahwa keuntungan kembali digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," papar Brandon Chia.

Untuk mengeksekusi program ini, HDI menggandeng Yayasan Benih Baik Indonesia (YBBI) yang mengelola platform filantropi digital Benih Baik yang didirikan Andy F. Noya, Khristiana Anggit Mustikaningrum, dan Firdaus Juli. YBBI memang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap beragam isu sosial, kemanusiaan, kebudayaan, keagamaan, dan kesejahteraan sosial lainnya yang mengalami kesulitan memperoleh dukungan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan dasar, pengembangan diri, dan atau potensi ekonomi atau operasional lainnya dalam waktu yang singkat.

Presenter dan Tokoh Sosial, Andy F. Noya di acara yang sama juga berharap bahwa melalui platform ini, masyarakat juga tertarik untuk ikut mendukung program ini. “Melalui program ‘Make Life Meaningful - Hope for a Better Life’, HDI dan benihbaik.com ingin memastikan bahwa semua anak di Indonesia, terutama yang kurang mampu, memiliki harapan dan kesempatan untuk sukses melalui motivasi, disiplin dan pendidikan,” ungkap Andy F. Noya.

Arsitek dari program pendidikan anak-anak panti asuhan ini tak lain dan tak bukan adalah Julianto Eka Putra, pendiri Sekolah SPI dan peraih penghargaan Kick Andy Heroes 2018. “Di tahun pertama, HDI akan fokus membangun harapan anak-anak di panti asuhan. Sebagaimana dipraktekkan di dalam bisnisnya, HDI memberdayakan masyarakat dengan membangun mimpi (dream), cita-cita dan goal setting. HDI ingin anak-anak panti asuhan memiliki harapan yang sama, yaitu mimpi akan kehidupan yang lebih baik,” papar Julianto Eka Putra.

Dukungan HDI sendiri berupa program internal bagi seluruh enterprisers HDI, yaitu setiap pembelian triple honey set, enterpriser (member) HDI akan menjadi bagian dari gerakan untuk masa depan anak Indonesia ini, dengan mendonasikan dream books bagi anak-anak di panti asuhan yang akan membantu mereka memvisualisasikan cita-citanya, serta buku-buku pelajaran dan bacaan untuk anak-anak.

Sejak 1 - 20 Desember 2020, enterpriser HDI telah berhasil mengumpulkan donasi senilai Rp 872.720.000 dan ditargetkan mencapai Rp 1 Miliar di akhir Desember 2020. Jika Anda tertarik dengan ide ini, Anda juga bisa berdonasi melalui tautan ini

Dream Book sendiri merupakan fondasi bagi pendidikan terbuka yang telah sukses dipraktekan di Sekolah SPI dan berhasil mengubah pola pikir anak-anak dari keluarga kaum dhuafa menjadi anak-anak yang bersemangat dan bermental kewirausahaan,” ungkap Julianto Eka Putra.

Pemberian donasi ini pun rencananya akan dikawal Julianto Eka Putra dan tim alumni Sekolah SPI yang akan membantu implementasi program ini dengan melakukan pemberdayaan pada koordinator Panti Asuhan, agar mampu memfasilitasi program pendidikan ini.

“Melalui distribusi dream book ini, HDI ingin memperkaya pikiran anak-anak panti asuhan, memberi mereka harapan dan pendidikan praktis untuk mempelajari nilai-nilai moral yang baik, integritas yang tinggi dan nilai kerja keras sejak muda, dan tidak berkecil hati oleh kegagalan dan kemunduran,’pungkas Julianto Eka Putra.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : juanita-rahma

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya