1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. LIFESTYLE

Ikan Mas Menu Favorit di Indonesia, Namun di Australia Jadi Hama Berbahaya

Penulis : Yuli Astutik

1 April 2021 10:19

Planet Merdeka - Bagi rakyat Indonesia, ikan mas ialah lauk favorit yang dapat dijodohkan dengan lalapan, namun bagi Australia, mereka adalah hama buat ekosistemnya 

Berbahaya? Bagaimana tidak, para peneliti menduga  jumlah ikan mas di sana mencapai 360 juta ikan mas. Jumlah itu berpotensi menyumpal  saluran air Australia dalam satu tahun "basah".

Saking berbahayanya, nyatanya  Australia berwujud  program khusus buat membatasi  "hama" tersebut. Nama programnya Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional.

Laman abc.net.au melaporkan, para peneliti telah mengidentifikasi biomassa dan kepadatan spesies hama perusak dalam studi pertama di Australia yang diterbitkan pada jurnal Biological Conservation. Tim peneliti menyusun data dari 4.831 lokasi di bermacam tipe habitat tergolong sungai, danau, lahan basah, dan memakai pendekatan berbasis model untuk menduga sebagian banyak ikan mas yang ada di aliran air.

2 dari 4 halaman

Dr Lyon, mengatakan, sebagian situs ialah lahan basah di Victoria tengah, lahan basah dataran banjir di Lower Murray-Darling Basin Australia Selatan, dan daerah tangkapan Sungai Lachlan.

Ikan mas (Cyprinus carpio) dikenal sebab menyedot lumpur dan berimbas negatif pada kualitas air. Karena itu, ikan itu merupakan ancaman nyata bagi keanekaragaman hayati Australia.

3 dari 4 halaman

Membatasi Populasi

Pemerintah federal pertama kali mengumumkan dana USD15 juta untuk Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional dan penelitian tentang potensi pelepasan virus herpes ikan mas yang kontroversial (Cyprinid herpesvirus-3). Virus ini dibuat sebagai agen pembatas biologis untuk hama pada Mei 2016. Tetapi rencana tersebut telah ditunda beberapa kali dan tetap tak lengkap.

Departemen Pertanian, Air, dan Lingkungan mengatakan sedang bekerja dengan Perusahaan Penelitian dan Pengembangan Perikanan (FRDC) dan Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO), untuk merampungkan penelitian yang sedang berlangsung. Penelitian diupayakan akan selesai pada paruh kedua tahun 2021.

Departemen tersebut, mengatakan, selain mengintegrasikan penelitian ilmiah yang tersisa, rencana tersebut hampir selesai dan akan dipertimbangkan oleh semua Pemerintah Australia dan di umumkan ke publik setelah selesai.
4 dari 4 halaman

Namuni banyak nelayan komersial, seperti Garry Warrick dari Barmera, di Riverland Australia Selatan, skeptis terhadap virus herpes ikan mas dan Imbas ikan mas mati terhadap spesies asli lainnya.

"Anda tidak akan pernah bisa mengeluarkan semua karpernya, bahkan dengan virusnya," kata Warrick.

Dia mengatakan dirinya sudah terlibat dalam beberapa percobaan untuk Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional yang dijalankan di perairan terpencil di Riverland. Dan dia takut akan hasilnya.

"Mereka menempatkan enam ton ikan mas mati ke perairan terpencil untuk melihat pengaruhnya terhadap air di belakang dan itu benar-benar membunuh semua ikan mas hidup di sungai karena mereka kehabisan oksigen dan air menjadi hitam," kata Warrick.

“Jadi, itu mungkin akan membunuh semua ikan asli di sana juga,” katanya khawatir.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya