1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. LIFESTYLE

Kepastian itu diperlukan, bukan alasan, bukan harapan palsu

Penulis : Deka Adrianto Utomo

15 Juni 2016 13:29

Di suasana siang ini ketika ditemani lagunya Maliq D’Essential – Coba Katakan ? dari situ sebenarnya banyak yang bisa kita ambil mengenai konsep menjalin sebuah komitmen dalam sebuah hubungan.

Dalam lagu tersebut lebih menonjolkan antara Harapan dan Kepastian dalam sebuah hubungan itu sendiri. Dalam beberapa waktu akan banyak pembahasan dan perbincangan mengenai apa sih sebenarnya tujuan kalian pacaran ?

Jawaban yang keluar dari mulut kita pasti beraneka ragam. Bagi generasi muda sekarang mungkin akan berpendapat seperti ingin ada yang nemenin makan atau nonton, ada yang jawab biar ada yang ngucapin selamat tidur, ada juga yang jawab biar ga kalah sama temen, dan masih banyak lg jawaban2 yang terdengar asal tetapi sungguh terjadi.

Namun dari semua jawaban tersebut apabila kita ingin tahu jawaban yang dewasa terkesan logis dan memikirkan untuk ke depan adalah : ingin mengenal lebih dalam seseorang yang kelak akan menjadi teman hidup kita selamanya !

Lalu, sebenarnya seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengenal si dia ? 1 tahun ? 2 tahun ? 6 tahun ? 7 tahun ? Perlu diingat, cinta atau lebih tepatnya perasaan cinta itu akan selalu berjalan mendampingi dalam sisi humanisme kita.

Selebihnya, komitmenlah yang berbicara karena semakin lama kita bermain dgn waktu maka kita akan semakin menemukan rintangan yang akan menguji perasaan cinta kita untuk mendewasakan kita dalam mengambil langkah-langkah yang dominan dalam hubungan yang sedang dijalani.

Dalam menjalani sebuah hubungan kita pastilah memiliki harapan, dan harapan paling besar adalah “semoga berjodoh”. Namun apapun itu harapan tetaplah bernama harapan jika tidak ada kepastian.

Terkadang seseorang akan berpikir buat apa menjalani hubungan jika tidak jelas kedepannya mau dibawa kemana? menyia-nyiakan waktu, menggali lubang sendiri untuk suatu saat terjatuh kedalamnya. Harapan bisa berujung menjadi pesakitan jika tidak ada kepastian untuk bisa kapan segera terwujud.

Bagaimana sebuah harapan bisa berujung kecewa dan sedih. Kepastian itu diperlukan, bukan alasan, bukan harapan.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : deka

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya