Literatur Dosen Universitas Airlangga: Produk Tembakau Dipanaskan Lebih Rendah Risiko
Penulis : Rahmad
25 Februari 2021 21:48
Tembakau yang dipanaskan berada dalam kategori yang berbeda dari rokok
Planet Merdeka - Sebuah literatur karya Dosen Universitas Airlangga, Sho'im Hidayat menyebut produk tembakau dipanaskan lebih rendah risiko ketimbang tembakau dibakar seperti rokok.
Literatur berjudul “Profil Kandungan dan Perbandingan Senyawa Kimia antara Aerosol dari Produk Tembakau yang Dipanaskan dengan Asap Rokok yang Dibakar” menyimpulkan bahwa, tembakau yang dipanaskan berada dalam kategori yang berbeda dari rokok, karena tidak dibakar, sehingga yang dihasilkan berupa uap atau aerosol, bukan asap.
"Produk tembakau yang dipanaskan bekerja dengan cara memanaskan batang tembakau dalam rentang suhu tertentu sehingga menghasilkan aerosol, berbeda dengan rokok yang membakar tembakau sehingga menghasilkan asap" kata Sho'im selaku dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.
Banyak senyawa
Asap rokok terdiri dari air sebesar 31 persen, sedangkan 69 persen sisanya terdiri dari gliserol sebesar 5 persen, nikotin sebesar 4 persen, propilen glikol sebesar 3 persen, serta komponen lainnya dimana terdapat banyak senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya, termasuk tar, kumpulan senyawa kimia yang bersifat karsinogenik. Sejumlah senyawa di antaranya tersusun dari partikel padat."Sedangkan aerosol yang dihasilkan produk tembakau yang dipanaskan mengandung lebih dari 90 persen partikel cair. 75 persen kandungannya adalah air dan 25 persen lainnya terdiri dari nikotin 3 persen, gliserol 10 persen, dan komponen lainnya. Ini jelas berbeda dengan asap rokok," jelas Shoi’im yang juga merupakan ahli toksikologi.
"Berdasarkan perbedaan komposisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya yang jauh lebih rendah daripada rokok. Perbedaan-perbedaan dan hasil kesimpulan ini harus disosialisasikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat agar mendapatkan informasi yang akurat mengenai produk tembakau yang dipanaskan," terang Sho’im.
"Yang perlu diingat adalah fakta bahwa nikotin bukan penyebab utama dari berbagai penyakit terkait merokok, meskipun nikotin dapat menyebabkan ketergantungan," tutup Sho’im.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad
-
Kucing Oren Manjalita, Ngga Mau Makan Kalau Ngga Dipuji dan Disuapin
-
Anji*ng di Nikahin, Pakai Upcara Adat, Habis Biaya Ratusan Juta
-
Ngakak Abist, Momen Mahasiswi Nagku Sok Sok an Rajin di Daily Vlog Diketawain Sama Uminya
-
Bikin Kaget dan Terkejoet, Lukisan Corat-Coret Karya Pelukis Ini dihargai Rp 14,5 M!
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pertama Kali Lihat Pengamen, Pace Asal Suku Dani Papua Ini Keheranan
21 Juni 2023 19:33 -
Gokil Bin Viral, Mulung Barang Bekas Dapat iPhone 12 Pro Dong
19 Juni 2023 14:11 -
Cara Agar Sepatu Tidak Licin Di Lantai Tanpa Ribet
6 Juni 2023 20:31 -
Rahasia Artis Senior Widyawati Selalu ampil Cantik dan Percaya Diri di Usia Lanjut
13 Desember 2022 21:28 -
Deretan Potret Gaya Terbaru Risty Tagor yg Disebut Netizen Tidak Tampil Syar'i lagi
8 November 2022 09:21 -
Ciptakan Rasa Otentik, RM Padang Payakumbuah Semakin Populer
18 September 2022 07:25
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.