Manguak Motif Batik Sudagaran yang Tumbuh Subur Di Luar Keraton Surakarta
Penulis : Rahmad
25 Maret 2019 16:31
Batik karya saudagar ini tak kalah bagusnya dengan keraton
Planet Merdeka - Dikalangan pecinta Batik, nama Hartono Sumarsono sudah sangat familiar. Setelah memulai bisnis batik berlabel Batik Kencana Ungu pada 1972 di Jakarta, dirinya tertarik untuk menjadi seorang kolektor sekaligus pelestari kain tradisional Indonesia ini.
Berawal dari kekhawatirannya akan kelestarian kain batik dan semakin banyaknya keberadaan batik-batik langka yang mulai dijual-belikan oleh orang asing ke luar negeri, membuat Hartono terpanggil untuk membuat suatu karya.
Lewat sebuah buku, Ia mencoba untuk memberikan informasi seputar batik yang ada di seluruh Indonesia untuk generasi sekarang dan juga yang akan datang.
Hartono memulai langkahnya dengan berburu kain batik lawas dan langka, serta mencari narasumber yang mumpuni dalam hal perbatikan.
Hartono sudah berhasil membuat empat buku, mulai dari Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Benang Raja Menyimpul Keelokan Batik Pesisir, Batik Garutan, dan Batik Betawi.
Isi buku hampir 80 persen memuat gambar-gambar batik.
Tahun ini, Hartono mengeluarkan buku kelimanya yang bertajuk Batik Sudagaran Surakarta. Buku tersebut dirilis di sela ajang Adiwastra Nusantara 2019, yang berlangsung di panggung utama hall B, JCC Senayan, Jakarta.
"Buku terbaru ini tentang batik Sudagaran Solo. Ini koleksi batik yang dibuat oleh saudagar di luar keraton. Di keraton sendiri tak sembarangan orang boleh menggunakan batik khas keraton. Dan ternyata batik karya saudagar ini tak kalah bagusnya dengan keraton," tutur Hartono.
Sesuai tema yang diangkat yaitu Wastra adati generasi milenial, Hartono berharap kalau bukunya ini bisa menjadi sebagai salah satu pondasi bagi kaum milenial untuk peduli erhadap budaya nusantara, khususnya batik. Ia mengaku membuat buku tentang batik itu wujud dari keinginan untuk membantu kaum milenial mencari referensi dalam hal batik.
Dalam buku-buku batik yang dikeluarkan oleh Hartono, memang mempunyai ciri khas dalam tampilan dan isi buku yang hampir 80 persen memuat gambar-gambar batik, dan sedikitnya ada sekitar 200 motif batik yang ditampilkan dari berbagai referensi.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad
-
Kucing Oren Manjalita, Ngga Mau Makan Kalau Ngga Dipuji dan Disuapin
-
Anji*ng di Nikahin, Pakai Upcara Adat, Habis Biaya Ratusan Juta
-
Ngakak Abist, Momen Mahasiswi Nagku Sok Sok an Rajin di Daily Vlog Diketawain Sama Uminya
-
Bikin Kaget dan Terkejoet, Lukisan Corat-Coret Karya Pelukis Ini dihargai Rp 14,5 M!
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pertama Kali Lihat Pengamen, Pace Asal Suku Dani Papua Ini Keheranan
21 Juni 2023 19:33 -
Gokil Bin Viral, Mulung Barang Bekas Dapat iPhone 12 Pro Dong
19 Juni 2023 14:11 -
Cara Agar Sepatu Tidak Licin Di Lantai Tanpa Ribet
6 Juni 2023 20:31 -
Rahasia Artis Senior Widyawati Selalu ampil Cantik dan Percaya Diri di Usia Lanjut
13 Desember 2022 21:28 -
Deretan Potret Gaya Terbaru Risty Tagor yg Disebut Netizen Tidak Tampil Syar'i lagi
8 November 2022 09:21 -
Ciptakan Rasa Otentik, RM Padang Payakumbuah Semakin Populer
18 September 2022 07:25
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.