1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. LIFESTYLE

Penjualan Hampers Lewat Platform Digital Meningkat Saat Lebaran

Penulis : OctaWilly

20 Mei 2022 02:34

Sebagian besar orang mengunggah momen tersebut di akun pribadi sosial medianya.

Planet Merdeka - Tradisi mengirim hantaran seperti hampers menjadi pilihan masyarakat, terutama saat hari raya Idul Fitri.

Salah satu tujuan mengirimkan hampers agar tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, memberi dukungan hingga merayakan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal dan tahun baru.

Tradisi ini mengalami tren peningkatan, terutama saat momen perayaan hari besar dan terlebih ketika pandemi Covid-19 menyerang dunia dan juga Indonesia.

Tradisi berkirim hampers sering dilihat di laman media sosial.

Sebagian besar orang mengunggah momen tersebut di akun pribadi sosial medianya, terlebih saat hampers yang diberikan atau diterima sangat memikat dan enak dilihat.

Tren pemberian hampers ini juga ternyata menjadi salah satu jalan bagi beberapa merk lokal untuk membuat sesuatu yang unik dan juga ramah di kantong agar menarik perhatian konsumen.

Mereka yang merasakan peningkatan keuntungan sangat dahsyat ketika tren pemberian hampers adalah tiga merk lokal, yaitu Toko Kopi Gayo, Pipiltin Cocoa dan Endorphins Cookie.

Penasaran bagaimana cerita dari ketiga merk lokal tersebut?

2 dari 2 halaman

1. Pipiltin Cocoa

Irvan Helmi, pendiri Pipiltin Cocoa, mengatakan, tahun ini pendapatan dari bisnis hampers naik sebesar 3 kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Hal yang paling unik adalah ketika Pipiltin Cocoa mendapatkan konsumen yang justru sebelumnya tidak pernah memesan Pipiltin Cocoa.

"Kami sengaja launching paket hampers secara online di platform e-commerce," katanya.

Berkat ini, lanjut Irvan Helmi, "Kami melihat kenaikan jumlah pembeli online yang meningkat drastis. Customer baru juga kami lihat belanja di Pipiltin Cocoa secara online."

Produk yang ditawarkan sangat beragam. Salah satu yang paling laris adalah cokelat bar dengan beberapa varian rasa.

"Hampers kami Indonesia banget rasanya, ada beberapa single origin cokelat kami yang banyak kehabisan. Permintaan pun meningkat tajam sampai 3-4x lipat dari biasanya," ucap Irvan Helmi.

Pipiltin Cocoa yang merupakan brand cokelat asli Indonesia ternyata bekerja sama dengan petani lokal untuk menerapkan pola pertanian secara organik untuk menghasilkan cokelat terbaik.

Tidak hanya mengutamakan keuntungan dalam segi penjualan, Pipiltin Cocoa juga menginisasi gerakan untuk membantu para petani cokelat dengan memberikan bibit cokelat unggul untuk mengejar ketertinggalan.

Program ini bernama #1000BibitUntukPetaniBali yang diluncurkan di salah satu platform e-commerce asal Indonesia, yaitu Tokopedia.

2. Endorphins Cookie

Brand lokal ini fokus menjual cookies. Leonard Utomo, pemilik Endorphins Cookie, mengatakan, jualan secara daring awalnya tantangan, terutama untuknya yang lebih berpengalaman dalam mengembangkan bisnis luring atau offline.

Berdiri saat awal pandemi di tahun 2020 dan dihadapkan dengan momen lebaran juga menjadi tantangan bagi Endorphins Cookie untuk memenuhi permintaan pasar.

Karena momentum ini, Endorphins Cookie akhirnya mengeluarkan inovasi produk berupa paket hampers dengan berbagai jenis dan harga yang terjangkau.

Tidak disangka, reaksi konsumen cukup baik dan produk tersebut mengalami permintaan yang tinggi.

"Lumayan tinggi penjualan hampers, khususnya hari-hari besar. Setahun ada empat kali lah peak season kita, Natal, Lebaran ada juga Chinese New Year dan Valentine," kata Leonard Utomo.

"Selama 4 season ini biasanya memang penjualan kita lebih banyak ada di hampers," ucapnya.

Pendapatan dari hampers cukup banyak berasal dari korporasi dan individu yang langsung memesan lewat secara online platform e-commerce.

Leonard Utomo mengatakan, berkat berbagai platform e-commerce konsumen semakin tahu produk Endorphins dan menjadi tempat belajarnya untuk terus berkembang dan membesarkan bisnisnya.

3. Toko Kopi Gayo

Kopi sudah menjadi minuman yang tidak bisa terlewatkan bagi sebagian orang.

Tidak heran jika Toko Kopi Gayo menjadi salah satu merk kopi lokal yang meraih banyak keuntungan di tengah pandemi, terutama berkat penjualan hampers secara online.

Iwan Aramiko, pemilik Toko Kopi Gayo, menjelaskan perjalanannya membangun Toko Kopi Gayo sejak akhir 2012.

Iwan Aramiko coba menjual kopi dalam bentuk kemasan kecil saat dia tinggal di Aceh dan baru mulai bergabung dengan platform e-commerce pada 2016.

Iwan mengaku banyak terbantu adanya platform e-commerce, salah satunya Tokopedia yang digunakannya untuk berjualan online.

Iwan Aramiko mengatakan, fasililtas gudang pintar milik Tokopedia, Dilayani Tokopedia, sangat memudahkan bisnisnya dalam melakukan penambahan dan pengiriman stok melalui gudang terdekat dari lokasi pembeli dengan biaya yang terjangkau.

Sama seperti merk lokal lainnya, selama bulan Ramadan, Toko Kopi Gayo mengalami peningkatan pesanan cukup signifikan.

"Kira-kira dua bulan lalu sekitar Rp 30 juta-an, bulan Ramadan ada peningkatan sekitar Rp 40 juta-an," kata Iwan Aramiko.

"Ada beberapa riset yang kita baca, penjualan di platform e-commernce meningkat di bulan puasa dan kopi cukup diminati, dari riset itu kita bikin stok banyak secara online," lanjutnya.

Selain itu, dengan adanya platform e-commerce, ia bisa menjangkau customer yang tadinya hanya di sekitar Aceh menjadi seluruh Indonesia. [*octa]
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : octawilly

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya