1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. LIFESTYLE

Setop Body Shaming !

Penulis : Aulia damayanti

20 Juni 2021 21:25

Body shaming biasanya terjadi karena adanya standar kecantikan

Planet Merdeka - Di era serba digital seperti sekarang  ini, orang bisa bebas berkomentar negatif tentang siapa saja di media sosial, termasuk orang yang tidak dikenal sekalipun. 

Komentar atau penghinaan seputar fisik, penampilan atau kecantikan, baik terjadi secara verbal maupun di media sosial adalah sebuah bentuk body shaming

Atau  Memulai percakapan dengan sekadar basa-basi terhadap teman yang sudah lama tidak dijumpai pastinya sering dilakukan. Namun, hati-hati jika perkataan yang dilontarkan akan berpotensi menyakiti hati teman atau orang lain disekitar kamu dan bisa juga dialami diri kamu sendiri.

Biasanya kalimat basa-basi yang sering didengar yaitu “Wah sudah lama tidak bertemu, kamu jadi gendutan ya sekarang”, “Kok sekarang jerawatan sih? Padahal dulu mulus banget, nggak dirawat ya wajahnya?”, ”Sekarang subur banget, pasti banyak makan ya?” dan sebagainya.

Meski basa-basi atau maksud bercanda, tetapi kalimat tersebut bisa dibilang body shaming. Body shaming adalah tindakan mengomentari atau mengejek bentuk fisik orang lain, baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Misalnya dengan mengomentari tubuh seseorang yang gemuk, terlalu kurus, wajah yang berjerawat, kulit gelap, dan lain-lain.

Jika hal tersebut terjadi, maka dimungkinkan pelaku Body Shamming bisa dikenakan  Pasal 45 ayat 1 dan Pasal 27 ayat 3, dapat diancam hukuman pidana 6 tahun (jika dilakukan melalui media sosial) dan apabila melakukan body shaming tersebut secara verbal, langsung ditujukan kepada seseorang, dikenakan Pasal 310 KUHP denagn ancaman hukumannya 9 bulan. Kemudian (body shaming yang langsung ditujukan kepada korban) dilakukan secara tertulis dalam bentuk narasi, melalui transmisi di media sosial, dikenakan Pasal 311 KUHP. Hukuman 4 tahun

Body shaming biasanya terjadi karena adanya standar kecantikan yang mengharuskan seseorang terutama wanita harus memiliki tubuh yang tinggi semampai, badan langsing dengan kulit putih, berhidung mancung, rambut panjang, wajah mulus tanpa jerawat. Sehingga ketika melihat seseorang yang jauh dari standar akan langsung diberi komentar.

Meski komentar yang diberikan awalnya tidak berniat body shaming, tetapi hal tersebut tetap bisa menghilangkan rasa percaya diri seseorang. Lalu, apa lagi dampak dari body shaming?

Dampak dari body shaming

1. Memicu stres dan depresi

Salah satu efek dari bosy shaming  adalah memicu stres dan juga depresi. Orang yang menjadi korban bisa stres berlebihan karena selalu mendapat komentar negatif yang terus-menurus datang menghampiri.

2. Menarik diri dari pergaulan

Kalau sudah mengalami stres yang berlebihan, seorang korban body shaming bisa menarik diri dari pergaulan dan mengisolasi dirinya dari dunia luar karena enggak percaya dengan dirinya sendiri.

 3. Selalu insecure

Orang yang menjadi korban body shaming akan selalu menjadi orang yang insecure. Si korban jadi selalu punya pandangan negatif terhadap dirinya sendiri.

4. Menjadi obesitas

Bagi beberapa orang yang mengalami body shaming pastinya akan merasa stres dan berdampak negatif. Pada kasus yang dialami oleh orang yang memiliki kelebihan berat badan, alih-alih mengurangi porsi makan, justru adanya body shamingakan cenderung mendorong mereka menjadi lebih banyak makan dan menambah berat badan, hingga obesitas.

Dikutip dari Healthline, body shaming yang diberikan pada orang yang memiliki kelebihan berat badan akan mengalami 3,2 kali lebih kemungkinan untuk tetap obesitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa body shaming tidak memotivasi seseorang untuk menurunkan berat badan.

 5. Gangguan Makan

Selain obesitas, body shaming juga bisa menyebabkan gangguan makan misalnya anoreksia, kondisi ketika seseorang menahan diri mereka kelaparan demi menurunkan berat badan, karena dianggap terlalu gemuk.

Mengutip dari Times Now News, akibat yang ditimbulkan dari anoreksia yakni dehidrasi, sembelit, kurang gizi, bahkan siklus menstruasi tidak teratur.

 6.Masalah Pada Kesehatan Mental

Selain mengganggu terhadap pola makan, terlalu sering mendapatkan kalimat negatif mengenai body shaming juga dapat menimbulkan kecemasan, depresi dan menarik diri dari kehidupan sosial. Korban akan memikirkan kata-kata yang diberikan dari orang lain sehingga membuat mereka cemas sampai menderita serangan panik dan depresi.

 7. Bunuh Diri

Dampak paling berbahaya yang ditimbulkan dari body shaming adalah bunuh diri. Depresi merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko bunuh diri karena orang-orang yang mengalami obesitas lebih cenderung mengalami depresi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada 2.436 orang dengan obesitas berat dikaitkan dengan risiko perilaku bunuh diri 21 kali lebih besar dan risiko percobaan bunuh diri 12 kali lebih besar.

Bagaimana Mengatasi Body Shaming?

1. Tidak membandingkan diri dengan orang lain

Mungkin awalnya terasa sulit, tapi cobalah untuk tidak membandingkan dirimu dengan orang lain dengan memahami betul bahwa setiap orang memiliki sisi kecantikannya masing-masing. 

2. Pahami bahwa perbedaan itu wajar

Setiap orang diciptakan berbeda-beda, sehingga kita merasa perlu melabeli setiap orang termasuk diri sendiri. Yuk, coba kenali diri kita dan value akan diri kita, jadi nggak akan ada yang bisa ngalahin pemikiran kita sendiri. 

3. Selalu minta dukungan support sistem

Selalu kembali ke orang-orang yang selama ini menjadi support system kamu. Karena dengan mereka, kamu nggak hanya bisa dapet solusi dan dukungan tetapi juga bisa membuatmu merasa dicintai

Lakukanlah apapun yang membuatmu percaya diri dan cintai diri sendiri

Pada tubuh setiap orang pastinya memiliki keunikan masing-masing dan tidak semua orang harus mengikuti standar kecantikan yang ada.

Menghadapi komentar negatif dari orang lain pun tidaklah mudah. Untuk itu, pastikan kamu tidak melakukan body shaming terhadap orang lain, ya!

Yuk, stop Body Shaming and always be kind to others. 

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aulia-damayanti

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya