1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. LIFESTYLE

Turunkan 4 Siswa di Indonesian Fashion Week 2019, SFA Usung Tema The Transition

Penulis : Rahmad

31 Maret 2019 11:09

Konsep ini menjadi inspirasi yang diwujudkan dengan busana ready to wear yang edgy dan versatile.

Planet Merdeka - Spark Fashion Academy (SFA) kembali ikut menyuguhkan karya-karyanya dalam ajang Indonesian Fashion Week (IFW) 2019. Kali ini, SFA mengusung tema "The Transition".

Alasan mengusung tema ini karena semakin majunya teknologi digital yang ada di masa kini dan membuat proses kreatif terus berinovasi sehingga berhasil membuat sebuah konsep yang menggabungkan antara futuristic dan mystical creature.

Konsep ini menjadi inspirasi yang diwujudkan dengan busana ready to wear yang edgy dan versatile.

Ada empat siswa dari SFA ikut ambil bagian dalam fashion show di IFW 2019. Namun sebelum menampilkan karya-karyanya, keempatnya terlebih dahulu diberikan pembekalan berupa fashion show prepation class.

Di sini, siswa diberikan pengetahuan pentingnya sebuah show, komponen apa saja yang terdapat dalam sebuah show dan persiapannya.

"Tidak hanya mengutamakan persiapan koleksi busana saja. SFA juga memberikan kelas pembekalan agar mereka semakin memahami realitas industri fashion. Sehingga mereka tidak terbuai dengan gemerlap panggung show, tapi sebuah show adalah bagian dari pengelolaan proses pengembangan bisnis fashion," kata Floery D Mustika, CEO dari SFA, di JCC, Senayan, Sabtu (30/3/2019).

2 dari 2 halaman

Keempat siswa SFA yang terlibat di IFW 2019

1. Siva Ramita Chainasfi yang tampil dengan mengangkat konsep The Eternal Aileron.

Di sini, Ia mencoba menggabungkan seni kontemporer dengan sebuah mitologi dari seorang burung keabadian, Phoenix.
2. Zohraenny mengusung konsep Neo Culture Technology. Konsep ini menjelaskan tentang transisi perubahan budaya masyarakat ke teknologi, dan di koleksi ini juga mengangkat makhluk mitologis, kitsune, sebagai sumber inspirasi.

Kitsune adalah serigala berekor sembilan yang memiliki karakteristik kuat, pintar, licik, menggoda dan anggun.

Zo juga mengangkat isu sampah yang semakin menjadi problem di era ini, dengan memaksimalkan sisa potongan bahan menjadi detail unik dengan teknik laser cutting yang menjadi creative fabric dari koleksinya.

3. Ellin Syahputri mengusung konsep Divine yang mengambil cerita dari mitologi Yunani kuno, khususnya Dewi Kecantikan Athena.

Di dominasi dengan warna emas dan putih, Ellin mengambarkan keanggunan Athena di era teknologi,

4. Eka Adrianie menampilkan konsep Lindu. Di beberapa bagian cerita rakyat Indonesia, Lindu adalah gambaran dari seekor Naga Besar Mythical yang mendukung bumi.

Koleksi ini menggabungkan cerita rakyat dengan gangguan digital hari ini, di mana gangguan digital telah membuat beberapa gempa bumi ke bisnis dan mengubah perilaku manusia.

Gangguan Digital adalah metamorfosis Lindu di era digital dan menciptakan budaya digital dengan Kelincahan, Eksperimen, dan Inovasinya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya