1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

29 Wanita Dijual ke Tiongkok dengan Modus Pernikahan Pesanan

Penulis : Moana

24 Juni 2019 10:13

29 wanita asal Indonesia jadi korban TPPO

Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kembali terjadi dan melibatkan warga negara Indonesia (WNI). Sebanyak 29 orang wanita menjadi korban TPPO ini. Mereka 'dijual' ke Tiongkok.

Modus yang digunakan untuk mengelabuhi korban adalah 'pernikahan pesanan'. Namun, selama berada disana, para korban justru mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi.

2 dari 6 halaman

Dipaksa bekerja


Terkait hal ini, Sekjen Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Bobi Anwar Ma’arif mengatakan ada sebanyak 29 wanita yang dijual dengan modus pernikahan pesanan tersebut.

Menurutnya, setelah dinikahi oleh pria warga negara Tiongkok, wanita-wanita ini kemudian dibawa kesana dengan dokumen palsu. Parahnya, wanita-wanita ini tak diperlakukan seperti seorang istri. Mereka justru dipaksa untuk bekerja dengan sangat tak wajar.

“Mereka dipaksa bekerja di luar kewajaran. Mulai pukul 7 pagi sampai 6 sore. Selanjutnya diberi kesempatan beristirat sebentar, lalu lanjut bekerja sampai pukul 9 malam,” ungkap Bobi.

3 dari 6 halaman

Tak mendapatkan upah

Nahasnya, mereka tak mendapatkan upah apapun dari sang 'majikan'. Mereka juga mendapatkan tindakan kekerasan dari sang suami.

“Korban dijadikan pekerja tanpa adanya uang bayaran serta mendapatkan perlakuan kekerasan oleh suaminya atau pria Tiongkok yang menikahinya,” jelasnya.

4 dari 6 halaman

Dianiaya jika tak mau berhubungan intim

Bukan hanya kekerasan ketika mereka tak mau bekerja, para wanita ini juga akan dianiaya oleh sang suami jika mereka menolak untuk melakukan hubungan seksual.

“Akibatnya, teman-teman menolak hubungan seksual. Ketika menolak, dipukul dan berbagai macam bentuk kekerasan fisik lainnya,” jelasnya.

5 dari 6 halaman

Korban berasal dari daerah terpencil

Dari 29 orang korban, Bobi mengatakan bahwa ada 13 orang yang berasal dari Kabupaten Senggau, Kalimantan Barat dan 16 orang wanita berasal dari Jawa Barat.

Menurutnya, dalam setiap melakukan aksinya, para agen atau makcomblang akan begerak mencari korban dari dua wilayah itu dan juga dari Jakarta. Para korbannya adalah wanita yang tinggal di desa-desa yang terpencil.

Untuk meyakinkan korban, para agen ini kemudian akan memberikan sejumlah penawaean yang menggiurkan. Mereka juga dijanjikan akan mendapatkan kesejahteraan dan akan diberikan kebebasan setelah menikah dengan pria asal Tiongkok tersebut.

“Di desa-desa itu, pertama korban yang kita temukan banyak direkrut, mereka masuk desa mencari target yang SDM-nya jauh. Jauh dari internet dan mencari target orang yang membutuhkan (uang),” bebernya.

6 dari 6 halaman

Hanya mendapat Rp20 juta

Lebih tragis lagi, para korban hanya mendapatkan Rp20 juta saja untuk keluarga mereka. Padahal, pria Tiongkok yang menjadikan mereka istri mengeluarkan uang sampai dengan Rp400 juta demi bisa membawa mereka ke negaranya.

“Di Indonesia dihargai oleh agen Rp400 juta dan dibagi ke agen lain hingga ke perekrut sudah nyebar ke desa-desa,” tuturnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya