1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Bukan Hanya Thoriq Rizky, Inilah 5 Pendaki yang Meninggal Saat Mendaki

Penulis : Moana

8 Juli 2019 12:11

Sederet pendaki yang meninggal dunia

Kabar tentang hilangnya seorang pendaki bernama Thoriq Rizky Ahmad Maulidan sejak Minggu (23/06/2019) lalu memang cukup menyita perhatian. Pada Jumat (05/07/2019) Thoriq akhirnya berhasil ditemukan. Remaja berusia 16 tahun itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dari hasil autopsi yang dilakukan pada jenazah Thoriq diketahui bahwa remaja yang baru lulur SMP itu meninggal karena kelelahan dan kemudian pingsan saat turun dari puncak Gunung Piramid.

Selain Thoriq, ternyata sebelumnya, ada pendaki yang juga meninggal dunia saat tengah mendaki gunung-gunung yang ada di Indonesia. Ada yang terkena hipotermia hingga serangan jantung.

2 dari 6 halaman

1. Eri Yunanto (Gunung Merapi)

Seorang mahasiswa bernama Eri Yunanto (21) tahun meninggal dunia saat melakukan pendakian ke Gunung Merapi. Peristiwa yang dialami oleh Eri ini sempat menyita perhatian publik.

Mahasiswa Universitas Atmajaya, Yogyakarta tersebut diketahui meninggal dunia usai terjatuh ke Kawah Gunung Merapi pada Sabtu (16/05/2015) lalu. Saat itu, Eri tergelincir ketika akan menuruti batu Puncak Garuda usai berfoto. Menurut keterangan salah satu temannya, Dicky, saat itu Eri jatuh terpeleset ke kanan lalu terguling menuju kawah. Menurut Dicky, Eri sudah sempat diingatkan oleh pendaki lainnya.

"Ia sudah sempat diingatkan oleh pendaki lainnya; kalau ingin naik jangan ragu-ragu, kalau ragu tidak usah saja. Ia memang berhasil naik, tetapi kemudian, ketika hendak turun, dirinya merasa ragu, hingga akhirnya saya diminta untuk menghadang tepat di depannya, untuk menjaganya," ujar Dicky.

3 dari 6 halaman

2. Shizuko Ramadhani (Gunung Gede)

Selanjutnya ada Shizuko Ramadhani (16). Shizuko meninggal saat melakukan pendakian di puncak Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat. Shizuko meninggal dunia karena terkena hiportemia pada Selasa (24/12/2013) malam. Menurut penuturan dari tim Indonesia Green Ranger, Mahessa Vicky, Shizuko meninggal karena kedinginan.

"Kami (petugas Ranger) dan tim relawan langsung menuju lokasi. Menurut rekan-rekannya, korban mulai kedinginan dari Senin (23/12/2013) malam, dan tim sudah berhasil mengevakuasi (memindahkan) jenazah korban dari atas gunung," tutur Vicky.

4 dari 6 halaman

3. Endang Hidayat (Gunung Semeru)

Sehari setelah Shizuko Ramadhani meninggal dunia, Endang Hidayat warga Sepanjang Jaya Rawa Lumbu, Bekasi juga dinyatakan meninggal ketika melakukan pendakian di Gunung Semeru. Endang meninggal dunia karena terkena serang jantung dalam pendakian dari Pos Dua.

Sebelum meninggal dunia, Endang sempat mengalami kejang. Korban meninggal dunia sekitar pukul 18.00 WIB di Pos Dua, Waturejeng di ketinggian 2.300 mdpl.

5 dari 6 halaman

4. Gatot Handoko (Kawah Ijen)

Kemudian ada seorang pendaki bernama Gatot Handoko. Gatot meninggal saat melakukan pendakian ke Kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur. Gatot meninggal tepat empat hari usai kabar meninggalnya Endang Hidayat.

Pria berusia 40 tahun tersebut mengeluhkan sakit di dada saat melakukan pendakian. Namun, Gatot kala itu tetap memaksa untuk naik hingga akhirnya ia terpeleset dan harus dievakuasi turun ke Paltuding.

Nyawa Gatot tak tertolong saat dibawa ke Rumah Sakit Blambangan yang jaraknya sekitar 20 km dari pos pendakian pertama di Paltuding. Dan Gatot pun meninggal dunia.

6 dari 6 halaman

5. Dania Agustina Rahman (Gunung Semeru)

Kemudian ada Dania Agustina Rahman. Ia adalah seorang mahasiswi Universitas Pasubndan, Bandung. Dania meninggal dunia mendaki Gunung Semeru, Jawa Timur. Diketahui bahwa awalnya, Dania sempat ingin mendaki Gunung Rinjani, namun ia dilarang. Dan kemudian Dania memilih untuk mendaki Gunung Semeru bersama teman-teman kampusnya.

"Awalnya, Dania akan mendaki Gunung Rinjani dan sempat saya larang. Karena khawatir terjadi sesuatu, ia pun batal berangkat. Tapi, tiba-tiba Dania memilih mendaki Gunung Semeru bersama rekan kampusnya," kata sepupu korban, Reynaldi.

Dania meninggal dunia setelah terkena lemparan batu yang menghantam tubuhnya. Hal tersebut diungkapkan oleh teman Dania, Wigi. Usai terkena lemparan batu, Dania ternyata sempat terlentang diatas pasir dan menggerakkan bibirnya. Namun, sayang gadis berusia 19 tahun tersebut kemudian meninggal dunia. Jenazahnya kemudian dibawa ke RSUD Haryoto Lumajang.

"Dania berjalan di belakang saya. Waktu batu yang pertama, kecil-kecil. Kami bisa menghindar. Kemudian batu kedua lebih besar, sepertinya Dania tidak bisa menghindar," ujar Wigi.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya