1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Dengan FUJIFILM PACS Synapse, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Semakin Terdepan Melayani Masyarakat Indonesia

Penulis : Mulyono Sri Hutomo

11 Januari 2021 15:08

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) kini sudah dapat menggunakan FUJIFILM PACS Synapse. PACS (Picture Archiving

Merdeka.com - Rumah Sakit Pusat Otak Nasional atau RS PON pasti sudah tidak asing lagi bagi masyakarat Indonesia. Dikenal sebagai salah satu rumah sakit rujukan yang sangat dipercaya menangani pasien stroke di Indonesia, RS PON atau yang bernama lengkap Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan rumah sakit tipe A atau rumah sakit pusat dan rujukan tertinggi dengan spesialisasi neurologi, saraf otak dan termasuk stroke, tulang belakang serta saraf tepi.

Rumah sakit yang berlokasi di kawasan Cawang, Jakarta Timur ini diresmikan pada tanggal 1 Februari 2013 oleh Menteri Kesehatan saat itu, Ibu Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dan pada tanggal 14 Juli 2014 diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai rumah sakit yang banyak menangani pasien stroke, RS PON ditantang untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Mengapa? Untuk menangani pasien yang baru terserang stroke, dokter dan tenaga kesehatan lainnya hanya memiliki sedikit waktu yang sering disebut golden time untuk membantu pasien tersebut terhindar dari risiko cacat maupun kematian.

Di awal tahun 2020, RS PON memiliki kabar yang sangat baik karena RS PON kini sudah dapat menggunakan FUJIFILM PACS Synapse. PACS (Picture Archiving & Communication System) Synapse merupakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dari FUJIFILM yang sedang tren dalam bidang radiologi dan berfungsi sebagai penyimpanan image pasien (archiving), viewer image pasien, 3D Post Processing Image, dan teleradiologi untuk menunjang klinik radiologi dalam melakuan diagnosis dengan alur kerja yang efektif, efisien dan tidak repetitif.

PACS menjadikan pekerjaan manual yang repetitif menjadi digital serta memberikan kemudahan akses melalui mobile device dan dapat diakses para dokter dan tenaga kesehatan dimanapun termasuk ketika pasien ingin melakukan second opinion.

Hasilnya pemeriksaan di instalasi radiologi khusus penyakit stroke kini berhasil maksimal 20 menit. Kabar baik ini telah di presentasikan dalam pertemuan ilmiah Radiological Technologist Conference Chiangmai - Thailand dengan judul Role of PACS in Order to Maximize Stroke Disease Service at National Brain Center Hospital (RS PON) berdasarkan pengalaman pemakaian PACS Synapse.


Untuk memberikan pelayanan prima tersebut, RS PON memilih menggunakan teknologi digital dari awal berdiri seperti alat digital radiography dan kemudian di tahun 2014, RS PON memiliki alat CT Scan (Computed Tomography scan) dengan PACS (Picture Archiving and Communication System) Basic. Hasil gambar dari alat hanya dapat dilihat di instalasi radiologi di rumah sakit.

Sedangkan apabila dokter maupun petugas kesehatan berada di luar rumah sakit, radiografer akan mengirimkan hasilnya melalui email dengan terlebih dahulu melakukan konversi gambar ke format jpeg. Terdapat alur yag cukup panjang untuk mengetahui hasil CT Scan seseorang seperti setelah dibaca oleh dokter radiolog maka radiografer perlu menyalin hasilnya ke menjadi rekam medis elektronik dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

Padahal sesuai standar yang ditetapkan, rumah sakit hanya memiliki waktu maksimal satu jam untuk melakukan layanan tersebut sehingga jika pasien yang mengalami stroke datang untuk pemeriksaan CT Scan maka pasien tersebut seharusnya dapat melihat hasilnya dalam waktu maksimal 20 menit.

Pelayanan yang responsif inilah yang menjadi sasaran mutu di instalasi radiologi di RS PON. Seperti kutipan yang dikemukan neurologis dunia, Camilo Gomez, M.D., “Time is Brain” sebagai peraturan fundamental dalam merawat pasien stroke dimana semakin lama perawatan dan terapi dijalankan maka semakin kecil kemungkinan berhasil.

"Dengan adanya AI, dokter-dokter di Indonesia seperti memiliki tambahan rekan kerja baru yang dapat membantu dan mendukung rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada para pasien karena dari pengalamannya ketika harus berjibaku dalam waktu cukup lama dalam mendiagnosis dan merawat pasien akibat tidak adanya alat yang dapat mempersingkat proses kerja membantu menegakan diagnosis pasien stroke kala itu," kata Kepala Instalasi Radiologi di RS PON, dr. Melita, Sp.Rad kepada merdeka.com melalui siaran pers, Senin (11/1/2021).

"Inovasi dalam Synapse (PACS) mendukung dokter dan tenaga kesehatan meningkatkan efektivitas dan produktivitas alur kerja sehingga pasien dapat segera ditangani dengan waktu tunggu minimum serta improvement dan akurasi dalam mendiagnosis. Akurasi tersebut menjadi faktor yang penting untuk membantu meningkatkan persentase kesembuhan pasien," imbuhnya.

Perubahan paling signifikan yang dirasakan kini adalah semakin singkatnya alur pemeriksaan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien, seperti:
1. Hasil dari foto radiologi tidak perlu dicetak dan selanjutnya diberikan ke dokter klinisi karena sekarang dapat langsung dibaca secara otomatis masuk ke dalam rekam medis elektronik pasien.
2. Tidak perlu proses konversi format jpeg dan tidak memerlukan proses unggah dan unduh data melalui email.
3. Dokter Radiolog kini dapat melakukan 3D Processing di luar rumah sakit terutama dalam kasus CT Angiografi.
4. Jika data gambar yang dibutuhkan dirasa kurang maka dapat menarik data lainnya tanpa perlu melibatkan radiografer di rumah sakit.

Selain itu, RS PON dalam beberapa bulan ini sudah mencoba FUJIFILM AI Chest yang dapat membantu dokter radiolog dalam menegakkan diagnosis karena dapat menunjukkan kelainan yang ada di tubuh pasien.

PACS Synapse merupakan salah satu inovasi teknologi AI FUJIFILM dalam bidang perawatan kesehatan berbasis teknologi informasi (IT Healthcare). FUJIIFILM adalah perusahaan Jepang yang telah berdiri lebih dari 80 tahun dan telah menghadirkan berbagai produk unggulan di bidang fotografi, industri, cetak komersil dan juga perawatan kesehatan.

FUJIFILM memperkuat posisinya sebagai perusahan perawatan kesehatan yang komprehensif melalui tagline Never Stop Healthcare 2020 dimana FUJIFILM melalui teknologi dan berbagai produknya secara aktif melayani kesehatan masyarakat di bidang pencegahan, diagnosis dan pengobatan termasuk pandemi COVID-19; dan bahwa FUJIFILM tidak pernah berhenti menerima tantangan baru untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Di Indonesia, PT FUJIFILM Indonesia merupakan anak perusahaan langsung dari FUJIFILM Corporation, Jepang berdiri sejak 2011 telah membuktikan eksistensi dan komitmennya untuk selalu menghadirkan berbagai produk – produk inovasi berbasis teknologi kepada masyarakat Indonesia.

Dalam bidang perawatan kesehatan terutama IT Healthcare, PT FUJIFILM Indonesia menghadirkan berbagai teknologi berbasis AI untuk mendukung proses digitalisasi rumah sakit di Indonesia sehingga dapat memberikan pelayanan yang semakin efektif dan efisien serta akurasi diagnosis.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : mulyono-sri-hutomo

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya