1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Kisah Pilu Nenek Lessy yang Viral, Diusir Menantu dan 15 tahun Memulung

Penulis : Queen

6 November 2019 12:34

Kisah pilu Nenek Lessi

Planet Merdeka - Kisah pilu terjadi pada nenek bernama Lessi (61). Ia memulung sejak 15 tahun lalu karena diusir menantu hingga berharap anak tersadar. Ia percaya apa yang dilakukan sang anak suatu saat akan berbalas pada dirinya sendiri.

"Kadang saya pinjam uang Rp 5 ribu aja minta diganti. Saya ngerti mereka juga pada susah, tapi masa sampai begitu banget," ungkapnya.

"Kalau dipikirin aja saya yang pusing dan sakit hati. Makanya saya ikhlasin aja biar enggak dendam," ujarnya.

2 dari 6 halaman

Nenek Lessi pernah diusir

Tak ada tempat tinggal dan hanya bekerja sebagai pemulung di usia senja, membuat Lessi harus menumpang tinggal bersama anaknya. Saat itu, ia mengatakan tinggal bersama anak pertamanya. Namun ia kaget karena diusir oleh menantu lelakinya.

"Saya enggak tahu salah saya apa. Tahu-tahu menantu saya bilang 'gua gamau tahu emak lu harus keluar dari rumah gua," ungkapnya dengan mata berlinang.

"Hari itu saya keluar rumah dan enggak tahu harus tinggal di mana sampai akhirnya kakak saya nampung saya. Sedih hati saya, itu terasa nyakitinnya sampai sekarang. Kata maaf ke saya juga enggak pernah keucap sampai sekarang dari mulut mereka," tambahnya.
3 dari 6 halaman

Banyak yang iba pada nenek Lessi

Selama satu minggu, ia menumpang di rumah saudaranya. Hingga tetangga sekitar iba dan secara terang-terangan mengajaknya untuk tinggal bersama.

"Saya kan tinggal di Gang Makmur, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Orang-orang di situ pada tahu, akhirnya ngajak saya tinggal sambil bantu bersih-bersih," ucapnya.

"Ya Allah saya mikirnya jadi orang lain yang justru perduli, tapi anak malah tega begitu," ujarnya.
4 dari 6 halaman

Nenek Lessy tinggal bersama anak ketiga


Namun, saat ini, Lessi mengatakan sudah tinggal bersama anak ketiganya. Namun karena menumpang ia harus membantu bersihkan rumah tersebut.

"Alhamdulillah ya sekarang ditampung anak ke-3. Kan dua-duanya kerja, jadi saya bantu beres-beres. Kalau saya capek abis mulung engga bersihin rumah, mukanya dia beda ke saya. Tapi ini anak yang paling mendingan dari yang lain," katanya.
5 dari 6 halaman

Tak Ada Bantuan dari Pemerintah

Di usianya yang senja dan kondisi tubuh yang mulai sakit-sakitan, Lessi sebenarnya ingin sekali beristirahat di rumah. Namun apa daya, jika ia tak bekerja ia tak bisa makan dan membeli obat sakit kepala yang selalu dikonsumsinya setiap pagi.

"Penginnya istirahat. Kalau anak ke-3 ini kan kasihnya sekedarnya aja. Yang lain tahu sendiri kan saya sudah cerita anak saya pada begitu semua ke saya. Makanya kalau ada bantuan dari pemerintah saya bisa enggak terlalu capek cari uang dari pagi sampai malam," ungkapnya.

Selama ini Lessi mengaku tak pernah menerima bantuan apapun. Namun, sejauh ini ia sudah memberikan kelengkapan berkas penerima bantuan ke kelurahan setempat.

"Ngumpulin fotocopian doang, tapi kayak BLT aja belum pernah dapat. Malahan yang hidupnya lebih mendingan dari saya sudah pada dapat. Setidaknya kalau ada bantuan saya bisa cuma kerja sampai siang aja untuk pegangan harian beli obat atau kalau cucu tiba-tiba minta uang," katanya.
6 dari 6 halaman

Nenek Lessi tidak bisa berharap pada pemerintah


Meski begitu, ia mengaku sudah tak berharap banyak terhadap bantuan tersebut. Selagi kakinya masih kuat melangkah, ia akan terus berkeliling mengumpulkan botol bekas dan berusaha tak bergantung pada anak-anaknya yang memiliki sikap tak baik terhadapnya.

"Saya enggak apa-apa begini. Mau dapat bantuan atau enggak, saya masih kuat cari uang buat beli makan. Doa saya cuma biar anak-anak pada sadar sebelum saya meninggal. Saya ini yang berjuang buat mereka dari dulu sendirian. Meskipun enggak dendam, tapi hati saya juga sakit lihat sikap mereka begini. Jadi saya lebih berharap mereka cepat sadar ketimbang bantuan," tandasnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya