1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Fakta Baru Pembunuhan Gadis yang Ditemukan Tewas Dalam Karung, Korban Diajak Berhubungan Badan Oleh 2 Pelaku Lain

Penulis : Moana

22 Agustus 2019 13:37

Geger penemuan jasad dalam karung

Pada Jumat (09/08/2019) lalu, publik digegerkan dengan penemuan jasad perempuan di dalam karung yang berada di sebuah rumah kosong yang di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Jasad dalam karung itu tinggal tulang belulang. Dan setelah dilakukan penyelidikan diketahui bahwa itu adalah jasad dari korban pembunuhan. Korban diketahui bernama Nurhikmah (16).

2 dari 17 halaman

Pelaku berjumlah 5 orang

Atas peristiwa ini, pihak kepolisian sudah menetapkan 5 orang tersangka. Lima pelaku pembunuhan tersebut adalah teman dekat dari korban dan masih berhubungan kerabat dengan korban.

Pelaku pembunuhan Nurhikmah adalah Abdul Malik(20), Muhammad Saproi (18), Saiful Anwar (24), NL (17) dan AI (15). Kelimanya kini berada di Mapolres Tegal untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

3 dari 17 halaman

Pelaku sempat bercanda dan tertawa

Selasa (20/08/2019) kemarin, pihak Polres Tegal pun kemudian menggelar rekonstruksi pembunuhan Nurhikmah. Dalam rekonstruksi itu, Kasatreksrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo mengatakan bahwa para pelaku tampak tak menyesali perbuatannya.

Bahkan saat rekonstruksi dilakukan, para pelaku justru sempat bercanda. Bukan hanya sekedar bercanda, namun para pelaku juga sempat tertawa ketika melakukan reka ulang peristiwa keji tersebut.
4 dari 17 halaman

Tak ada penyesalan

Bambang menduga bahwa sikap pelaku yang tampak tak menyesal dan masih sempat bercanda itu lantaran kasus tersebut telah terjadi berbulan-bulan yang lalu tepatnya pada akhir April 2019.

"Para pelaku memang tampak tak ada penyesalan. Masih sempat bercanda. Hal itu karena kasus pembunuhan sudah terjadi berbulan-bulan lalu, tepatnya April 2019 lalu," katanya.
5 dari 17 halaman

TKP tak memungkinkan

Dalam rekonstruksi tersebut, para pelaku memperagakan 35 adegan. Lebih lanjut Bambang menuturkan bahwa pihaknya tak melakukan rekonstruksi di TKP lantaran situasinya yang tak memungkinkan.

"Kami tidak ambil di TKP aslinya karena situasi di sana tidak memungkinkan. Akses juga buruk," katanya.
6 dari 17 halaman

Pelaku sempat hadiri evakuasi korban

Bambang juga menyebut bahwa kelima pelaku itu sangat pandai menutupi perbuatannya. Ketika diperiksa oleh pihak penyidik, kelima pelaku menunjukkan sikap yang sangat tenang seolah mereka tak menyesali perbuatannya.

Bahkan selama kurang lebih 3 bulan setelah peristiwa keji itu, mereka biasa melakukan kegiatannya sehari-hari. Bahkan salah seorang pelaku juga sempat menghadiri proses evakuasi korban sesaat setelah korban ditemukan.

“Usai membunuh pelaku tetap melakukan kegiatan sehari-hari, artinya tidak kabur. Mereka diamankan di rumah masing-masing. Bahkan satu di antaranya ada yang sempat menghadiri pemakaman korban. Ada pula yang turut menyaksikan evakuasi di TKP,” katanya.
7 dari 17 halaman

Diajak berhubungan badan oleh 2 pelaku

Dalam rekonstruksi tersebut juga terungkap bahwa yang mengajak korban berhubungan badan bukan hanya Abdul Malik, yang adalah kekasih Nurhikmah. Namun, dua pelaku pria lainnya juga sempat mengajak korban untuk berhubungan intim. Korban tak menyanggupi permintaan 2 pelaku dan menolaknya.

Dalam rekonstruksi itu, Saproi dan Saiful sempat meminta korban untuk melakukan hubungan intim. Korban menolak permintaan Saproi dan mengatakan bahwa ia adalah anak orang miskin. Demikian pula dengan Saiful. Korban menolak ajakan Saiful untuk berhubungan badan dengan alasan pelaku terlalu tua.
8 dari 17 halaman

Berikan keterangan berbelit-belit

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, polisi bahkan juga harus melakukan pemeriksaan berulang kali. Kelima pelaku memberikan keterangan yang berbelit-belit sejak awal. Bambang juga menilai bahwa para pelaku tak merasa bersalah meskipun telah melakukan perbuatan yang keji.

“Saat dimintai keterangan sejak awal mereka tenang. Berbelit, dan bolak balik. Saya sempat heran. Menurut saya mereka melakukan kejahatan spontan yang mereka anggap tidak perlu merasa bersalah atau takut,” tambahnya.
9 dari 17 halaman

Sudah jalin hubungan selama 2 tahun

Sementara itu, dalam pengakuannya, Abdul Malik mengatakan bahwa dirinya adalah eksekutor pertama pembunuhan Nurhikmah. Abdul Malik mengaku bahwa dirinya sudah 2 tahun menjalin hubungan dengan korban. Tetapi ia menolak disebut berpacaran. Abdul Malik mengatakan bahwa mereka hanya teman dekat.

“Saya nggak pacaran, cuma dekat. Suda dua tahun lebih, tapi nggak dianggap pacar,” kata Abdul Malik.
10 dari 17 halaman

Sudah memiliki istri

Dalam kesempatan itu, Abdul Malik juga mengaku bahwa dirinya sudah memiliki istri. Dan korban pun menurut Abdul Malik tak mempersoalkan hal tersebut meskipun mengetahui jika dirinya sudah memiliki istri.

“Saya punya istri. Korban juga tahu saya punya istri,” ucapnya.
11 dari 17 halaman

Berhubungan intim dengan korban

Abdul Malik mengakui, dia dan keempat temannya berperan masing-masing membunuh Nurkhikmah. Sebelum pembunuhan itu dimulai, pada Jumat, 26 April 2019 lalu ketika peristiwa keji itu terjadi.

Kala itu, Abdul Malik baru berhubungan intim dengan tersangka dan disaksikan teman-teman mereka yang lain. Mereka kemudian duduk-duduk. Dan ketika itu, menurut Abdul Malik, korban mengucapkan kata-kata yang menyinggung dirinya.
12 dari 17 halaman

Cemburu

Dari ucapan korban diketahui bahwa ternyata, selama ini korban tak hanya berhubungan intim dengan dirinya tetapi dengan 2 temannya yang lain. Hal itulah yang kemudian memancing rasa cemburu Abdul Malik.

“Saya gituan (berhubungan badan) dengan almarhumah. Kami sama-sama saling suka. Setelah itu, duduk bareng, minum-minum lagi. Almarhum bilangnya sama teman-teman, ada yang nggak enak, ada juga yang enak. Ada cemburu juga saya sama dia,” katanya.
13 dari 17 halaman

Miliki peran masing-masing

Tersangka yang dibakar cemburu dan sakit hati, kemudian langsung mencekik korban yang duduk di sampingnya. Empat temannya yang ada di rumah kosong pun ikut membantu hingga korban tak berdaya.

“Setelah dia ngomong gitu saya bunuh, saya pegang lehernya. Yang mencekik saya. Teman-teman ada yang pegang tangan, kaki, tubuh, dan kepalanya saat duduk di samping saya. Masing-masing berperan lah,” katanya.
14 dari 17 halaman

Mengambil cincin korban

Abdul Malik juga mengambil cincin korban. Dia kemudian memakai cincin tersebut. Abdul Malik juga mengaku bahwa ia tak berniat menjual cincin korban. Setelah itu, mereka beramai-ramai mengikat tangan dan kaki korban, lalu ramai-ramai memasukkan dalam karung.

“Yang nyari karung Soproi, dapat karungnya enggak tahu dari mana. Yang masukkan ke karung semuanya. Yang ngikat juga semua. Kami taruh di samping kamar kosong itu. Habis itu pulang semua ke rumah masing-masing,” katanya.
15 dari 17 halaman

Diomeli korban

Ditanya alasannya tega membunuh korban, tersangka Abdul Malik mengatakan cemburu dan sakit hati. Ia pun merasa emosi lantaran korban mengomelinya. Sementara itu, untuk dua pelaku perempuan lain, menurut Abdul Malik karena cemburu hingga akhirnya tega melakukan pembunuhan itu.

“Saya diomelin, yang dua teman perempuan lain enggak tahu kenapa ikut membunuh, karena cemburu mungkin,” katanya.
16 dari 17 halaman

Kata Kapolres Tegal

Sementara itu, Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto mengatakan bahwa Abdul Malik merupakan eksekutor pembunuhan yang utama. Abdul Malik yang mencekik korban dan dibantu oleh 4 pelaku lainnya yang memegang bagian tubuh korban hingga tak berdaya dan tak bisa melakukan perlawanan.

"Mereka punya peran masing-masing dalam membunuh korban," ucapnya.
17 dari 17 halaman

Dilakukan spontan dan dalam kondisi mabuk

Masing-masing pelaku ternyata ada yang tinggal sekampung dengan korban dari Desa Cikura dan Desa Kajenengan, Kecamatan Bojong. Dwi pun menambahkan bahwa awalnya mereka menenggak minuman keras di sebuah rumah kosong. Di saat semuanya dalam keadaan mabuk, mereka kemudian terlibat cekcok.

"Itu spontan pembunuhannya. Sebenarnya, mereka para pelaku bersama korban hanya menenggak miras saja di rumah kosong sehabis jalan-jalan dari salah satu obyek wisata di Tegal. Saat mereka semua dalam kondisi mabuk, dari sanalah mulai cekcok," terang Dwi.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya