1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Hampir sebulan anaknya meninggal usai dikeroyok oknum Bobotoh, beginilah kondisi ibunda Haringga Sirla

Penulis : Moana

17 Oktober 2018 11:02

Haringga Sirla meninggal saat hendak menyaksikan pertandingan Persjia VS Persib

Kepergian Haringga Sirla saat ia hendak menonton klub kesayangannya Persija Jakarta bertanding melawan Persib Bandung memang menyisakan kesedihan untuk banyak orang. Bukan hanya keluarga, sahabat atau kerabatnya saja, tapi seluruh masyarakat Indonesia. 

Pria bersua 23 tahun itu awalnya berniat untuk menonton pertandingan sepak bola di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) namun siapa yang menyangka keinginananya itu justru berujung pada maut. Haringga tewas dalam keadaan yang sangat mengenaskan setelah mendapat perlakuan keji dari oknum Bobotoh (sebutan untuk suporter Persib Bandung).

2 dari 11 halaman

Dikeroyok oknum Bobotoh

Haringga yang saat itu pergi seorang diri ke Bandung ternyata saat ia tiba di GBLA tak sesuai keinginannya. Keinginan untuk menyaksikan pertandingan Persija versus Persib pun harus kandas. Dirinya dikejar oleh kerumunan orang mengenakan baju suporter Persib.

Bukan hanya dikejar, Haringga pun diteriaki sebagai pendukung Persija. Melihat banyak orang mengejarnya, Haringga pun berlari dan bahkan ia meminta pertolongan pada seorang penjual bakso. Namun, sayangnya karena terlalu banyak orang yang mengejar, Haringga pun tak bisa selamat.

Haringga akhirnya tertangkap oleh mereka dan saat itulah dirinya dikeroyok oleh kerumunan orang-orang itu. Haringga dipukul, ditendang bahkan diinjak secara membabi buta. Bahkan dirinya juga sempat dipukul menggunakan balok kayu, besi hingga helm. Perlakuan sadis yang ia terima dari oknum Bobotoh ini membuat Haringga kehilangan nyawanya. Parahnya lagi, saat sudah sekarat, Haringga justru masih terus dianiaya oleh oknum Bobotoh yang tak punya hati tersebut.
3 dari 11 halaman

Duka sang kakak

Kakak kandung korban, Mayrisa Sirawati atau Lisa begitu sedih dan tak kuasa menahan air matanya saat mengenang sosok Haringga atau yang biasa dipanggil dengan nama Ari. Di mata Lisa, Haringga dikenal sebagai seorang anak yang riang dan baik.

"Iya saya kakak kandung almarhum. Dia anak baik, ceria, suka becanda walau terkadang nyebelin. Dia anak bontot dari dua bersaudara," kata Lisa.

Menurut Lisa, dirinya dan sang adik sebenarnya telah mengatur sebuah rencana untuk berlibur ke Yogyakarta. Namun rencana itu hanya tinggal kenangan. Haringga meninggal dengan kondisi mengenaskan karena mendapat perlakukan penganiayaan dari oknum Bobotoh.

"Terakhir saya ngobrol dengan Ari soal Yogyakarta. Kami mau main bareng, tapi itu cuma tinggal rencana," kata Lisa.
4 dari 11 halaman

Pertemuan terakhir Lisa dan Haringga

Lisa pun mengatakan jika dirinya terakhir bertemu Haringga pada Sabtu 22 September 2018. Lisa mengakui kalau dia tertawa bersama dan bercerita tentang hal lucu di sosial media. Menurut Lisa, Haringga memang sempat berbicara dan pamit kepada keluarga untuk pergi ke Bandung. Namun, Haringga mengatakan jika dirinya akan menemui temannya.

"Sabtu sore saya ketemu korban, kami masih ketawa bareng masih cerita-cerita. Dia bilang Minggu mau ke Bandung. Saya tanya mau ngapain ke Bandung? Dia jawab mau main ke tempat teman," ujar Lisa.

Menurut Lisa, keluarga mempercayai alasan sang adik untuk pergi ke Bandung. Karena itu, mereka tidak melarang dan menduga kalau ternyata Haringga akan datang ke GBLA untuk menonton laga Persib melawan Persija.

"Saya enggak tahu kalau ternyata dia mau nonton bola. Pamit sama orangtua juga mau kerja sama teman di Bandung. Tapi enggak bilang mau nonton bola," kata Lisa.
5 dari 11 halaman

Ungkapan kesedihan dan kekecewaan Lisa

Bukan hanya kesedihan yang dirasakan oleh Lisa dan keluarga besarnya, namun kekecewaan juga mereka rasakan. Mereka sangat tak menyangka Haringga akan menjadi korban keberingasan sekelompok orang karena kecintaannya pada sebuah klub sepak bola. Lisa pun tak kuasa saat menceritakan bahwa sang adik diperlakukan seperti binatang oleh oknum Bobotoh yang telah mengeroyoknya tersebut.

"Adik saya bukan maling, dia juga tidak cari gara-gara, cuma menonton tim favoritnya main. Dia itu manusia, bukan binatang yang dengan kejamnya mereka bantai seperti itu, di mana hati nurani Bobotoh itu," kata Lisa.
6 dari 11 halaman

Haringga Sirla sempat berpamitan pada sang ayah

Sebelum pergi ke GBLA, ternyata Haringga sempat berpamitan pada ayahnya, Siloam Tumangkeng. Namun, sayangnya saat pamit kepada Siloam, Haringga tak mengatakan perihal kepergiannya ke Bandung untuk menonton pertandingan klub kesayangannya.

“Minggu pagi dia izin ke istri menelefon. Katanya mau pamitan sama temennya mau bantuin temen cari kerjaan bukan mau nonton bola,” ujar dia.

Kenyataannya justru sang putra tewas dikeroyok saat hendak menonton pertandingan antara Persib melawan Persija. Mendengar kabar bahwa sang putra meninggal usai dikeroyok, Siloam pun mengaku jika dirinya langsung syok dan kaget. Kendati begitu Siloam pun mengaku sangat pasrah melihat kepergian sang anak dengan sangat nahas tersebut.

“Harapan saya sih semoga tidak ada Haringga yang kaya begini. Cukup yang terakhir kalinya,” ucap dia.

Sementara itu Siloam mengaku jika anaknya dikenal fanatik terhadap sepak bola terutama Persija. Sebab sebelumnya ia baru saja pulang menonton bola di Bantul. Saat hendak pergi ke Bantul ia sempat mempersiapkan atribut sepak bola.
7 dari 11 halaman

Haringga Sirla sempat lakukan ini pada sang ibu

Bukan hanya sang ayah, ibunya pun juga mengatakan sesuatu yang sangat menyentuh. Menurut Mirah, sebelum pergi ke GBLA, Haringga sempat berpamitan juga kepadanya. Haringga sempat berpamitan dan mencium tangan Mirah. Namun, menurutnya, Haringga saat itu pamit bukan untuk menonton pertandingan sepakbola, melainkan untuk main ke rumah temannya yang berada di Bandung.

"Tumben salaman mencium tangan, biasanya enggak. Pamit biasa saja. Ngomong ke saya itu main ke rumah teman, tidak ngomong mau nonton bola," kata Mirah.

Mirah pun percaya dengan Haringga yang mengatakan jika dirinya ke Bandung untuk ker rumah temannya. Pasalnya, penampilan Haringga saat itu, diakui Mirah, hanya mengenakan pakaian biasa tanpa atribut Persija. Namun, sayangnya kepergian Haringga ke Bandung justru mengantarkannya pada maut.
8 dari 11 halaman

Mirah masih belum pulih dari kesedihan

Sudah sebulan setelah kepergian putranya, ternyata hingga saat ini Mirah masih belum juga bisa bangkit. Mirah mengaku jika dirinya masih terus-terusan teringat sosok Haringga. Meski berusaha untuk tetap tegar, namun nyatanya Mirah belum bisa pulih dari kesedihannya.

Sebagai seorang ibu, ia masih suka menangis ketika ingat tentang kenyataan bahwa Haringga telah pergi untuk selamanya akibat dikeroyok oknum Bobotoh. Mirah pun mengaku, ketika dirinya mengingat hal itu kembali maka tubuhnya seketika lemas dan drop. Mirah pun mengatakan jika dirinya hanya bisa berdoa dan dzikir.

"Kalau ada orang yang ngorek-ngorek kejadian itu, hati saya tuh berasa langsung drop. Saya langsung lemas kalau teringat dia, namanya saya yang ngelahirin, yang setiap hari ngurusin dia," kata Mirah.
9 dari 11 halaman

Sering teringat sosok Haringga di pagi hari

Mirah pun bercerita, bahwa dirinya kerap teringat sosok Haringga disaat pagi hari. Sebab, biasanya putra bungsunya itu masih tertidur pulas di ruang depan kontrakan mereka saat ia ingin membuka pintu.

"Dia kan tidurnya disini (ruang depan) karena enggak ada kamar. Nah kakinya dia itu kadang suka ngalingin pintu makanya selalu saya bangunin kalau pagi, tapi sekarang dia sudah enggak ada," kata Mirah.

Selain itu, ibu dua orang anak ini juga kerap teringat dengan Haringga ketika dirinya melihat orang yang postur tubuhnya mirip sang putra.

"Saya kalau lihat anak gemuk itu keingetan sama dia, hati saya kayaknya udah gemeteran aja, kayak Ari (Haringga) itu," ujarnya.

"Kalau lagi ingat dia (Haringga) saya tuh berusaha menyibukan diri saja sambil terus dzikir, kadang main sama cucu biar enggak sedih," kata Mirah.
10 dari 11 halaman

Mirah masih susah untuk makan dan tidur

Mirah mengatakan sampai saat ini nafsu makannya juga belum kembali normal. Semenjak kepergian Haringga, Mirah hanya makan dua sampai tiga sendok saja. Bahkan Mirah mengaku bahwa makanan apapun yang masuk ke mulutnya terasa hambar.

"Makan juga susah, tidur juga susah karena masih suka keingetan dia," ucap Mirah sambil meneteskan air matanya.

Siloam, ayahanda Haringga, mengakui kalau hingga saat ini, istrinya memang masih drop. Bila sudah seperti itu, Siloam pun berusaha menguatkan istrinya bahwa semua ini adalah takdir yang harus mereka hadapi.

"Dia memang masih suka drop terutama pas pagi. Tapi saya bilangin untuk tetap berdoa buat Haringga," kata Siloam.
11 dari 11 halaman

Uang santunan untuk Haringga digunakan dengan baik

Untuk mendoakan agar anaknya mendapatkan terbaik di sisi tuhan, sebagian uang santunan yang ia terimanya dari orang-orang yang peduli kepada keluarganya pun tak digunakannya sendiri. Mirah dan Siloam menyalurkannya untuk membantu anak yatim maupun disumbang ke masjid dan panti asuhan.

"Sebagian uang santunan yang dikasih itu, kita bagi-bagikan lagi ke anak-anak yatim, disumbang ke masjid agar Haringga dilapangkan dan mendapat terbaik," kata Mirah.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya