1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Heboh! 4 anak ini dibesarkan oleh binatang, begini nasib mereka selanjutnya

Penulis : Uvuvwevwevwe Osass

8 Januari 2018 14:13

Kebanyakan dari kita mungkin percaya kalau anak-anak liar hanya ada dalam cerita dongeng dan mitos saja, namun pada kenyataannya anak-anak yang liar dan memiliki sifat seperti binatang itu memang benar adanya.

Ada sekitar lebih dari 100 kasus yang didokumentasikan dari anak-anak yang dibesarkan oleh hewan liar. Berada jauh dari peradaban manusia normal dan bertahan hidup di alam liar membuat 4 orang ini memiliki sifat layaknya hewan-hewan di hutan

Melansir dari laman unbelievable-facts.com, berikut ini empat anak yang dibesarkan oleh hewan liar.

2 dari 5 halaman

1. Marina Chapman

Marina Chapman lahir pada 1950. Ketika baru berusia empat tahun, dia diculik dari desanya. Penculiknya berubah pikiran di tengah jalan dan meninggalkan Marina jauh di hutan Kolombia. Dia berteman dengan sekelompok monyet capuchin dan dibesarkan oleh primata. Marina belajar untuk mengurus dirinya sendiri. Dia mulai mengamati monyet dan melihat jika dia berdiri di bawah pohon di mana monyet sedang makan, dia bisa mengambil makanan yang dijatuhkan. Gadis malang ini tidur di lubang pohon dan berjalan merangkak seperti monyet. Dia menghabiskan sekitar lima tahun di alam liar. Parahnya, keadaan ini membuatnya kehilangan cara berkomunikasi saat pemburu menyelamatkannya. Sayang bukan keberuntungan yang dia dapat, sebab Marine justru dijual ke rumah bordil di CĂșcuta. Dia melarikan diri dari rumah bordil dan hidup di jalanan. Setelah itu, menjadi budak di keluarga mafia. Seorang tetangga yang tinggal di dekat keluarga mafia itu berbaik hati dan menyelamatkannya. Marina akhirnya pindah ke Bradford, Yorkshire di mana saat ini ia tinggal bersama keluarganya. Wanita ini melanjutkan hidupnya menulis kisahnya dalam buku berjudul The Girl With No Name. Dalam bukunya, dia menggambarkan banyak kisah. Satu di antaranya saat monyet tua datang menolongnya karena keracunan makanan dan terancam kehilangan nyawa. Dia menangis kesakitan ketika monyet tua, yang dia sebut Grandpa menuntunnya untuk minum air berlumpur. Segera setelah minum, dia langsung muntah dan mulai pulih.

3 dari 5 halaman

2. Bello

Pada 1996, ada penyelamatan seorang anak Nigeria dalam keadaan cacat dari alam liar. Dia ditempatkan dalam perawatan rumah spesialis anak. Staf perawat dari Tudun Maliki Torrey Home di Kano menamai anak itu "Bello." Sebelum diselamatkan, pemburu menemukan Bello dengan keluarga simpanse di hutan Falgore, 150 kilometer selatan dari Kano. Pada saat penyelamatan, Bello telah berusia sekitar dua tahun. Bello mungkin anak dari etnis Fulani yang sering melakukan perjalanan melalui wilayah itu. Kondisinya yang cacat mental dan fisik menjadi alasan orang tuanya meninggalkan Bello di hutan. Untung saja ada keluarga simpanse yang "mengadopsinya." Abba Isa Muhammad, petugas kesejahteraan Bello memperkirakan, jika bocah ini mungkin baru berusia enam bulan ketika simpanse mengadopsinya. Ketika Bello datang ke rumah perawatan, dia berjalan dengan gaya mirip simpanse.

4 dari 5 halaman

3. Dina Sanichar

Pada 1867, pemburu menyelamatkan seorang anak dari hutan Bulandshahr di India. Pemburu melihat anak itu menyusul kawanan serigala ke sebuah gua dan dia berjalan seperti serigala. Para pemburu membunuh serigala dan menemukan anak laki-laki tidur di dalam gua. Pada saat penyelamatan diperkirakan ia berusia sekitar enam tahun. Dia segera dibawa di sebuah panti asuhan di Sekandra. Bocah ini memiliki kebiasaan menggerogoti tulang untuk mempertajam giginya. Anak yang diberinama Dina ini menolak untuk menggunakan pakaian, bahkan merobek apapun yang menempel di kulitnya. Perilakunya tak mengalami banyak perubahan selama 20 tahun sebelum kematiannya. Dia memang sudah berhasil berjalan tegak dan makan menggunakan piring, namun tak pernah bisa berbicara. Dina sangat suka makan daging mentah, perokok berat, dan penderita TBC. Dia meninggal pada 1895.

5 dari 5 halaman

4. Marcos Rodríguez Pantoja

Marcos Rodriguez Pantoja berasal dari keluarga yang sangat miskin. Saat berusia tujuh tahun, dia dijual ayahnya pada seorang gembala kambing yang hidup terisolasi. Orang yang membeli Marcos tinggal di sebuah gua. Dia mengajarkan Marcos bagaimana menggembala kawanan kambing serta cara merawat dirinya sendiri saat masih hidup di padang gurun. Sayang penggembala itu meninggal dan Marcos ditinggalkan sendirian. Namun karena sudah mendapatkan pembelajaran dari si penggembala, dia mampu bertahann hidup di sana. Marcos tinggal di pegunungan selama 12 tahun, dari 1953 sampai 1965. Dia tidak memiliki kontak manusia dan berteman dengan kawanan serigala. Para anggota Guardia Civil Spanyol menangkapnya dan membawanya kembali ke peradaban manusia saat dia berusia 19 tahun.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : uvuvwevwevwe-onyeten-1004312

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya