1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

IPW Nilai Surat Brigjen Junior Tumilaar Diluar Pakem TNI

Penulis : Iwan.S

22 September 2021 11:07

Penahanan.

Pengamat hukum dari Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta, Abdul Fickar Hadjar mengatakan, prajurit TNI dan Polri juga warga negara Indonesia. Jika surat terbuka Brigjen Junior Tumilaar kepada Polri tidak berkaitan dengan kedudukannya sebagai TNI maka boleh saja Brigjen Junior Tumilaar membuat surat terbuka. Artinya yang dilakukan Brigjen Junior Tumilaar tidak ada kepentingan pribadinya.

"Artinya lagi dia (Brigjen Junior Tumilaar) hanya sekedar menolong orang saja. Tetapi jika urusannya bersinggungan dengan kepentingan pribadinya, maka selayaknya dan seharusnya dikoordinasikan dengan kesatuannya. Agar tidak menimbulkan gesekan urusan antar kelembagaan," paparnya

Diketahui, Inspektur Komando Daerah Militer XIII/Merdeka, Brigjen TNI Junior Tumilaar menulis surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Surat tulisan tangan itu sebagai bentuk keprihatinan Jenderal bintang satu ini atas perlakuan diskriminatif terhadap Ari Taharu dalam kasus kepemilikan tanah di Kawasan Citraland.

Surat terbuka ini juga sebagai bentuk keberatan dengan sikap penyidik yang memanggil Babinsa untuk memintai keterangan. Dalam surat tersebut, Tumilaar mengingatkan Kapolri mengenai status tanah dan keabsahan dokumen Ari Tahiru. Ia juga menginformasikan kalau sudah pernah mengingatkan Kapolda Sulut bahwa Ari Tahiru adalah pemilik tanah yang sah, jauh sebelum Perum Citraland dibangun.

Adapun tembusan surat terbuka itu ditujukan Panglima TNI, KSAD, Pangdam XIII/Merdeka, anggota DPR RI Hillary Lasut dan pengacara Ari Tahiru, James Bastian Tuwo SH.

“Saya menulis surat terbuka ini karena panggilan hati nurani. Saya Tentara Rakyat. Saya wajib melindungi rakyat yang tertindas,” tegas Brigjen Tumilaar kepada wartawan di Manado, Rabu (15/09/2021).

Saat ini Polresta Manado mengamankan Ari Tahiru. Pria berusia 67 tahun itu sebagai tindak lanjut laporan manajemen Citraland.

Tindakan dialami Ari Tahiru dinilai sebagai bentuk perampasan hak-hak rakyat, karena Ari Tahiru pemilik tanah adat (warisan) yang sah berdasarkan sejumlah dokumen asli. Ari Tahiru disangka merusak pagar pembatas Citraland. Itupun tembok pembatas itu berdiri di atas tanah warisan ibunda Ari Tahiru. Ia dan kakak-adiknya mendapat warisan tanah seluas 32.482 meter persegi.

Dalam dokumen Register Tanah, Surat Ukur dan Surat Keterangan Saksi, tampak jelas bahwa Citraland justru menyerobot sebagian besar tanah milik orang tua Ari Tahiru. Tanah tercatat dalam Register Desa Pineleng Nomor 302/12/X11/82.

Ari Tahiru masih ditahan karena laporan manajemen Citraland Manado yang menuduhnya merusak tembok pembatas antara wilayah Citraland dan tanah Lintje Monintja kepada anak-anaknya Tahiru bersaudara (suami Lintje Monitja adalah Baco Tahiru).

Padahal Ari menurut keluarga, hanya memindahkan secara rapi tiga batang beton agar dapat mengakses masuk kebunnya. Proses pemindahan batangan beton itu disaksikan aparat negara baik Babinsa maupun Llrah setempat. [*one]


2 dari 2 halaman

Penahanan.

Pengamat hukum dari Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta, Abdul Fickar Hadjar mengatakan, prajurit TNI dan Polri juga warga negara Indonesia. Jika surat terbuka Brigjen Junior Tumilaar kepada Polri tidak berkaitan dengan kedudukannya sebagai TNI maka boleh saja Brigjen Junior Tumilaar membuat surat terbuka. Artinya yang dilakukan Brigjen Junior Tumilaar tidak ada kepentingan pribadinya.

"Artinya lagi dia (Brigjen Junior Tumilaar) hanya sekedar menolong orang saja. Tetapi jika urusannya bersinggungan dengan kepentingan pribadinya, maka selayaknya dan seharusnya dikoordinasikan dengan kesatuannya. Agar tidak menimbulkan gesekan urusan antar kelembagaan," paparnya

Diketahui, Inspektur Komando Daerah Militer XIII/Merdeka, Brigjen TNI Junior Tumilaar menulis surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Surat tulisan tangan itu sebagai bentuk keprihatinan Jenderal bintang satu ini atas perlakuan diskriminatif terhadap Ari Taharu dalam kasus kepemilikan tanah di Kawasan Citraland.

Surat terbuka ini juga sebagai bentuk keberatan dengan sikap penyidik yang memanggil Babinsa untuk memintai keterangan. Dalam surat tersebut, Tumilaar mengingatkan Kapolri mengenai status tanah dan keabsahan dokumen Ari Tahiru. Ia juga menginformasikan kalau sudah pernah mengingatkan Kapolda Sulut bahwa Ari Tahiru adalah pemilik tanah yang sah, jauh sebelum Perum Citraland dibangun.

Adapun tembusan surat terbuka itu ditujukan Panglima TNI, KSAD, Pangdam XIII/Merdeka, anggota DPR RI Hillary Lasut dan pengacara Ari Tahiru, James Bastian Tuwo SH.

“Saya menulis surat terbuka ini karena panggilan hati nurani. Saya Tentara Rakyat. Saya wajib melindungi rakyat yang tertindas,” tegas Brigjen Tumilaar kepada wartawan di Manado, Rabu (15/09/2021).

Saat ini Polresta Manado mengamankan Ari Tahiru. Pria berusia 67 tahun itu sebagai tindak lanjut laporan manajemen Citraland.

Tindakan dialami Ari Tahiru dinilai sebagai bentuk perampasan hak-hak rakyat, karena Ari Tahiru pemilik tanah adat (warisan) yang sah berdasarkan sejumlah dokumen asli. Ari Tahiru disangka merusak pagar pembatas Citraland. Itupun tembok pembatas itu berdiri di atas tanah warisan ibunda Ari Tahiru. Ia dan kakak-adiknya mendapat warisan tanah seluas 32.482 meter persegi.

Dalam dokumen Register Tanah, Surat Ukur dan Surat Keterangan Saksi, tampak jelas bahwa Citraland justru menyerobot sebagian besar tanah milik orang tua Ari Tahiru. Tanah tercatat dalam Register Desa Pineleng Nomor 302/12/X11/82.

Ari Tahiru masih ditahan karena laporan manajemen Citraland Manado yang menuduhnya merusak tembok pembatas antara wilayah Citraland dan tanah Lintje Monintja kepada anak-anaknya Tahiru bersaudara (suami Lintje Monitja adalah Baco Tahiru).

Padahal Ari menurut keluarga, hanya memindahkan secara rapi tiga batang beton agar dapat mengakses masuk kebunnya. Proses pemindahan batangan beton itu disaksikan aparat negara baik Babinsa maupun Llrah setempat. [*one]


  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : iwan-gondrong

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya