Keluarga Tak Tahu, Solidaritas Driver Ojol di Padang Paksa Bawa Jasad Bayi karena Ditahan Pihak RS
Penulis : Queen
21 November 2019 10:42
Puluhan driver ojol bawa kabur jasad bayi
Planet Merdeka - Tepat pada Selasa (19/11/2019) kemarin, rombongan puluhan driver ojek online (ojol) di Padang, Sumatera Barat membawa kabur jenazah seorang bayi dari rumah sakit.
Berdasarkan info yang beredar, rombongan driver ojek online (ojol) ini membawa paksa jenazah seorang bayi dari RS mengatasnamakan aksi solidaritas. Aksi solidaritas para driver ojek online (ojol) membawa paksa jenazah seorang bayi dari RS ini tidak diketahui sama sekali oleh pihak keluarga mendiang.
Tujuan puluhan driver ojol bawa jasad bayi
Dikutip dari Kompas.com, aksi yang mengatasnamakan solidaritas ini pertama kali diketahui dari video viral yang beredar di berbagai grup Whatsapp. Video viral yang beredar pada Selasa (19/11/2019) memperlihatkan puluhan driver ojol ramai-ramai menyambangi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil, Padang, Sumatera Barat.Tujuan kedatangan puluhan driver ojol ini bukan untuk membesuk rekannya yang sakit atau melakukan aksi demo. Melainkan membawa paksa jenazah seorang bayi dari salah satu rekannya sesama driver ojol.
Penyebab bayi tersebut meninggal
Aksi ini diduga dipicu oleh kabar bahwa kepulangan jenazah bayi dipersulit oleh pihak rumah sakit. Disebutkan dalam pesan tersebut bahwa bayi yang bernama M khalif Putra (6 bulan) tak bisa dibawa pulang oleh keluarga lantaran tanggungan biaya belum juga dibayarkan.Bayinya dirawat di rumah sakit selama berhari-hari atas penyakit kelenjar getah bening. M khalif Putra memiliki tanggungan administrasi sebesar Rp 24 juta yang harus dibayar.
Pihak RS melarang kepulangan jasad bayi
Tak terima dengan nasib nahas yang menimpa sesama rekan, puluhan dirver ojol ini ramai-ramai menyambangi rumah sakit. Puluhan driver ojol ini memaksa pihak rumah sakit untuk membawa jenazah sang bayi.Keributan antara pihak rumah sakit dengan puluhan driver ojol lalu sempat terjadi. Tentu saja kejadian ini viral di media sosial.Banyak publik yang menyayangkan dan mengecam pihak rumah sakit yang disebut-sebut mempersulit proses kepulangan bayi.
Pihak keluarga tak tahu
Namun aksi solidaritas yang dilakukan puluhan driver ojol di Padang ini sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga sang bayi. Diketahui, Dewi Suryani, ibunda dari bayi malang tersebut kaget dan panik saat mengetahui jenazah anaknya tak lagi berada di kamar mayat.
Dewi Suryani mengaku awalnya sama sekali tidak tahu siapa yang membawa jenazah anaknya. Pasalnya, saat aksi ini terjadi, ia tengah sibuk mengurus surat administrasi kepulangan sang anak di lantai empat.
“Kami tidak tahu, soalnya kami sedang mengurus surat-surat ini di lantai empat,” ungkap Dewi Suryani, Rabu (20/11/2019).
Keterangan pihak komunitas driver ojol
Namun tiba-tiba saja sekitar pukul 12.00 WIB rombongan driver ojol datang membawa jenazah anaknya. Dikutip Kompas.com, Ketua Komunitas Driver Urang Minang, Nanda mengatakan awalnya pihaknya berniat membawa jenazah bayi tersebut secara baik-baik. Namun niat tersebut diurungkan saat ia dan rekan-rekannya justru dipersulit oleh pihak rumah sakit."Ini bayi dari rekan kami. Kami sudah ikuti prosedur secara baik-baik, tapi dipersulit dengan diping-pong ke sana ke mari. Akhirnya, kami nekat bawa keluar dan bawa ke rumah duka," ujar Nanda kepada wartawan Kompas, Selasa (19/11/2019).
Ketua komunitas ojol di Padang mengklarifikasi aksinya bawa bayi paksa dari RS.
Sebelum bayi rekannya itu meninggal, diakui Nanda pihaknya bersama dengan ratusan driver ojol yang lain sudah mengumpulkan dana untuk membantu biaya rumah sakit. Namun saat mendapatkan kabar bahwa bayi rekannya tersebut meninggal dan kepulangannya dipersulit, komunitas ojol ini langsung bergerak sebagai aksi solidaritas.
"Namun di rumah sakit, keluarga dipersulit untuk membawa bayinya pulang. Inilah yang memicu kami mengambil langkah nekat dengan membawa paksa jenazah keluar," kata Nanda.
Keterangan pihak rumah sakit
Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Yusirwan membantah pihaknya menahan kepulangan jenazah yang keluarganya tak mampu bayar. Yusirwan justru mengatakan bahwa hal tersebut terjadi lantaran adanya miskomunikasi antara rumah sakit dan orang tua pasien.
"Sebenarnya kesalahan komunikasi antara pasien dan penjelasan dari kami. Saat itu sebenarnya kami meminta orangtua pasien untuk menyelesaikan administrasinya," kata Yusirwan.
Menurutnya, persyaratan administrasi yang ia maksud adalah pertanggungjawaban pembayaran dan juga prosedur lainnya. Bila orang tua pasien memang tidak mampu, pihak rumah sakit akan memberikan solusi lainnya atau bahkan memperbolehkan pasien dibawa pulang meski berutang.
"Jika tidak ada biaya bisa dimasukkan ke dalam piutang negara. Cukup KTP saja sebagai syaratnya. Setelah itu masuk piutang negara," jelas Yusirwan.
Pihak manajemen RS meminta maaf
Yusirwan mengatakan, atas kejadian tersebut, pihaknya atas nama manajemen Rumah Sakit M Djamil Padang meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Barat karena miskomunikasi yang terjadi."Kami atas nama manajemen RSUP M Djamil Padang meminta maaf kepada masyarakat Sumbar atas kejadian ini dan semoga kejadian ini tidak akan terulang lagi," jelas Yusirwan.
Atas kejadian ini, pihak rumah sakit jelas sangat menyesalkan tindakan para driver ojol yang nekat membawa jenazah secara paksa.
"Dibawa dari kamar mayat. Ada petugas yang berupaya menghalangi, namun karena tidak ingin ada keributan di rumah sakit akhirnya dibiarkan saja," ucap Yusirwan.
Tak hanya pihak rumah sakit saja yang meminta maaf atas kejadian ini, rupanya Dewi Suryani, ibu sang bayi pun ikut menyesal.
"Saya ucapkan terima kasih kepada pihak rumah sakit, telah membantu dan mempermudah mengurus mengeluarkan anak saya. Kami sebagai pihak keluarga meminta maaf, kalau ada hal yang tidak menyenangkan hati dari pihak rumah sakit," tutup Dewi Suryani.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.