1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Kisah Sedih Casuni, Ibu Muda di Indramayu Meninggal Karena Bayi Diambil Paksa Mertua Sejak Lahir

Penulis : Queen

4 Desember 2019 11:23

Kisah sedih Casuni

Planet Merdeka - Seorang Ibu tentunya tak ingin berjauhan dari sang anaknya apalagi usai dilahirkan. Keinginan Casuni (19), ibu muda asal Desa Pabean Udik, Indramayu melihat buah hatinya tidak bisa terwujud.

Pasalnya, ia menghembuskan napas terakhir, tanpa tak bisa bertemu dengan anak semata wayangnya tersebut.

2 dari 10 halaman

Anak Casuni diambil paksa mertua

Sepupu Casuni, Surtini (32) mengatakan, sepupunya itu menderita penyakit TBC (Tuberkulosis) dan paru-paru. Ia menderita penyakit itu usai melahirkan anak pertamanya pada 11 bulan yang lalu.

Saat itu, anak kandung Casuni diambil paksa oleh ibu mertuanya karena khawatir penyakit Casuni menular ke buah hatinya.

"Sekarang kan dia sakit, dirawat di rumah sakit, cuma sempet dibawa pulang, sekarang kritis seperti begini pengen ketemu anaknya gak kesampean," ujarnya di rumah duka, Selasa (3/12/2019).

3 dari 10 halaman

Mertua baru datangkan anak Casuni usai ibunya meninggal

Diceritakan bahwa Ia sempat meminta bantuan dari pemerintah desa untuk mewujudkan keinginan Casuni bertemu anaknya dengan harapan kondisi sepupunya itu bisa membaik.

Namun, usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil karena larangan dari mertua Casuni.

"Sampai sekarang meninggal baru didatengin anaknya oleh mertuanya," ujarnya.

4 dari 10 halaman

Suami Casuni tak hadir

Mertua Casuni sempat hadir di rumah duka saat jenazah Casuni tengah disalatkan. Ia juga membawa anak sematang wayang Casuni. Meski demikian di rumah duka tidak tampak suami Casuni.

Sang anak Casuni baru pertama kali melihat sang ibu setelah menjadi almarhum. Bayi berusia 11 tahun itu juga terlihat terus menangis dipangkuan ibu mertuanya sepanjang warga menyolatkan Casuni di rumah duka.

"Semenjak keluar dari rumah sakit (pascamelahirkan) sampai meninggal, almarhum belum ketemu anaknya," ucapnya.

5 dari 10 halaman

Casuni juga sudah 15 tahun tak bertemu ayahnya

Selain ingin bertemu anaknya, disampaikan Surtini, Casuni juga berpesan sebelum meninggal ingin bertemu dengan ayah kandungnya. Ayah kandungnya itu sudah sekitar 15 tahun tidak pulang, ia bekerja di Batam sebagai nelayan.

"Sudah dikabari keluarga ayahnya di Batam, tapi katanya sedang di laut, minggu depan baru pulang, jadi sampai sekarang belum tahu almarhum sudah meninggal," ucapnya.
6 dari 10 halaman

Casuni sudah sakit keras ditambah sakit secara batin

Casuni selalu menanyai kabar orang-orang yang dikasihinya itu, terutama anak dan ayah kandungnya.

"Dia sakit, pesan-pesan terakhir dia cuma ingin bisa ketemu anak sama ayah kandungnya," ujarnya, Selasa (3/12/2019).
7 dari 10 halaman

Mertua tak pernah suka pada Casuni

Disampaikan Surtini, sepupunya itu meninggal tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Kondisinya semakin diperparah dengan tekanan batin kehilangan orang-orang yang dikasihinya tersebut.

Surtini mengatakan jika suami Casuni, tidak diketahui secara pasti mengapa pergi meninggalkan sang istri.

"Memang mereka itu sebenarnya gak disetujui sama mertuanya itu. Sekarang juga suaminya gak tahu kemana, tidak ke sini, katanya sih lagi kerja di sawah, padahal istrinya hari ini meninggal," ujarnya.
8 dari 10 halaman

Kondisi mengenaskan Casuni saat-saat terakhir

Di rumah kecil itu, Casuni hanya dirawat oleh neneknya yang sudah sangat tua serta bibinya yang tunawicara.

Faktor ekonomi juga membuat Casuni tidak bisa mendapat perawatan kesehatan yang maksimal untuk menyembuhkan penyakit keras yang dideritanya itu.
9 dari 10 halaman

Sepanjang hari Casuni hanya bisa menangis

Selain itu, diceritakan Surtini, sepanjang hari Casuni hanya bisa menangis. Ia menitikan air mata setiap kali teringat anak dan ayahnya. Sepanjang waktu Casuni meminta agar bisa dipertemukan dengan anak dan ayah kandungnya.
10 dari 10 halaman

Casuni sakit usai lahirkan anaknya

Prosesi pemakaman Casuni berlangsung sangat sederhana. Seluruh prosesi mulai dari memandikan, menyolatkan hingga mengukurkan hanya dibantu oleh sepupu, tetangga, dan aparat pemerintah desa setempat.

"Saya ikut sedih, campur aduk. Tidak nyangka saja akan seperti ini kan," ujarnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya