1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Menikah, TKI Asal Pati ini Beri Seserahan Berupa Mobil dan Sepeda Motor Senilai Rp 279 juta

Penulis : Moana

19 Juni 2019 12:52

Pasangan ini menikah dengan seserahan yang bernilai ratusan juta rupiah

Pernikahan memang merupakan sebuah peristiwa yang sangat sakral dan membahagiakan bagi sepasang kekasih. Tak heran jika kemudian banyak yang melakukan hal-hal istimewa di hari bahagianya itu.

Banyak yang memberikan mas kawin hingga seserahan yang bernilai fantastis. Bukan hanya itu, terkadang ada pula yang menggelar resepsi pernikahan sangat mewah hingga mengundang artis-artis kenamaan. Seperti pasangan kekasih ini. Mereka baru saja menikah dan tak tanggung-tanggung, seserahannya bernilai hingga ratusan juta rupiah.

2 dari 8 halaman

Seorang TKI menggelar pernikahan di Demak

Hal itu dialami oleh seorang pria bernama Agus Setiawan (37). Ia merupakan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Agus menggelar pesta pernikahannya dengan seorang wanita asal Demak, bernama Sri Irawati (33).

Agus dan Sri menggelar pernikahan pada Kamis (13/06/2019) lalu di Dusun Tompe, Desa Karangrejo, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak.
3 dari 8 halaman

Berikan seserahan dengan nilai fantastis

Pernikahan Agus dan Sri ini terbilang sangat berbeda dari pernikahan pada umumnya. Pasalnya, Agus, sang mempelai pria diketahui memberikan seserahan yang tak biasa.

Agus memberikan seserahan berupa sebuah mobil Mitsubishi Xpander yang bernilai Rp 256 juta dan sebuah sepeda motor Honda Vario senilai Rp 23,6 juta. Sementara itu, Agus memberikan mas kawin berupa perhiasan emas dan seperangkat alat sholat.
4 dari 8 halaman

Bekerja menjadi TKI selama 10 tahun

Namun demikian, hal itu membuat tetangga sekitar dan para tamu undangan kaget hingga viral di media sosial instagram. Sebagian netizen menilai, seserahan mobil dan motor adalah sesuatu yang mewah. Ada yang berkomentar jika mobil dan motor itu dibeli secara kredit oleh pria yang menjadi TKI di Taiwan tersebut.

Namun, siapa yang menyangka bahwa faktanya tidaklah demikian. Agus mengaku bahwa menjadi TKI ia mendapatkan gaji yang cukup besar setiap bulannya. Ia bekerja menjadi TKI selama 10 tahun.

“Saya bekerja sebagai TKI di Taiwan selama 10 tahun dengan gaji perbulan Rp 15–16 juta. Saya bertemu dan berjodoh dengan Sri Irawati di Taiwan karena dia juga menjadi TKI di sana,” ucapnya.

5 dari 8 halaman

Untuk membahagiakan istrinya

Dan rupanya, setiap setahun sekali, Agus pulang ke Tanah Air dan mengambil cuti. Sebagian uang hasil kerja kerasnya itu kemudian ia gunakan untuk membeli tanah atau sawah yang bisa ia gunakan sebagai investasi di masa depan.

Agus pun menuturkan bahwa saat memberikan seserahan itu, orang tuanya membebaskan dirinya. Agus mengaku memberikan seserahan itu bukan untuk pamer namun, itu merupakan cara dirinya untuk membahagiakan istrinya.

“Orang tua membebaskan saya, bentuk pemberian seserahan kepada istri. Seserahan mobil dan motor adalah bentuk syukuran setelah pulang dari Taiwan, bukan untuk pamer. Niatnya baik untuk menghargai istri karena setiap orang mempunyai cara sendiri untuk membahagiakan istri,” jelasnya.

6 dari 8 halaman

Dibeli secara cash

Agus mengaku bahwa dirinya membeli mobil dan motor tersebut secara cash atau tunai. Menurutnya, seserahan mobil kepada istrinya bukan sesuatu yang mewah karena orang memiliki penilaian sendiri.

“Di suatu daerah, seserahan dengan mobil merupakan sesuatu yang biasa. Mungkin di sini baru pertama kali seserahan menggunakan mobil,” imbuhnya.

7 dari 8 halaman

Pengakuan mertua

Sementara itu, orang tua Agus mengaku bahwa mereka merasa senang jika anaknya itu bisa sukses dan bahagia bersama istrinya. Agus pun berharap bisa segera mendapatkan keturunan.

Dan di sisi lain, sang mertua, Kamsidi (63) mengaku senang dan bangga dengan adanya pemberian seserahan dari menantunya tersebut. Seserahan itu dianggapnya sebagai sebuah bentuk syukur. Dan hal itu ternyata belum pernah terjadi sebelumnya.

“Semoga cepat mendapat momongan dan semoga bahagia selamanya,” ujar Kamsidi.

8 dari 8 halaman

Tak bisa dikatakan pamer

Menanggapi hal itu, Perangkat Desa Karangrejo, Sugeng Sugiyono (60) mengaku bahwa hal itu baru pertama kalinya di desanya. Dan Sugeng mengatakan bahwa itu tidak bisa dikatakan pamer. Pasalnya, sang mempelai pria memberikan mobil itu untuk sang istri.

“Tidak bisa dikatakan pamer, semua itu tergantung dari niat mempelai berdua. Mungkin dari senangnya lelaki itu sehingga memberikan mobil kepada istri. Karena nanti pada akhirnya mobil itu juga dipergunakan oleh suami istri, jadi tidak ada masalah,” tegasnya
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya