1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Lapisan Es Mencair, Jenazah Suami Istri Yang Hilang 75 Tahun Lalu Ditemukan

Penulis : Uvuvwevwevwe Osass

19 Juli 2017 08:36

Jenazah mereka diawetkan dengan sempurna di dalam gletser

Planet Merdeka - Jenazah beku pasangan suami istri Swiss yang hilang 75 tahun lalu, ditemukan seiring dengan mencairnya gletser, di Pegunungan Alpen.

Marcelin dan Francine Dumoulin, orangtua dari tujuh anak, saat itu, pergi untuk memerah susu di sebuah ladang, di atas Chandolin, kanton Valais pada 15 Agustus 1942.

"Kami seumur hidup mencari mereka tanpa henti. Kami berpikir untuk memberikan pemakaman yang layak bagi mereka, satu hari kelak," kata putri bungsu mereka, Marceline Udry-Dumoulin kepada harian terbitan Kota Lausanne, Le Matin, Selasa (18/7/2017).

"Saya bisa katakan, setelah 75 tahun menunggu, kabar ini memberi kami ketenangan," tambah perempuan berusia 79 tahun itu.

Sementara, kepolisian Valais mengatakan, di kedua jenazah yang ditemukan pekan lalu itu, terdapat surat identitas.

Jenazah keduanya ditemukan seorang pekerja di gletser Tsanfleuron, dekat resor Les Diablerets, di ketinggian 2.615 meter dari permukaan laut.

Meski demikian, tes DNA tetap dilakukan untuk memastikan identitas pasangan itu.

"Jenazah mereka tergeletak saling berdekatan. Mereka mengenakan pakaian dari masa Perang Dunia II," kata Bernhard Tschannen, direktur Glacier 3000.

"Jenazah mereka diawetkan dengan sempurna di dalam gletser, demikian pula semua benda milik mereka," tambah Bernhard.

"Kami kira, mereka terjatuh ke dalam sebuah ceruk, dan jenazah mereka tekubur selama puluhan tahun. Saat gletser mencair, maka jenazah mereka akhirnya terlihat," lanjut Bernhard, kepada harian Tribune de Geneve.

Marcelin Dumoulin (40), adalah seorang pembuat sepatu. Sementara, istrinya Francine (37) berprofesi sebagai guru. Mereka meninggalkan lima putra dan dua putri.

"Itu adalah kali pertama ibu kami pergi bersama ayah untuk berjalan-jalan. Sebelumnya, dia selalu mengandung dan tak bisa mendaki gletser," kata Marcelin, sang putri bungsu.

"Tak lama setelah mereka hilang, kami terpisah dan ditempatkan di berbagai keluarga. Saya beruntung karena tinggal bersama bibi," tambah dia.

"Kami semua tinggal di wilayah yang sama tetapi akhirnya menjadi asing satu sama lain," lanjut dia.

Kini, Marcelin berpikir soal pemakaman jenazah orangtuanya, dan dia berencana tak akan mengenakan gaun berwarna hitam.

"Saya kira, gaun warna putih akan cocok karena menggambarkan harapan kami yang tak pernah hilang," ujarnya.

sumber

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : uvuvwevwevwe-onyeten-1004312

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya