1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Minta Maaf, Akun Facebook Korlap Aksi Pengepungan Mahasiswa Papua di Surabaya, Tri Susanti Justru Diserbu Netizen

Penulis : Moana

21 Agustus 2019 11:03

Korlap aksi pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya minta maaf

Aksi kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Jayapura dan Sorong, Papua yang diduga buntut dari perlakuan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang masih menjadi sorotan.

Terkait hal itu, Koordinator lapangan aksi organisasi masyarakat (ormas) yang menggeruduk dan mengepung asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Tri Susanti pun menyampaikan permintaan maafnya.

2 dari 7 halaman

Tri Susanti meminta maaf

Ia meminta maaf karena ada massa yang meneriaki kata-kata tak pantas dan berbau diskriminasi rasial kepada mahasiswa Papua yang ada di asrama tersebut.

"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," kata Susanti ketika di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Selasa (20/08/2019).
3 dari 7 halaman

Berdalih ingin menegakkan bendera Merah Putih

Susanti pun kemudian menjelaskan bahwa kedatangannya dan massa ormas lain ke asrama mahasiswa Papua yang berada di Jl Kalasan, Surabaya itu karena ia mendengar kabar tentang adanya pengrusakan dan pembuangan bendera Merah Putih.

"Kami ini hanya ingin menegakkan bendera Merah Putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak memasang. Jadi, ini bukan agenda yang pertama kali," ujar Susanti.
4 dari 7 halaman

Membantah betrokan dan teriakan rasis

Meskipun demikian, Susanti membantah jika massa ormas yang ia koordinir melakukan pengusiran terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan meneriakan kata-kata rasis.

"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada," kata Susanti.

Susanti juga mengatakan bahwa dirinya dan ormas lainnya di Surabaya berharap keadaan di Papua tetap kondusif dan tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat peristiwa di Surabaya tersebut.
5 dari 7 halaman

Unggahan terakhir Tri Susanti

Sementara itu, akun Facebook milik Susanti pun kemudian diserbu oleh netizen. Susanti terakhir kali mengunggah postingan di akun Facebooknya itu pada pada 26 Juli 2019 lalu pukul 21.22 WIB.

Dalam unggahan itu, ia melontarkan protes terkait penyelenggaraan pelantikan dan Gebray PMR se-Surabaya. Netizen yang geram dengan aksi yang ia koordinir pun kemudian menyerbu kolom komentarnya. Tak sedikit yang kemudian menghujat mantan caleg Partai Gerindra tersebut.

6 dari 7 halaman

Postingan terakhirnya diserbu netizen

Berikut beberapa komentar netizen:

“ibuk tri susanti kl g tau masalah yg se benar ny g usah ksh statement yg meresah kn dan kl g mo d bilang provokator mending diem aj atau ibuk mo d penjara kn krn dh menyebar kn hoax, silah kn pilih, pilih an ad d tangan ibuk!!!!”

“Oh ini ternyata PROVOKATOR kerusuhan. Ngisin2 iii Suroboyo dan Jatim aee!! Lek ga nggawe rusuh opo o se yu?Ga mlebu surgo ta?”

“Papua rusuh gara2 mulut ibu ini ember, memang kampret tidak ada matinya sebar hoax,”

“Divisi Humas Polri tolong ditindak pemilik akun ini. Disinyalir penyebar hoax bendera dibuang ke got yg menyebabkan rusuh di sby dan papua,”

“Cari smpi dpt ngk ad kata damai ini ibu biang masalah viral kan,,sby dan papua rusuh krn aatu org ini cr smpi dpt,”

7 dari 7 halaman

Pernah jadi saksi BPN?

Sementara itu, sebuah foto tentang Susanti pun kemudian beredar di media sosial. Foto itu membandingkan sosok Tri Susanti yang menjadi saksi BPN di Mahkamah Konstitusi dengan Susanti saat tengah melakukan wawancara saat aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang diduga memancing aksi kerusuhan di Papua.

Hal tersebut pun langsung disoroti oleh Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi. Ia mempertanyakan kehadiran Susanti dalam pengepungan mahasiswa asal Papua di Surabaya tersebut.

"Apakah sebuah kebetulan kalau Ibu Tri Susanti yang merupakan saksi dari BPN 02 ini kemudian berada di lokasi insiden, diwawancara dan memberikan keterangan bahwa mahasiswa Papua membuang bendera ke selokan, sesuatu yang hingga sekarang tak ada bukti," tulis Dedek melalui akun Twitter @Uki23.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya