1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Namanya Dikaitkan dengan Kisah Layangan Putus, Netizen Temukan Foto Mommy Asf di Akun Ricky Zainal

Penulis : Moana

6 November 2019 14:53

Ricky Zainal dikaitkan dengan kisah Layangan Putus

Planet Merdeka - Viralnya cerita tentang kisah #LayanganPutus menyeret nama pemilik Channel YouTube Ammar TV, Ricky Zainal dikaitkan dengan persoalan rumah tangga tersebut. Ricky disebut-sebut sebagai sosok suami dari sang penulis, Mommy Asf.

Mommy Asf adalah sosok di balik viralnya #LayanganPutus tersebut. Mommy Asf mengaku bahwa dirinya adalah ibu dari 5 orang anak dan kini hidup sebagai single parent. Mommy Asf menceritakan bahwa sang suami telah mengkhianatinya dan menikah diam-diam dengan wanita lain. Mommy Asf mengaku dirinya mengetahui hal itu setelah sang suami dan istri barunya bulan madu ke luar Cappadocia.

2 dari 13 halaman

Meminta maaf karena membuat keributan

Karena namanya disangkut pautkan dengan viralnya kisah itu, Ricky pun sempat angkat bicara. Ricky angkat bicara melalui live Instagram yang ia lakukan beberapa hari lalu. Dalam live tersebut, Ricky pun menyampaikan permohonan maafnya karena telah membuat kegaduhan. Ricky pun mengaku bahwa keluarganya baik-baik saja.

"Mohon maaf atas keributan di sosial media kami baik-baik saja. Kami selalu bareng, salat maghrib," ujar Ricky
3 dari 13 halaman

Mengaku belum pernah menceraikan sang istri

Banyak yang menghujat dirinya setelah kisah #LayanganPutus viral, Ricky pun kemudian memberikan klarifikasinya. Ricky pun mengaku bahwa dirinya belum pernah menceraikan sang istri.

"Teman-teman di luar sana terbakar emosinya panas. Ana (saya) mohon maaf. Sampai saat ini, ana belum pernah menceraikan istri ana," tegas Ricky melalui Instagram Live.

4 dari 13 halaman

Ricky Zainal unggah kutipan ayat Alquran

Bukan hanya itu, Ricky juga sempat mengunggah postingan di Instagram Storynya. Ricky mengunggah sebuah postingan di Instagram Storynya. Ricky mengunggah beberapa kutipan ayat Alquran dari Surat Al Qiyamah.

"Terkadang orang memandangmu sebagai orang yang bertaqwa. Sebagian orang memandangmu sebagai orang yang berlumuran dosa. Dan sebagian orang memandangmu, begini dan begitu. Namun pada hakikatnya.. Sesungguhnya engkau yang paling tahu tentang dirimu sendiri. Satu rahasia pun tidak akan diketahui orang selainmu, ialah rahasia hubunganmu dengan Tuhanmu. Maka jangan terpedaya oleh orang-orang yang memujimu. Dan jangan resah terhadap orang yang mencelamu. Karena sejatinya adalah.. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri," tulis Ricky.

5 dari 13 halaman

Ada foto sang istri di akun Instagram Ricky Zainal

Sementara itu, setelah ditelusuri akun Instagramnya @rickyzainal, ternyata masih ada postingan yang menampilkan sosok istri Ricky. Ricky menandai sebuah akun dengan nama @ecaprasetya. Postingan tersebut diunggah oleh Ricky pada 10 Januari 2015 lalu.

Dalam foto itu, nampak seorang wanita mengenakan hijab nampak duduk membelakangi kamera. Nampak pula banyak burung-burung yang berterbangan di sekitarnya. Dalam caption yang ditulis oleh Ricky diketahui bahwa foto itu diambil saat mereka liburan ke Turki.

“Take vacations .. Go as many places as you can ..

You can always make money..

You can't always make memories

#bestvacations #turkye #turky #istanbul #sonyA7s #2015 #love,“ tulis Ricky.

6 dari 13 halaman

Jejak akun media sosial Mommy Asf

Setelah akun @ecaprasetya itu ditelusuri, dalam profilnya tertulis sebuah nama Echa Prasetya. Dalam bionya nampak wanita tersebut menulis ‘Mommy Asf’. Namun, sayangnya akun tersebut di privasi oleh sang pemilik sehingga netizen tak bisa melihat postingan dan aktivitasnya dengan leluasa.

Dan ketika dilihat lebih jauh di akun Instagram Ricky, pemilik Ammar TV tersebut ternyata beberapa kali mengunggah foto wanita itu bersama sang anak. Dan Ricky pun menandai akun wanita yang diduga kuat adalah Mommy Asf tersebut.

7 dari 13 halaman

Kisah Layangan Putus

Seperti yang diketahui wanita pemilik akun Mommi Asf tersebut menceritakan tentang rumah tangganya yang berakhir. Namun, postingan tersebut kemudian ia hapus. Pada bagian pertama wanita itu menggambarkan tentang kehidupan ibu dengan 5 anak harus berjuang sendiri di Bali. Ia harus mengikuti keinginan anak-anaknya karena sang suami sudah tak peduli lagi. Bukan hanya menceraikan dirinya, sang mantan suami juga meninggalkan dan tidak lagi membiayai kelima anaknya.

Sementara bagian kedua menceritakan tentang bagaimana Mommi Asf mengetahui sang suami sudah menikah lagi. Disebutkan, sang suami tiba-tiba menghilang. Dan ia baru mengetahui bahwa sang suami ternyata bulan madu dengan istri keduanya.

8 dari 13 halaman

Kisah part 2: 19 September 2019

Lembar putusan pengadilan agama mengenai perceraian sudah kuterima. Aku hela nafas panjang. Lega, sedih, sesak, bercampur di setiap hembusan nafas. Aku baca lagi berulang.

"Alhamdulillah" batinku, berusaha menyempatkan untuk bersyukur dalam setiap keadaan.

Resmi sudah aku sendirian. Aku yang bertanggung jawab atas diriku sendiri, dan menanggung segala keputusan kedepan.

Seperti kehilangan satu kaki, aku berusaha tetap tegak melangkah. Pun selama setahun setengah menjalani poligami, yang aku rasakan memang kakiku sudah sakit sebelah. Ibarat dalam sisi medis, saran terbaiknya adalah mengamputasi kaki yang sudah luka dan membusuk. Sebelum menjalar menyakiti organ lainya.

Tin tiiin tiiiin

Klakson mobil dibelakang mengagetkanku, aku sadar dan memacu mobilku menuju rumah.

Aku bergegas mandi sesampainya dirumah. Jarang aku berlama lama di kamar mandi. Tapi, kali ini, aku betah berdiri dibawah kucuran air.
9 dari 13 halaman

Kisah part 2: 12 Februari 2018

Selesai subuh, aku mencari suami, ingin menggodanya. Semalam, ia tak masuk kamar melihatku, atau sebenarnya dia sudah melakukannya, saat aku tertidur lelap.

Kubuka kamarnya, sepi.

"Oh, mungkin belum pulang sholat subuh dari mushola," batinku. Tapi, terlihat kamar masih rapi. Selimut terlipat, bantal dan guling masih tersusun. Tidak terlihat kasur yang habis ditiduri.

Aku bingung, suamiku tidak izin menginap di kantor. Kuambil ponsel dan menghubunginya. Tersambung, tapi tidak ada jawaban. Kuulangi hingga berkali kali . Nihil.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 6 pagi, langit sudah terang, gak mungkin dia di mushola selama ini. Aku mulai jengkel, kutelepon supir kantor. Kucecar Selamet dengan pertanyaan.

“Lho Mba, sampeyan kan, istrinya! Moso mas Arif ga ada ngabarin?” jawab Selamet kaget.

“Kemana dia?”

“Ga tau aku mba! Cuma nganter ke bandara tok wingi....”

Reflek kuperiksa brankas mini yang terletak dilemari. Pasportnya tidak ada. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalaku.

Aku duduk dikamarnya mencari petunjuk.

Reflek kuperiksa brankas mini yang terletak dilemari. Pasportnya tidak ada. Berbagai pikiran berkecamuk di kepalaku.

Aku duduk dikamarnya mencari pentunjuk.

Semenjak anak keduaku lahir, memang suami lebih nyaman tidur dikamar ini. Kecil tapi tenang baginya, tidak terganggu suara tangis bayi.

Setiap pulang kantor seringnya malam hari, rutinitas kami adalah bercengkrama di ruang tv sampai lelah. Dia terkadang mengajakku bercerita di kamar ini sampai terlelap. Kemuadian aku pindah ke kamar utama kami, karena di sanalah anak anak kami tidur. Arya masih sering terbangun tengah malam berteriak mencariku, minta dipeluk.

Kusadari kameranya tidak ada. Kemarin, dia memang pamit akan pemotretan untuk liputan motor BMW, karena itu, koper cabinnya yang berisi kamera dibawa serta.

Tak ada pikiran aneh Aku percaya semua kalimat suamiku. Tapi, kenapa dia pergi tidak jujur padaku! Kemana dia?

Aku ingat lagi, kemarin tidak ada yang aneh, tidak ada yang salah. Sebelum dia pergi dari rumah, kami bercumbu mesraaaa sekali. Hubungan kami bahkan sedang hangat hangatnya. Dia sering menggodaku belakangan ini. Dan aku sedang hobi mengumpulkan lingerie untuk menyenangkannya.

Kami sedang semangat berolahraga agar lebih fit. Sehingga Ranjang kami hidup sekali. Terlebih lagi, aku sangat percaya dia. Dia pemilik channel dakwah di youtube. Mas Arif paham, menyentuh lawan jenis adalah haram baginya. Bahkan, menundukan pandangan terhadap wanita non mahrom adalah kewajiban. Aku percaya betul suamiku.

Tapi, kemana dia?


10 dari 13 halaman

Kisah part 2: 24 Februari 2018

Hatiku berdebar menjemput suamiku dibandara. Akhirnya, setelah 12 hari pencarian, dia mengabarkan akan pulang. Mas Arif memintaku menunggu dirumah. Tapi rasa khawatirku memuncak sudah. aku tidak bisa duduk manis menunggunya di rumah. Segera kupacu mobil menuju bandara.

Teringat, 10 hari lalu, aku penuh kebingungan mencarinya, semua kemungkinan berkecamuk di kepalaku. Apakah ia pergi dari rumah tanpa kabar untuk jihad? Apakah ia ke timur tengah? Karena salah satu ustadz kenalan kami ada yang pernah mengajaknya meliput ke Suriah saat itu. Misinya untuk membuka mata dunia bahwa Suriah butuh pertolongan.

Kutangisi niatnya saat itu. Aku tak rela dia pergi ke timur tengah. Karena itukah, dia saat ini pergi tanpa pamit? Atau apakah dia bermasalah dengan pihak bea cukai dan kemudian ditahan? Atau dia sedang terancam bahaya? Diculik dan diancam pihak lawan bisnis?

Aku tak yakin dengan semua firasat tentang kepergiannya. Yang ada hanya kecemasan yang luar biasa.

Sepuluh hari lalu akhirnya teleponku diangkat olehnya.

“Mbi aku titip anak anak" ujarnya buru buru.

“Kamu mau kemana? Kamu mau kemanaaa?" cecarku.

“Aku di Jakarta! Mas, pergi dulu. Kamu di rumah baik -baik sama anak anak ya. Aku titip anak anak ya, Mbi. I love you."

bip bip bip... terputus.

Tidur ku tak tenang. Makanku tak nyaman. Duniaku berhenti berputar. Aku terus bertanya kemana? Dimana? Kenapa bisa dia pergi? Apa yang disembunyikan dariku?

Rekan kerjanya kudatangi untuk mencari info, nihil. Kerabat yang berposisi AKBP, kupinta bantuan melacak nomor gawainya, gagal.

Nomor terdeteksi di daerah pelosok jawa tengah. Namun, kerabatku menyatakan bahwa pelacakan satelit belum tentu akurat. Hingga Kucari hacker untuk menemukannya, tapi tetap tak ada hasil.

[ Mbi, sehaaat? Kamu harus sehat ya Sayang. Anak anak tadi nonton black panther, rindu kamu banget] isi pesanku.

Mbi adalah panggilan sayang kami. Aku lupa apa yang menyebabkan kami saling memanggil Mbi. Mungkin dari baby kemudian beralih menjadi Mbi.

Hanya muncul centang satu, tak lama centang dua, tapi tak pernah centang itu berubah warna menjadi biru. Pertanda tidak dibaca.

Kukirimi mas Arif foto dan voice note suara anak anak. Tak ada respon.

[Mbi, aku ga tau kamu dimana, sedang apa, aku salah apa? Mbii, aku janji akan sering masak, pulang ya, Mbi]

[Aku kebangun kepikiran kamu, dimana kamu, Mas?]

Seperti biasa, pesanku hanya centang saru, beberapa menit kemudian centang dua tapi, tak pernah menjadi biru.

[Mbii, aku kejakarta sekarang! Aku tak peduli jika harus hilang disana! Aku akan mencari mu sampai ketemu!] Pesanku.

Kemudian dibalas.

[Jangan sayang, batalkan kepergianmu ke Jakarta. Aku akan pulang besok!]

[Kapan?] balasku singkat.

[Besok malam, Sayang. Tunggu aku ya!]

Kutelepon dia, masih tak diangkat. Lalu kuhujani mas Arif dengan pesan singkat.

[Kirim tiket mu!]

kukirim berulang pesan itu hingga dia merespon.

[Citilink 24/2, jam 17.00. Tunggulah di rumah! Isya nanti, aku sudah di rumah, Mbi] jawabnya.
11 dari 13 halaman

Kisah part 2: 24 Februari 2018 (lanjutan)

Suasana hening di mobil. Dia menyetir dan aku duduk dikursi penumpang menatap jalan, tapi pikiranku entah kemana.

“Mau makan?”

“Kamu darimana?” jawabku

“Ok. Kita bicara di rumah, ya."

Setiap dia membuka percakapan aku terus menjawabnya dengan kalimat yang sama.

"kamu darimana?"

Dia ganteng sekali, rapi, bersih dan wangi. Suamiku memang cenderung metroseksual, dia sangat peduli akan penampilan. Tapi, bukan itu yang menbuatku jatuh cinta. Bukan fisik bukan pula harta.

Teringat saat pertama kami merintis usaha ini, aku membantunya berjualan kartu perdana seluler kepada para bule di kuta, sambil kuliah. Menjajakan pulsa dan menyewakan handphone kepada para turis. Mas Arif yang mengajari aku untuk tangguh, mengenalkan arti kerja keras.

Romantisme muncul saat uang kami tersisa sepuluh ribu. Mas Arif membeli dua bungkus nasi jinggo, masing masing seharga empat ribu. saat dimakan ternyata sudah basi.

Mas Arif tampak kecewa tidak bisa memberiku makanan yang layak. Sisa uang dua ribu, dibelikan gorengan untukku. Itulah, satu satunya makanan yang masuk keperutku. Aku terenyuh sekali. Romantis!

Mobil kami memasuki rumah. Anak anak menyambut dan memeluknya. Mereka rindu sekali. Selesai bermain, Arif bergegas mandi. Dan aku menidurkan anak anak. Setelah mereka terlelap aku duduk diruang tv menanti jawaban dari berbagai pertanyaan belasan hari belakangan ini.
12 dari 13 halaman

Kisah part 2: 27 Februari 2018

Tanganku lancang membuka handphone Arif. Setelah pengakuannya yang lalu, aku masih belum berdamai dengan diriku. Perasaan hancurku membuat enggan membahas atau bertanya lebih jauh.

Aku memilih mencari tahu dengan tanganku sendiri. Pun Arif, terkadang sosok yang dingin. Tidak sedikitpun dia berusaha mengajakku bicara, meminta maaf atau menenangkanku.

Ponselnya disembunyikan di atas rak buku. Tak sadar airmataku mengalir. Kutemui ratusan foto mereka. Hatiku tersayat ... ngilu. Aku dalam kecemasan yang amat sangat saat ia menghilang selama 12 hari.

Tapi mas Arif tidak hilang. Dia hanya berhoneymoon di Cappadocia. Kota impianku.

Aku memang sudah pernah pergi ke Turki saat menunaikan ibadah umroh, bersamanya. Tapi, kali itu kami tidak menyentuh Capadocia. Betapa remuknya hatiku melihat dia sudah pergi kesana lebih dulu dengan istrinya yang baru. Istri muda yang baru 12 hari dinikahinya.

Aku tak kenal perempuan itu. Aku tak pernah bertemu perempuan itu.

Yang kutahu dari suamiku, wanita itu cantik dan muda.

Aku marah dan murka. Aku merasa dikhianati. Maaf dari Mas Arif tak cukup membuatku tenang.

Ya Rabb... Ampuni aku.
13 dari 13 halaman

Kisah part 2: 19 September 2019

Selesai mandi, aku segera berpakaian. Ini mandi ke lima ku hari ini. Entah karena gerah atau karena kebutuhanku saat ini. Menyenangkan sekali berada dibawah kucuran air. Airmataku bias dengan jatuhnya air yang menyentuh wajah. . Seperti di pijat, kutengadahkan wajahku menghadap shower. Mata, pipi, dan dahi terkena pancuran air terasa yaman sekali.

Aku sudah segar, rapi dan wangi. Melangkah menuju kamar tidur, kulihat jam dinding sudah menunjukan angka sebelas malam. Anak anak tersusun rapi terpejam dikasur.

Bukan saatnya tumbang, aku bukan layangan putus yang tak tentu arah. PR ku masih banyak, keempat anak ini punya masa depan yang indah. Aku percayakan semua pada penopangku Alloh sang Maha Baik.

Jauh dilubuk hati, doaku untuk mantan suami. Aku tidak mampu lagi menunaikan kewajiban sebagai seorang isteri untuknya. Dia resmi bukan milikku sekarang, kulepaskan segala memori perjuangan cinta kami yang dulu.

Aku sudah tidak terikat sebagai istrinya. Semoga ia diberi kesehatan, kelancaran dalam segala urusan. Bukan saatnya memaki. Sampai kapan pun,Aku tak boleh bermusuhan. Dia adalah ayah anak anakku. Kuselipkan namanya dalam doa doaku.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya