1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Orang-orang tutup hidung saat naik angkot, ini cerita mahasiswa Papua yang kuliah di Jakarta

Penulis : Queen

21 Agustus 2019 12:12

Harapan mahasiswa Papua untuk pemerintah Indonesia

Albert Mungguar berharap pemerintah Indonesia dapat menjamin kebebasan berpendapat mahasiswa Papua. Menurutnya, sebagai negara demokrasi sudah semestinya negara menjamin kebebasan tersebut.

2 dari 7 halaman

Albert sayangkan kejadian intimidasi terhadap mahasiswa Papua

Peristiwa penangkapan dan dugaan tindak diskriminatif serta rasial yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur membuat Albert merasa tersakiti. Ia meminta tidak ada lagi tindakan rasis yang terjadi pada mahasiswa Papua.

"Jangan mengintimidasi setiap mahasiswa Papua yang ada di seluruh Indonesia, karena negara ini negara demokrasi," kata Albert saat ditemui di asrama mahasiswa Yahukimo Papua, Jalan Batuampar, Keramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (20/8/2019).

3 dari 7 halaman

Cerita Albert soal diskriminasi yang dialaminya

Albert mengaku selama tinggal di Jakarta ia kerap mengalami berbagai bentuk diskriminasi. Diketahui Albert di Jakarta untuk kuliah. Dia mencoba menerima tindakan diskriminatif yang kerap dialaminya.

"Kami naik angkot saja orang sudah tutup hidung. Kami sebagai manusia itu kami sakit, tapi itu biasa bagi kami," ceritanya.

4 dari 7 halaman

Kerusuhan di Manokwari

Diketahui, kerusuhan sempat terjadi di Manokwari pada Senin (19/8) kemarin. Kerusuhan tersebut diduga merupakan buntut dari penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. Massa yang berasal dari sejumlah elemen melakukan aksi menyikapi adanya tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua yang ditangkap di Surabaya.

Dari aksi tersebut berubah menjadi kerusuhan. Massa dilaporkan melakukan pembakaran terhadap kantor DPRD Papua Barat. Dilaporkan kerusuhan menjalar ke wilayah lain termasuk Jayapura dan Sorong. Bahkan, massa dilaporkan membakar Lembaga Pemasyarakaan di Sorong dan perusakan di Bandara.

5 dari 7 halaman

Ketua DPRD Papua: adik-adik kami dibilang monyet

Ketua DPRD Papua Barat, Peter Kondjol menyebut, insiden tersebut dipicu oleh aksi di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu. Musababnya, ada penghinaan bernada rasisme yang ditujukan pada mahasiswa Papua saat itu.

"Ada penistaan adik-adik di Surabaya dan Malang. Kami dibilang monyet dan sebagainya. Itu memicu juga di Papua Barat. Menjadi protes sehingga kantor DPRD Papua Barat dibakar. Padahal Manokwari ini kota yang toleran dan damai," ujar Peter saar dihubungi wartawan.

6 dari 7 halaman

Kondisi sudah mulai kondusif

Peter juga tidak menyangka insiden pembakaran Gedung DPRD Papua Barat dibakar. Meski begitu, ia memastikan kondisi disana sudah membaik.

"Kami tidak menyangka kondisi ini bisa terjadi. Saya mendapat telepon, posisi saya di Sorong Selatan. Saya rencana besok kembali ke Manokwari. Ini imbasan dari peristiwa Surabaya dan Malang. Kondisi saya sudah membaik," katanya.
7 dari 7 halaman

Meminta agar provokator diusut

Selain itu, Peter menyebut jika ia telah menerima kabar jika mahasiswa akan menggelar demonstrasi di Manokwari. Hanya saja, ia menduga ada pihak yang memprovokasi sehingga kerusuhan pecah.

"Saya ditelepon adik-adik mahasiswa kalau mereka mau demo. Tapi saya pesan demo secara damai. Kami juga sayangkan kenapa hal ini bisa terjadi. Justru hari ini disusupi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Semoga polisi bisa mengusutnya," katanya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya