1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Perjuangan Mbah Budi, Sering Menahan Lapar Demi Sang Cucu

Penulis : Yuli Astutik

5 Juni 2021 12:08

Untuk sang cucu tercinta, Mbah Budi ikhlas menjalankan apa saja.

Planet Merdeka - Lazimnya di usia senja ialah waktu bagi seseorang untuk beristirahat, menikmati sisa hidup bersama keluarga dan orang-orang tercintanya. 

Tetapi nyatanya, masih banyak disekeliling kita lansia yang masih berjuang mencari nafkah. Bukan untuk dirinya sendiri, namun untuk anak cucunya.

2 dari 4 halaman

Begitupun yang dialami oleh Mbah Budi. Dia adalah seorang kakek penjual mainan. Setiap bekerja Mbah Budi senantiasa membawa cucunya di bawah pohon rindang.

Untuk menempuh lokasi jualannya tersebut, Mbah Budi harus berjalan belasan kilometer.

Penghasilan Mbah Budi tak menentu. Sehari dia dapat memperoleh Rp 20 ribu. Tetapi kerapkali tak ada pelanggan yang kunjung datang membeli.

Sesudah demikian, mainan yang dijualnya tersebut bukan miliknya sendiri melainkan milik orang lain, jadi keuntunganya yang diambil pun tak seberapa.

3 dari 4 halaman

Sekarang Mbah Budi tinggal di kontrakan. Sebelum ini, Mbah Budi tak memiliki tempat tinggal, tidur dari satu masjid ke masjid lain.

Yang semakin membuat miris, Mbah Budi sering menahan lapar supaya sang cucu bisa makan.

Walaupun meski demikian, Pak Budi tetap bersyukur dengan keadaannya sekarang, Yang dapat dijalankannya ialah tetap bekerja mencari nafkah supaya dapat makan.

Yang penting halal dan baik. Kalau tidak bekerja, tak ada makan untuk keesokan harinya. Dilansir dari Diadona.

4 dari 4 halaman

" Kalau saya gak kerja, ga ada penghasilan buat makan besok." Bahkan, Mbah Budi bercerita bahwa ia pernah makan sepiring dimakan bareng berempat. Salut sama si mbah, sehat-sehat ya mbah budi.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya