1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Prada DP Divonis 3 Bulan Penjara atas Kasus Desersi, Sederet Fakta-fakta Dibalik Pembunuhan Fera Oktaria

Penulis : Moana

14 Agustus 2019 15:44

Prada DP jalani dua persidangan dengan kasus berbeda

Planet Merdeka - Setelah menjalani serangkaian persidangan di Pengadilan Militer, akhirnya, Prada DP mendapatkan vonis atas kasus desersi yang ia lakukan.

Prada DP sendiri memang menjalani dua sidang berbeda. Yakni atas kasus desersi dan kasus pembunuhan terhadap kekasihnya Fera Oktaria.

2 dari 32 halaman

Divonis 3 bulan atas kasus desersi

Dalam kasus desersi, pria asal Palembang ini disidang karena kabur dari pendidikan militer. Sementara itu, untuk kasus pembunuhan dan mutilasi Fera yang berprofesi sebagai kasir minimarket masih belum selesai dan masih berlangsung persidangan hingga akhirnya hakim menjatuhkan vonis.

Pada sidang kasus desersi yang digelar pada Selasa (13/08/2019) kemarin, Prada DP divonis 3 bulan penjara. Putusan tersebut lebih ringan 1 bulan dari tuntutan oditur.
3 dari 32 halaman

Terbukti melakukan pelanggaran atas pasal 87 KUH Pidana Militer

Sebelumnya, oditur militer, Mayor CHK Andi Putu SH menuntut Prada DP selama 4 bulan penjara dalam kasus desersi. Sementara itu, Hakim pengadilan militer I-04 Palembang, Letkol CHK Muhammad Kazim SH, selaku hakim ketua beranggotakan Letkol SUS Much Arif Zaki Ibrahim SH, dan Mayor CHK Syawaluddinsyah SH menilai bahwa semua unsur pasal 87 ayat 1 ke 2 juncto ayat 2 KUHPidana Militer, yaitu pidana desersi pada masa damai telah terbukti.

Kasus desersi yang melibatkan Prada DP ini digelar setelah sidang kasus pembunuhan yang dilakukan pria berusia 22 tahun tersebut yang hingga kini prosesnya masih berlanjut. Berbeda dengan kasus pembunuhan yang dilakukannya, sidang kasus desersi tak banyak pengunjung yang ingin menyaksikan langsung jalannya persidangan. Dalam sidang kasus ini, Prada DP tak didampingi kuasa hukum.
4 dari 32 halaman

Berawal dari sandi ponsel

Di sisi lain, kasus pembunuhan yang dilakukan prada DP pun masih berlanjut hingga saat ini. Motif dibalik pembunuhan sadis itu adalah karena masalah asmara. Prada DP curiga bahwa Fera menjalin hubungan dengan pria lain.

Hal itu karena sandi handphone milik Fera yang telah berubah. Dan dari pengakuannya, Prada DP mengatakan bahwa sandi handphone dirinya dan Fera sama sesuai dari perjanjian mereka. Yakni sandinya sesuai dengan tanggal mereka jadian.
5 dari 32 halaman

Fakta-fakta pembunuhan Fera Oktaria

Murka mengetahui hal tersebut, Prada DP pun kemudian dengan tega membunuh dan memutilasi kekasihnya itu dengan cara yang sadis.

Bukan hanya membunuh dan memutilasi, Pada DP juga melakukan hal keji lainnya pada wanita cantik tersebut. Bahkan dokter forensik yang melakukan autopsi jasad Fera mengatakan bahwa pada bagian vital korban ada bekas kekerasan. Dan berikut fakta-faktanya.
6 dari 32 halaman

Beri kesaksian palsu

Di awal penangkapannya setelah beberapa bulan menjadi buronan, Prada DP berulang kali memberikan kesaksian berbelit-belit dan palsu. Awalnya, Prada DP mengatakan bahwa korban memaksanya untuk segera menikahinya lantara Fera hamil.

Namun, akhirnya Prada DP mengaku bahwa dirinya melakukan hal itu lantaran tak ingin diputuskan oleh sang kekasih. Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan bahwa dari hasil visum tak ada bekas sperma atau tanda-tanda kehamilan pada korban.

"Ketika jumpa pers dia mengatakan Fera minta dinikahi, tapi setelah dilakukan penyidikan intensif, DP membunuh karena tidak ingin diputuskan hubungannya oleh Fera," kata Putra, kakak Fera.
7 dari 32 halaman

Sandi ponsel berubah

Dan belakangan diketahui bahwa motif dibalik pembunuhan Fera adalah karena Prada DP menduga jika kekasihnya itu selingkuh. Hal itu disampaikan oleh Oditur Mayor D. Butar Butar.

"Terdakwa dan korban sempat sepakat untuk membuat sandi handphone adalah tanggal hari jadian mereka yakni 091914. Namun, setelah dicek terdakwa sandi itu berubah," ujar sang oditur.
8 dari 32 halaman

Menjual sepeda motor korban

Setelah melakukan pembunuhan Prada DP kemudian membawa sepeda motor serta ponsel milik korban. Sepeda motor korban kemudian dijual oleh Prada DP senilai Rp 3 juta.

Diduga, hasil penjualan motor korban, Prada DP kemudian membeli ponsel bekas saat di bus yang ditumpanginya berhenti di Lampung. Selain itu, uang hasil penjualan sepeda motor itu kemudian digunakan sebagai ongkos Prada DP kabur ke Serang, Banten.
9 dari 32 halaman

Sempat merokok dan menonton tv

Selain itu, Oditur juga menyebut bahwa Prada DP sempat makan jeruk dan merokok di samping jenazah korban usai memutilasinya.

"Terdakwa memakan jeruk dan mengisap rokok di kamar sembari nonton TV. Tangan korban ketika itu diletakkan di atas kloset kamar mandi dan sudah dalam keadaan tewas," kata oditur.
10 dari 32 halaman

Miliki kekasih lain

Dan belakangan, dalam persidangan diketahui bahwa Prada DP memiliki pacar lain selain Fera yakni Serli Marlita. Serli merupakan wanita yang mengaku pernah berpacaran dengan Prada DP sejak kelas 1 SMA. Dan mereka pun kemudian kembali bertemu.

"Saya sudah berpacaran dengan Deri (Prada DP) sejak SMA kelas 1 tapi hilang begitu saja tanpa ada kata putus. Lalu Deri DM lewat instagram minta no HP dan video call. Terus jemput ngajak ke kosannya,” ujar Serli saat memberikan keterangan dalam persidangan.
11 dari 32 halaman

Menginap di kos Prada DP

Serli pun mengatakan bahwa DP berniat untuk menjemputnya karena pria tersebut hendak curhat dengan dirinya. Serli pun menceritakan bahwa saat itu, Prada DP menunjukkan ekspresi yang gelisah dan mengaku bahwa saat itu ia bermasalah di pusat pendidikan Baturaja.

Menurut Serli, kala itu, Prada DP matanya berkaca-kaca. Serli pun mengaku bahwa dirinya pernah menginap di kosan Prada DP selama 4 hari. Dan saat itu, dirinya mengaku dikunci di dalamkamar hingga akhirnya ia berteriak minta tolong. Sampai akhirnya tetangga mendengarnya dan menolongnya. Ia pun tak tahu keberadaan Prada DP dan handphone miliknya dibawa kabur oleh pria 22 tahun tersebut.

"Yang saya tahu Deri (Prada DP) kost disana selama 4 hari dan pernah menginap tapi saat itu dalam kondisi tidak sadar tiba-tiba terbangun jam 3 sendirian di kosan deri tanpa ada deri. Saya di kunci dari luar tak bisa keluar sampai-sampai saya teriak minta dengan kosan tetangga," katanya.
12 dari 32 halaman

Bukan pertama kali dibekap

Selanjutnya Imelda saksi ke-7 yang hadir di Persidangan Militer I-04 memberikan kesaksian dalam persidangan. Ternyata meninggalnya Fera dengan cara dibekap bukanlah hal yang pertama. Saat masih menjalin hubungan ternyata Fera juga sempat mendapat perlakuan serupa dari Prada DP.

Imelda mengatakan bahwa dirinya mengenal Prada DP dan Fera lantaran korban dekat dengan dirinya. Imelda pun mengaku bahwa Prada DP dan Fera smepat bertengkar di rumah korban.

"Saya tau mereka berdua pacaran karena Fera dekat dengan saya. Waktu itu hubungan mereka putus nyambung. Bahkan waktu itu mereka sempat bertengkar di rumah Fera. Dan ada teriakan minta tolong," ujar Imelda saat memberikan kesaksian.
13 dari 32 halaman

Mendengar teriakan

Mendengar suara tersebut sontak dirinya langsung ke sumber suara dan melihat ternyata Prada DP tengah membekap Fera dengan posisi Prada DP di atas tubuh Alm Fera di atas kasur tepatnya di ruangan tengah.

Melihat ada yang datang dan mengetahui perbuatannya, Prada DP pun kemudian melepaskan bekapan itu dan pergi dari rumah korban. Sementara itu, Prada DP bertanya balik kepada Imelda mengenai kesaksiannya.

"Darimana mana kamu hal itu terjadi. Setahu saya pada saat itu kamu baru datang dengan ibu korban," kata Prada DP.

Lalu Imelda menjawab “Memang bener seperti itu," jawabnya.
14 dari 32 halaman

Fera Oktaria biayai sekolah Prada DP

Tak hanya mengakui hubungannya dengan Prada DP, Serli juga mengungkap fakta yang cukup mencengangkan. Menurut Serli, Fera membiayai sekolah Prada DP.

Di hadapannya, Prada DP mengaku bahwa korban telah membuatnya merasa kecewa.
15 dari 32 halaman

Mengaku kecewa


Dari cerita yang dibeberkan oleh Prada DP kepadanya, Serli mengatakan bahwa pria itu merasa kecewa lantaran Fera tak kunjung mau diajak ke rumahnya dan dikenalkan kepada orang tuanya.

"Dia cerita dengan saya, Fera itu yang biayai sekolahnya si DP. Hp yang dipakai Fera itu dari dia, Fera kan sering di rumah. DP sering ke rumah Fera bawa makanan, tapi Fera tidak pernah mau kalau diajak ke rumah DP," jelas saksi.

Serli pun mengatakan bahwa Prada DP mengaku sudah putus hubungan dengan Fera.

"Saya sudah putus, saya sudah kesal," ucap Serli menirukan kata-kata Prada DP waktu itu.
16 dari 32 halaman

Ada tanda kekerasan di alat vital korban

Sebelumnya disampaikan bahwa Fera meninggal dunia lantaran lemas kekurangan oksigen. Namun, belakangan dokter forensik menambahkan bahwa pada alat vital korban ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

Dokter Forensik Polda Sumatera Selatan, Kompol Mansyuri menemukan adanya tanda kekerasan di bagian alat vital Fera. Tanda kekerasan itu ditemukan ketika dilakukan autopsi pada jenazah korban pada bulan Mei 2019 lalu.

Dari hasil autopsi diketahui bahwa pada alat vital korban tak didapati bercak darah atau sperma. Namun, ada tanda kekerasan di bagian selaput dara korban.

"Di selaput dara vagina korban ada luka lecet arah jam 12 dan jam 3. Kalau tidak ada kekerasan biasanya licin saja, kemungkinan mengalami kekerasan," kata Mansyuri.
17 dari 32 halaman

Meninggal karena lemas

Namun, hal tersebut bukan yang menjadi penyebab korban meninggal dunia. Dan diketahui bahwa korban meninggal dunia lantaran kehabisan nafas. Dan tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan seperti yang disampaikan oleh Prada DP di awal penangkapannya.

"Kemudian, ditemukan ada tanda mati lemas. Sehingga korban mengalami kehabisan nafas. Tidak ditemukan tanda kehamilan di tubuh korban," ujar dia.
18 dari 32 halaman

Dimutilasi ketika sudah meninggal

Mansyuri pun menduga bahwa terdakwa melakukan mutilasi terhadap korban beberapa jam setelah korban meninggal dunia. Pasalnya, dirinya tak mendapati adanya resapan darah.

"Jika ada resapan darah berarti dimutilasi dalam keadaan hidup. Namun, waktu itu tidak ada resapan darah," ungkapnya.
19 dari 32 halaman

Kesaksian penjaga penginapan

Sementara itu, saksi lain yang bernama Nurdin yang merupakan penjaga penginapan mengatakan bahwa dirinya mencium bau tak sedap dari kamar yang disewa Prada DP.

"Saya pernah menyapu dan memberisihkan di depan kamar 06 H-1 (tempat Prada DP dan korban menyewa kamar) mencium aroma tak sedap seperti bau sampah. Namun saya tak hiraukan karena biasanya bau sampah," ujar Nurdin saat memberikan keterangan.
20 dari 32 halaman

Ditemukan mayat

Nurdin pun kemudian membersihkan ruangan yang belum ia bersihkan. Namun, keesokan harinya ia mulai merasa curiga lantaran ia mencium bau dari ruangan tersebut dan para penyewanya belum keluar kamar.

Tak mempunyai nyali yang besar ia memanggil RT dan RW untuk melihat di kamar tersebut. Setelah memanggil RT dan RW dirinya baru memanggil pihak berwenang dan membuka kamar tersebut. Sontak diketahui bahwa di kamar tersebut ada seorang mayat.
21 dari 32 halaman

Bertanya tentang harga speedboat

Awalnya tak menyadari bahwa Prada DP dan korban yang menginap disitu lalu, setelah keesokan harinya baru mengingat bahwa Prada DP lah yang menyewa kamar tersebut.

Di persidangan, Nurdin juga mengatakan bahwa Prada DP sempat bertanya pada dirinya tentang harga speedboat.

"Sebelum penemuan mayat korban, Terdakwa DP sempat ngobrol empat mata menanyakan Harga Speedboat ke Karang Agung. Saya bilang memang harganya segitu, karena ibu pernah menyewanya," kata Nurdin.

Kemudian pembicaraan pun berganti dan Nurdin menanyakan pekerjaan Prada DP. Prada DP pun menjawab bahwa dirinya bekerja di koral. Mendengar pernyataan tersebut Nurdin sangat antusias dan menghampiri Prada DP. Nemun, Prada DP justru kabur menggunakan sepeda motor milik Fera.
22 dari 32 halaman

Beli tas dan mengaku untuk temannya



Seorang perempuan yang menjual tas dan koper kepada Prada DP, Rafida sempat bertanya mengenai niat pria tersebut membeli koper. Dan kepada Rafida, Prada DP mengatakan bahwa ia membeli tas dan koper itu untuk temannya.

"Dia (Prada Dp) 2 kaki membeli tas ditempat saya yang pertama membeli tas ransel dukung 2 buah yang berwarna ada hujau dan biru dan yang terakhir tas koper besar," kata Rafida.

''Untuk apa tas tersebut dibeli, dijawablah Prada DP 'untuk kawan'',” ujar Rafida.
23 dari 32 halaman

Membeli koper dengan alasan untuk ibunya

Lanjut Rafida Pada saat transaksi tersebut sebelumnya terdakwa menggunakan motor matic milik korban. Lalu, terjadilah tawar menawar dari harganya 150.000 ditawar terdakwa 95.000. Kemudian pukul 11.30 WIB terdakwa datang kembali lagi siang dan beli koper besar dengan merk Polo. Dan Rafida pun kembali bertanya untuk apa tas tersebut. Di situ Prada DP beralasan bahwa ia membelikan koper untuk sang ibu.

"Mau belikan mamak tas untuk ke lampung," jawab Prada DP kala itu.

Rafida menambahkan pada saat pertemuan kedua terdakwa masih menawar tas tersebut dari harga 350.000 dan ditawar 300.000 dikasih. Dari keteranganya dalam 2 kali kunjungan Prada DP kesana ekpresi raut muka yang sangat santai.
24 dari 32 halaman

Dua saksi kunci hilang misterius

Sementara itu, yang cukup menjadi sorotan dalam kasus ini adalah hilangnya dua saksi kunci secara misterius. Dua orang saksi yang hilang adalah Dodi Karnadi (36) paman Prada DP dan Muhammad Hasanudin, teman dari Dodi.

Dodi merupakan orang pertama yang mengetahui Prada DP memutilasi dan membunuh Fera. Sementara itu, Hasanudin adalah pria yang membawa Prada DP ke salah satu pondok pesantren yang ada di Serang, Banten.

Oditur mengatakan, bahwa mereka telah empat kali melayangkan surat panggilan kepada kedua saksi untuk hadir di persidangan. Namun, hingga kini keduanya belum juga memberikan jawaban.
25 dari 32 halaman

Satu saksi meninggal dunia

Sementara itu, sosok lain yang juga menjadi kunci utama dibalik kasus Prada DP, Imam telah meninggal dunia.

Imam adalah orang yang menyarankan Prada DP untuk membakar jasad Fera untuk menghilangkan jejak.
26 dari 32 halaman

Bibi Prada DP beberkan kesaksiannya tentang Imam

Identitas Imam terungkap saat Elsa Eliza yang merupakan bibi Prada DP memberikan kesaksian pada Selasa (06/08/2019) lalu. Menurut Elsa, Imam adalah teman dari sang suami.

"Imam adalah teman Sahir suami saya. Kalau dibilang dekat juga tidak terlalu. Paling kalau main ke rumah sebentar, habis itu pulang," ujarnya di persidangan.

Menurut Elsa, Imam pernah ke rumahnya setelah 1 minggu Fera meninggal dunia lantaran dibunuh oleh Prada DP.

"Imam juga pernah ke rumah saya. Kira-kira satu minggu setelah kejadian itu (Fera meninggal),"ujarnya.
27 dari 32 halaman

Mengetahui kabar bahwa Imam meninggal

Saat Oditur Mayor Chk Andi Putu SH menanyakan apakah Elsa mengetahui kondisi Imam saat ini, dia mengaku tahu. Elsa mengatakan bahwa Imam telah meninggal dunia.

"Saya tahu kabar Imam sudah meninggal," ujarnya.
28 dari 32 halaman

Mengetahui Prada DP di sungai lilin

Selain mengungkapkan sosok Imam, Elsa juga bercerita tentang apa yang dilakukan Prada DP setelah mengaku membunuh Fera. Elsa mengatakan bahwa ia mendapat informasi bahwa Prada DP berada di Sungai Lilin pada 8 Mei 2019 lalu. Ia mendapat kabar tersebut dari Dodi, yang merupakan kakak iparnya.

"Waktu tiba di sungai lilin, saya lihat ada Deri dan Imam di rumah Dodi," ujarnya.
29 dari 32 halaman

Mengaku tak tahu keberadaan Fera Oktaria

Dilanjutkannya, saat itu Elsa dan suaminya tiba di rumah Dodi sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka berada di sana sekitar 1 jam. Dan dari situlah ia bertanya mengenai alasan sang keponakan lari dari pendidikan.

"Waktu ketemu, sambil nangis langsung saya tanyakan kenapa kamu lari dari pendidikan. Dia jawab tante Idak tau masalahnya. saya tanya lagi, tapi dia jawab sudahlah,"cerita Elsa.

Elsa juga sempat bertanya mengenai keberadaan Fera yang saat itu diketahui telah menghilang. Ia pun menanyakan keberadaan Fera pada Prada DP. Dan kala itu Prada DP mengatakan bahwa dirinya tak tahu.

"Saya tahu kabar Fera hilang dari keponakan saya (kakak perempuan Deri) yang nelepon dan bilang ibu Fera mencari dia. Saya tanya, kamu tahu tidak Fera ada dimana. Dia jawab tidak tahu," ujarnya.
30 dari 32 halaman

Sang suami ceritakan pengakuan Prada DP

Sekitar satu jam pertemuan itu terjadi. Elsa dan sang suami pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Hingga akhirnya saat di perjalanan ia mendengar suaminya mengatakan bahwa Prada DP mengaku telah membunuh Fera.

"Di jalan, saya diceritakan suami bahwa Deri sudah membunuh Fera," ujarnya.

Tahu kabar tersebut, Elsa pun langsung mengabari orang tua Prada DP. Elsa meminta agar orang tua Prada DP datang ke rumahnya. Hingga akhirnya mereka bertemu kembali dengan Prada DP.

"Ibu Deri mau ketemu anaknya. Akhirnya kami ke sungai lilin lagi dan ketemu sama Deri jam 21.00 malam," jelasnya.
31 dari 32 halaman

Prada DP turun di jalan dengan sang paman



Suasana haru terjadi saat itu. Prada DP pun langsung menangis tersedu-sedu di hadapan ibunya. Prada DP juga meminta maaf karena ia merasa tak bisa membanggakan sang ibu.

Prada DP pun diajak untuk pulang. Namun, ketika di jalan, Prada DP dan Dodi meminta untuk diturunkan di simpang jalan. Dan ia pun tak tahu tujuan Prada DP kala itu.

"Setelah itu kami pulang. Deri sempat ikut sama kami. Tapi dia dan Dodi minta diturunkan di simpang. Sedangkan Imam pulang naik motor. Setelah itu saya tidak tahu lagi mereka mau kemana, karena saat ditanya mereka tidak menjawab dengan jelas," ungkapnya
32 dari 32 halaman

Mendengar berada di Banten

Namun, Dodi sempat meminta uang ke Elsa sebesar Rp 2 juta dengan alasan akan diberikan ke Prada DP. Dan ia pun mendengar bahwa Prada DP berada di Banten.

"Saya baru denger kabar sekitar dua Minggu kemudian. Kemungkinan kalau Deri sudah ada di Banten. Tapi alamatnya, saat itu saya kurang tahu dimana," katanya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya