1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Pria Ini Ancam Kapolri Jadi Pempek di Medsos, Berkelit Saat Diciduk Polisi

Penulis : Jeffrie Liem

2 Juni 2017 11:45

Sempat berkelit M Ali Amin Said (35), Tim Cyber Crime Polda Lampung menangkapnya di rumahnya di Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

Ali melontarkan ancaman kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian melalui akun Facebooknya.

“Tersangka memposting kalimat bernada ancaman ke Kapolri di akun Facebooknya ‘Ali Faqih Alkalami’”, ujar Rudy saat konferensi pers pada Kamis (1/6/2017).

Kalimat ancaman itu berisi kata-kata dalam bahasa Palembang yang isinya sebagai berikut:

“Tito jika kau berani penjarakan ulama kami (Habib Rizieq Shihab), maka Demi Allah berarti kau sedang menggali liang kubur kau dewek. Jangan lari kau Mang Tito.Dak lamo lagi palak kau itu nak ku giling ku jadike adonan pempek. Tunggu bae kagek ado cerito pempek Palembang rasa Tito.”

Namun saat ditangkap ia berdalih unggahan bernada ancaman itu bukan dirinya tapi orang lain.

“Tersangka sempat ngeles ponselnya dicuri dan Facebooknya diretas orang. Tapi kami punya bukti dia yang memposting kalimat bernada ancaman untuk Kapolri,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung Kombes Rudy Setiawan, Kamis (1/6/2017).

Hasil digital analisis penyidik mempunyai bukti Ali sebagai pemilik akun Facebook Ali Faqih Alkalami. Penyidik juga menemukan ponsel Ali untuk mengunggah kalimat ancaman kepada Kapolri.

“Tersangka tidak bisa ngeles setelah kami temukan ponsel yang digunakan untuk memposting kalimat ancaman di akun Facebooknya. Tersangka akhirnya mengakui perbuatannya,” ujar Rudy.  

Ali mengancam akan menjadikan kepala Kapolri pempek menyusul penyidik Polda Metro Jaya menetapkan Rizieq Shihab sebagai tersangka kasus chat porno bersama Firza.

Motif Ali Amin Said (35) mengancam menjadikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pempek, karena polisi menetapkan Rizieq Shihab tersangka kasus chat pornografi dengan Firza Husein.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung Kombes Rudy Setiawan mengutarakan, Ali adalah pengagum Rizieq.

“Tersangka ini pernah ikut pengajian (Rizieq) dan juga pernah ikut aksi-aksi yang digagas Rizieq beberapa waktu lalu,” ujar Rudy, Kamis (1/6/2017).

Sebagai pengagum, Ali tidak terima dengan langkah hukum aparat kepolisian yang menjadikan Rizieq tersangka kasus pornografi. Sebagai bentuk protes dan simpati, Ali mengunggah kalimat ancaman di laman Facebooknya.

Tidak hanya ditujukan kepada Kapolri, Ali juga menebarkan rasa kebencian berdasarkan suku ras dan agama (SARA) tertentu yang ditujukan kepada Andre Jaya Saputra.

“Tersangka mengirimkan pesan ke Andre yang berisi ancaman kekerasan atau menakuti-nakuti sehingga Andre melaporkan ke Polda,” tutur Rudy.

Polisi menjerat Ali dengan pasal berlapis di dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Pertama pasal 45 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Ancaman pidana penjara paling lama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar.

Kedua, pasal 45 B Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dengan ancaman pidana penjara paling lama empat tahun dan atau denda Rp 750 juta.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : jeffrie-liem

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya