1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Reaksi Guru Sebuah Sekolah SMP di Surabaya Hanya Terima 2 Siswa di Tahun Ajaran 2019/2020

Penulis : Moana

19 Juli 2019 14:58

SMP ini tak seperti sekolah yang lain

Planet Merdeka - Ketika tahun ajaran baru tiba, setiap sekolahan tentu mempersiapkan kegiatan untuk menyambut siswa baru mereka. Mulai dari pendaftaran hingga penyambutan melalui kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS).

Namun, ternyata hal tersebut tak terjadi di sekolah SMP ini. Berbeda degan sekolah lainnya, sekolah ini justru harus bersedih lantaran sepinya peminat yang mendaftar.

2 dari 10 halaman

Hanya mendapat 2 orang siswa baru

Sekolahan itu adalah SMP Gatra yang berada di Kota Surabaya, Jawa Timur. Ini adalah sebuah sekolah swasta dibawah Yayasan Trisula. Tahun ajaran 2019/2020, sekolahan ini hanya mendapatkan 2 orang siswa didik baru.

Seorang guru SMP ini pun kemudian memberikan pernyataannya. Ia adalah Eka Vina seorang guru pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan rasa heran bahwa sekolahan tempatnya mengabdi sebagai guru hanya menerima dua orang siswa.

"Masak hanya dua jari siswa kami," ungkap Vina.
3 dari 10 halaman

Kepala sekolah hingga guru merasa terpukul

Meskipun demikian, Vina tetap setia duduk di meja piket sekolah dan berharap akan masih ada calon siswa didik baru yang mendaftar ke sekolahannya.

Vina pun menuturkan bahwa hal itu membuat kepala sekolah serta para guru di sekolah tersebut yang berjumlah 11 orang merasa terpukul dan sedih.
4 dari 10 halaman

Tangisnya pecah saat bicarakan gaji

Vina pun menuturkan bahwa selama ini dirinya hanya mendapatkan bayaran sebesar Rp 18 ribu per bulan. Selain itu, Vina juga mendapatkan tambahan bayaran mengajar sebesar Rp 20 ribu per jamnya. Vina pun mengaku sedih ketika harus membicarakan mengenai gaji yang diterimanya.

"Kalau ditanya gaji saya sedih. Saya nangis. Lebih rendah dari tukang becak dan kalah dengan kuli," ujarnya


5 dari 10 halaman

Tetap mengajar

Meskipun bayaran yang diterimanya tak seberapa, namun, Vina mengaku bahwa dirinya terpanggil untuk mengajar da ingin menjadikan anak-anak siswanya tumbuh secara terdidik.

"Tapi saya terpanggil untuk tetap mengajar dan menjadikan anak-anak tumbuh secara terdidik," terangnya lirih.

6 dari 10 halaman

Berharap menerima TPP

Meskipun begitu, Vina dan guru-guru di SMP Gatra mengatakan, pihaknya akan tetap mengajar apabila pihak sekolah masih menghendaki dan berharap menerima tunjangan profesi pendidik (TPP).

Meskipun begitu, Vina sadar bahwa hal itu akan sangat sulit terpenuhi karena hanya memiliki 2 siswa baru.

7 dari 10 halaman

Pernyataan Kepala Sekolah

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Gatra, Abdul Aziz Panigoro, menyebut, jika kondisi ini terjadi karena desakan demo PPDB zonasi yang membuat Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang memutuskan untuk melakukan penambahan pagu SMP negeri hingga 7 ribu siswa. Seperti yang diketahui, pagu untuk SMP negeri yang semestinya 18.325 bertambah menjadi 25.233 setelah ada gelombang demo PPDB zonasi.

"Kebijakan ini tidak berpihak kepada SMP swasta. Sepanjang sejarah baru kali Ini sekolah kami hanya mendapat 2 siswa. Apakah akan kami bubarkan, leluhur kami menghendaki layanan pendidikan ini harus tetap ada," ujar Aziz.
8 dari 10 halaman

Tanggapan Walikota Surabaya

Sementara itu, di kesempatan lain, walikota Surabaya, Tri Rismaharini ikut menanggapi tentang SMP yang mendapatkan 2 siswa baru. Menurutnya, untuk biaya operasionalnya akan dibantu oleh pihak pemerintah kota.

"Ya enggak apa-apa. Biaya operasionalnya kita bantu satu rombel (rombongan belajar). Tapi, memang gitu itu tidak bisa kita paksakan, orang itu kan pasti memilih (sekolah) yang baik. Ya, kita enggak bisa. Pasti persaingannya ketat. Termasuk (sekolah) negeri pun, kalau jelek ya enggak akan laku," kata Risma

9 dari 10 halaman

Akan diberikan bantuan BOPDA

Menurut Risma, jika ada sekolah swasta bagus, orangtua cenderung akan memilih sekolah yang bagus untuk anak-anaknya. Karena itu, kualitas sekolah, kata Risma, akan sangat menentukan untuk bisa menggaet calon siswa. Namun, meski begitu, Risma mengatakan bahwa pihaknya akan tetap memberikan bantuan operasional pendidikan daerah (BOPDA).

"Nanti (BOPDA) dikasihkan, kan lagi penataan. Kan ndak bisa serta-merta, dari dulu juga begitu. Karena harus didata yang benar. Kami belum tahu tahu detailnya," ujar Risma.

10 dari 10 halaman

SMP PGRI 5 Surabaya hanya mendapat 2 siswa

Selain SMP Gatra, SMP PGRI 5 Surabaya juga hanya mendapatkan 2 orang siswa di tahun ajaran 2019/2020 ini. Kepala Sekolah SMP PGRI 5, Hentri Poerwidajati mengaku bahwa pihaknya kini hanya bisa pasrah dengan hal itu. Ia pun berharap bahwa sekolahan swasta seperti SMP yang dipimpinnya bisa lebih mendapat perhatian.

"Mbok ya SMP swasta seperti kami diperhatikan. Setidaknya kebijakan itu berpihak kepada majunya sekolah swasta. Tidak dibeda-bedakan begini," kata Hentri.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya