1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Kronologi Seorang Santri Tewas Dikeroyok Oleh Belasan Orang Rekannya di Dalam Kamar Asrama

Penulis : Moana

20 Februari 2019 13:54

Seorang santri tewas usai dikeroyok teman-temannya

Planet Merdeka - Kabar memilukan kembali membuat dunia pendidikan nasional berduka. Kali ini tentang peristiwa seorang santri yang tewas usai dikeroyok oleh rekan-rekannya sebanyak 17 orang yang merupakan santri di Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, Padang Panjang, Sumatera Barat. 

Santri bernama Robi Alhalim (16) itu dikeroyok dan dianiaya oleh rekan-rekannya di salah satu kamar yang ada di asrama tempatnya menimba ilmu. 

2 dari 11 halaman

Robi sempat koma

Sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Robi sempat koma selama kurang lebih 7 hari saat di rawat di RSUP M Djamil Padang.

Karena kondisinya yang sangat parah, usai menjalani perawatan selama satu pekan, nyawa Robi pun tak bisa terselamatkan. Korban meninggal dunia tepat pada Senin (18/2) sekitar pukul 06.22 WIB.
3 dari 11 halaman

Dianiaya 3 malam

Kematian Robi membuat keluarga dan kerabatnya sangat terpukul. Sepupu korban pun akhirnya mencurahkan isi hatinya setelah kehilangan Robi melalui media sosial Twitter. Ia menceritakan kronologi kematian sepupunya di asrama Pesantren Nurul Ikhlas, Padang Panjang.

Pemilik akun Twitter @achyntia itu mengatakan bahwa, Robi dipukuli selama 3 malam berturut-turut di kamar asrama. Namun, sayangnya pihak pesantren tidak melakukan apa-apa.

“Di malem terakhir, 17 orang bekap Robi pakai Bantal, dipukulin pakai sepatu trekking. Sekarat? Jelas. Dibawa ke Rumah Sakit? Nanti dulu,” cuitnya.
4 dari 11 halaman

Pihak dokter angkat bicara

Setelah Robi sudah tak sadarkan diri, remaja malang itu pun baru dibawa ke rumah sakit. Robi kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang. Namun, karena kondisinya parah, korban dirujuk ke RSUP M Djamil, Padang.

@achyntia juga mengatakan bahwa ketika Robi tiba di rumah sakit dan mendapat penanganan medis, pihak dokter mengungkap bahwa remaja berusia 16 tahun tersebut telah dihajar oleh banyak orang lebih dari 20 orang ketika melihat kondisinya yang begitu parah.

“Dibawa ke RS, ustad pihak pesantren bilang kalo Robi kesurupan. Dan mukulin benturin dirinya sendiri. Dokter langsung ngomong “ini Saya juga tau, dihajar paling nggak 20 orang”, tambahnya.
5 dari 11 halaman

Pihak pesantren tak beritahukan kondisi Robi

Saat dibawa ke rumah sakit, pihak pengelola pesantren ternyata tak langsung memberitahu orangtua Robi mengenai kondisi anaknya. Orangtua korban justru dipanggil ke pesantren dan diceramahi bahwa ini merupakan sebuah cobaan, ini ujian yang akan membuat keluarga mereka menjadi lebih baik lagi.

Lebih lanjut @achyntia mengungkap bahwa Robi sedang terkapar di ICU, salah seorang perawat di rumah sakit tersebut lantas memberi tahu ibu korban. Pasalnya perawat itu ternyata mengenal Robi dan keluarganya.


6 dari 11 halaman

Pihak pesantren inginkan damai

@achyntia juga mengatakan bahwa pihak pesantren meminta agar permasalahan ini diselesaikan secara damai. Pasalnya menurut sepupu Robi itu, salah satu terduga pelaku merupakan anak dari wakil pimpinan pondok pesantren tersenut. Pihak pesantren telah membujuk keluarga korban untuk berdamai berkali-kali.

“Pihak pesantren minta jalur damai berkali2, suruh Papa Robi yang lagi linglung buat ttd berbagai surat (tentu dihalau keluarga lain). Karena apa? Salah satu tersangka anak wakil pemilik pesantren,” bebernya.
7 dari 11 halaman

Ucapkan rasa terima kasih pada pihak kepolisian

Dalam kesempatan itu @achyntia juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada aparat kepolisian yang telah menetapkan 17 tersangka dalam kasus tersebut. Pihak berwenang juga sudah datang ke rumah keluarga korban.

“Namun tujuan kami tidak berhenti sampai di sini. Kami sebagai keluarga menginginkan keadilan,” cuitnya.


8 dari 11 halaman

Berharap ijinnya dicabut

@achyntia juga mengatakan bahwa pihak keluarga meminta agar para tersangka dihukum sesuai perbuatannya dan izin pesantren dicabut karena dianggap lalai atas kasus yang menimpa sepupunya tersebut.

“Proses hukum berjalan sebagai mana mestinya. Tersangka dijerat sesuai hukum yang berlaku. Izin pesantren dicabut. Institusi pendidikan tersebut telah lalai,” tegasnya.
9 dari 11 halaman

Dokter sudah katakan Robi hanya bisa bertahan dengan alat bantu

@achyntia kemudian juga menambahkan bahwa sebelum sepupunya meninggal, korban yang sempat koma berhari-hari di rumah sakit, sejak hari pertama dokter sudah mengatakan bahwa korban bisa bertahan hidup hanya karena dipasangi alat bantu pernafasan. Ia juga mengucapkan terima kasihnya tas doa dan dukungan untuk keluarganya.

“Terima kasih semuanya atas doa, dukungan, bahkan solusi yang ditawarkan saat ini. Itu banyak berarti bagi saya dan keluarga saya,” pungkasnya.
10 dari 11 halaman

Jenazah korban diautopsi

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Padangpanjang, Iptu Kalbert Jonaidi, mengatakan, jenazah korban telah diautopsi untuk kepentingan kelengkapan proses penyidikan terkait kasus pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang tersebut.

“Jadi jenazah korban kami bawa ke RS Bhayangkara Polda Sumbar untuk dilakukan autopsi. Hal ini dilakukan untuk kelengkapan penyidikan,” jelasnya.
11 dari 11 halaman

Polisi tetapkan 17 tersangka

Kalbert juga menyatakan dari hasil autopsi akan dilakukan gelar perkara dengan pihak Kejaksaan Negeri Padangpanjang. Sementara itu, terkait kasus kematian Robi tersebut, pihak kepolisian sudah menetapkan 17 tersangka dalam peristiwa sadis tersebut. Para tersangka adalah santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, Padang Panjang yang usianya masih di bawah umur semua.

“Kami sudah koordinasi dengan pihak Kejaksaan Negeri Padangpanjang dan akan ada jaksa khusus anak nantinya karena ke-17 anak yang telah ditetapkan sebagai tersangka berusia 15 dan 16 tahun,” ujarnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya