1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Suka Nangis Hingga Diejek Anak Pemulung, Curhatan Pilu Bocah Penjual Cilok di Tangerang

Penulis : Queen

21 Februari 2019 13:21

Viralnya bocah 12 tahun penjual cilok

Planet Merdeka - Belakangan ini viral bocah penjual cilok yang berusia 12 tahun ini belakangan menjadi viral di media sosial. Ia menjadi viral lantaran perjuangan keras hidupnya yang berbeda dari anak-anak seusianya.

2 dari 11 halaman

Sosok Saputra

Bocah itu bernama Muhammad Saputra. Ia adalah seorang anak SD yang sudah berjuang untuk mencari nafkah sendiri.
Muhammad Saputra setiap hari harus berjualan cilok untuk menghidupi adik-adiknya. Hal ini dikarenakan ia dan saudara-saudaranya sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya.

3 dari 11 halaman

Alasan Muhammad Saputra berjualan

Ia berjualan cilok agar bisa membelikan susu untuk adiknya yang masih kecil. Saat ditanya tentang kesehariannya berjualan cilok, bocah laki-laki ini mengaku capek namun tetap bersemangat.
"Ya sebenarnya mah capek tapi kalo buat adik mah gak capek," ujar Muhammad Saputra dilansir dari YouTube Trans7 Official (21/2/2019).

4 dari 11 halaman

Curhatan pilu Muhammad Saputra

Muhammad Saputra akhirnya berkesempatan untuk menjadi bintang tamu di acara Hitam Putih yang dipandu oleh Deddy Corbuzier. Putra juga sempat malu karena sering diejek teman-temannya.
Sambil menahan air matanya Muhammad Saputra mengaku sering diejek sebagai anak pemulung oleh anak-anak lainnya. Namun mengingat ia berjuang demi adiknya, Putra akhirnya menutup rasa malunya.
"Malu, sempet ada yang ngejekin juga, tapi ya kalau buat adik kan gak perlu malu. Waktu ada bapak kan (dikatain) tukang ngamen, anak pemulung, nangis," ungkap Putra sambil menangis.

5 dari 11 halaman

Putra sempat putus sekolah

Menurut penuturan kakak perempuannya, Putra sempat putus sekolah selama 3 tahun karena tidak ada biaya. Saat itu, bapaknya sudah mulai sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia.

6 dari 11 halaman

Cita-cita Putra

Saat ditanya soal cita-cita, Putra mengaku ingin menjadi seorang pemain bola.
"Emang Putra cita-citanya ingin jadi apa sih?" tanya Deddy Corbuzier.
"Pemain bola," jawab Putra yang memang suka bermain bola ini.

7 dari 11 halaman

Perlakuan tidak menyenangkan yang diterima Putra saat berjualan cilok

Putra juga sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan saat berjualan cilok. Pasalnya, bocah ini kerap kali diusir oleh pedagang cilok lain karena dianggap mengambil wilayah jualannya.

8 dari 11 halaman

Sempat diserempet mobil namun dituntut ganti rugi

Tidak hanya itu saja, bocah ini juga pernah diserempet oleh mobil. Tapi bukannya minta maaf, ia malah disuruh ganti rugi dan membayar uang kepada sang pemilik mobil.
“Diomelin suruh ganti rugi, tapi ada yang belain juga. Kalau disuruh ganti rugi mah nanti uang cilok habis semua,” ceritanya lugu.
9 dari 11 halaman

Putra tinggal bersama kakak dan adik-adiknya

Bocah 12 tahun ini tinggal di rumah kontrakan kayu yang berukuran kurang lebih 3×5 meter. Ia tinggal di rumah tersebut bersama dengan 3 saudaranya. Kakak Putra, Siti Juleha (17), dan 2 adiknya yang masih TK serta yang baru berumur 10 bulan.
Uang hasil jualan ciloknya digunakan untuk membelikan susu dan popok sang adik serta membiayai sekolahnya. Sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dalam sehari, Putra bisa menjual sampai 250 tusuk yang dihargai Rp 2.000 per tusuknya. Ia juga mengaku terkadang ada orang yang merasa iba, sehingga saat membeli ciloknya Putra sering mendapat uang lebih.
“Ada lumayan dikasih buat jajan Rp 20.000, Rp 30.000,” ujarnya.
10 dari 11 halaman

Curhatan kakak Putra

Karena merasa kasian dengan nasib bocah berusia 12 tahun ini, salah satu tetangganya yang bernama Ratini membantu Putra untuk membuat cilok. Biasanya ia yang membuatkan, kemudian Putra yang menjualnya.
“Putra yang jualin, saya yang bikinin doang. Kasihan enggak ada yang bantuin,” ungkap Ratini.
11 dari 11 halaman

Kondisi Putra saat ini

Sebelum berjualan cilok, Putra sempat menjadi pengamen. Ia bahkan berhasil mengumpulkan uang dari hasil mengamen dan dipakai untuk modal berjualan cilok. Putra kemudian meminta kakaknya untuk dibuatkan cilok dan dijualnya berkeliling.
Putra yang menjual dagangannya seharga Rp 2 ribu per tusuknya ini rupanya memiliki mimpi besar. Dari untung yang tidak seberapa, Putra memakai uang tersebut untuk beli susu dan ditabung untuk beli rumah. Saat ini ia dan adik-adiknya hanya tinggal mengontrak di lapak pemulung yang dibayar bulanan.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya