Terkuak, Inilah Motif Pembunuhan SPG Cantik Yang Ditemukan Tewas di Penginapan
Penulis : Moana
12 Agustus 2019 10:21
Pelaku pembunuhan SPG di Bali berhasil ditangkap
Setelah berhasil ditangkap dalam pelariannya ke Manado, akhirnya pihak kepolisian pun berhasil mengungkap sejumlah fakta dibalik pembunuhan yang dilakukan oleh Bagus Putu Wijaya (33) terhadap seorang SPG berinisial NPY (38).
Diketahui bahwa Bagus ternyata merupakan kekasih gelap dari NPY. Seperti yang diketahui beberapa waktu lalu tepatnya pada Senin (05/08/2019) ditemukan sosok wanita tewas di sebuah Penginapan Teduh Ayu 2 di Jalan Kebo Iwa Utara, Denpasar, Bali.
Sama-sama sudah memiliki pasangan
Bagus sendiri diketahui telah memiliki istri. Demikian pula dengan NPY yang sudah memiliki suami dan dua orang anak.Setelah sempat menjadi buronan selama 3 hari, akhirnya, tim gabungan kepolisian dari Polda Bali dan Polda Sulut berhasil menangkap Bagus di Manado. Bagus ditangkap, usai dirinya menemui sang istri dan kemudian pergi ke rumah kerabatnya.
Baru sebulan menjalin hubungan
Sementara itu, dihadapan Wakil Tim Resmob Polda Sulut AKP Sugeng Wahyudi Santoso, pelaku mengatakan bahwa ia dan korban baru menjalin hubungan selama 1 bulan."Saya baru sebulan pacaran sama dia dan kemudian bertemu di penginapan Teduh Ayu, Jalan Kebo Iwa Utara, Denpasar, Bali," katanya.
Sempat terlibat pertengkaran
Sebelum akhirnya ia membunuh wanita yang dipacarinya itu, Bagus mengaku bahwa mereka sempat terlibat pertengkaran. Bukan hanya itu, NPY juga disebut Bagus sempat menampar dirinya. Mendapat perlakuan itu, Bagus pun langsung marah dan membekap mulut korban.Hingga akhirnya, NPY pun meninggal di dalam kamar penginapan itu."Kami kemudian bertengkar di dalam kamar dan korban menampar saya. Saya marah dan membekap serta menyumpal mulut korban hingga meninggal dunia,” katanya.
Motif pelaku: mengincar mobil korban
Sugeng menuturkan bahwa dari keterangan pelaku diketahui bahwa motif dari perbuatannya adalah mengincar mobil Toyota Avanza yang digunakan oleh NPY. Oleh karena itu, usai menghabisi nyawa korban, Bagus langsung membawa mobil tersebut. Ia pun kemudian menggadaikan mobil itu dan uang hasil penggadaian mobil tersebut ia gunakan untuk kabur ke Manado.“Uang hasil menggadai mobil digunakan pelaku untuk melarikan diri ke Manado,” ujarnya.
Ditemukan kondom bekas pakai
Pihak kepolisian pun akhirnya berhasil mengungkap fakta dibalik pembunuhan NPY. Dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian, NPY diketahui terlebih dulu disetubuhi oleh pelaku sebelum akhirnya nyawanya dihabisi.Sosok yang menjadi pelaku pembunuhan NPY diduga adalah seorang pria bertato. Pria itu diduga merupakan pasangan selingkuhnya. Fakta itu diperkuat dengan ditemukannya kondom habis pakai dan masih terdapat sperma yang menempel di alat kontrasepsi tersebut.
“Fakta terjadinya persetubuhan diperoleh dengan ditemukannya kondom di TKP. Kondom itu dibuang di lantai kamar. Tepatnya di sudut tembok kamar,” ujar sumber kepolisian.
Dibunuh setelah lakukan hubungan intim
Pihak kepolisian juga menuturkan bahwa saat ditemukan di dalam kamar, NPY sudah dalam keadaan berpakaian lengkap dan rapi. Ada indikasi bahwa ibu dua orang anak ini setelah melakukan hubungan badan dan mengenakan pakaian, barulah ia dibunuh oleh pasangannya tersebut.Mulut korban dibekap dan dimasukkan handuk, setelah itu ia dicekik. Selain itu, yang mencengangkan adalah di kemaluan korban ditemukan bercak darah. Darah itu diduga merupakan sisa menstruas. Di bagian tubuh korban juga ditemukan luka lecet. Namun, untuk kepastiannya masih menunggu hasil autopsi.
“Untuk kepastiannya, masih menunggu autopsi pihak rumah sakit,” bebernya.
Pelaku ditangkap di Manado
Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya pihak kepolisian berhasil mengungkap sosok pelaku pembunuhan NPY. Pelaku diketahui bernama Bagus Putu Wijaya. Bagus melarikan diri sesaat setelah dirinya berhasil menghabisi nyawa NPY.Bagus pergi dari penginapan tersebut dan membawa mobil Toyota Avanza yang biasa digunakan oleh korban. Setelah itu, Bagus menggadaikan mobil milik korban itu dan ia melarikan diri ke Manado, Sulawesi Utara menggunakan uang hasil penggadaian mobil tersebut.
Sempat bersembunyi di sekitar bandara
Setelah berhasil menghabisi nyawa korban, Bagus sempat bersembunyi di sekitar Bandara Internasional Ngurah Rai. Dan keesokan paginya, Bagus pergi ke Manado. Pesawat yang ditumpangi Bagus sempat transit di Surabaya kemudian ke Manado.“Pesawatnya sempat transit di Surabaya baru ke Manado,” katanya.
Bersembunyi di kediaman istri
Bagus berhasil ditangkap di Ratahan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara pada Jumat (09/08/2019). Sebelum ditangkap, Bagus sempat menjadi buronan selama 3 hari. Ia melarikan diri ke Manado.Bagus ternyata melarikan diri dan bersembunyi di kediaman istrinya yang berada di Kelurahan Teling, Kota Manado.
Petugas lakukan pencarian pelaku
Tim Resmob Polda Sulut, Tim Macan Polresta Manado, Tim Resmob Polda Bali, dan Tim Resmob Polresta Denpasar, mendapat informasi keberadaan Bagus di Kelurahan Teling. Saat tim melakukan penggerebekan ke rumah sang istri, ternyata Bagus tak ada di lokasi.Petugas terus berupaya mencari keberadaan pelaku dan mendapat informasi bahwa pelaku sedang berada di Ratahan di rumah saudara istrinya. Sugeng pun mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi keberadaan pelaku di Manado dari Polda Bali.
"Nah saat dapat informasi tersebut, kami tim gabungan bergegas terus mencari keberadaan pelaku," katanya.
Ditangkap saat berjalan kaki
Kemudian setelah mendapatkan informasi tersebut, pihak kepolisian menuju ke Ratahan, kurang lebih 2 jam melakukan pencarian, pihaknya mendapati pelaku sedang berjalan kaki di jalan trans Ratahan."Kita tangkap pelaku sedang berjalan kaki di jalan raya, pelaku tak berkutik saat dilakukan penangkapan," kata Sugeng.
Baru sebulan bekerja
NPY ternyata selama ini dikenal sebagai sosok yang ramah selama ia bekerja di sebuah dealer mobil yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Denpasar Barat. Seorang rekan NPY pun menceritakan tentang keseharian korban semasa hidup.Rekan kerja mengatakan bahwa korban baru satu bulan bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di dealer tersebut. Selama satu bulan itu, ia menjalani proses training.
"Kalau saya lihat selama korban bekerja itu seperti biasa masuk pagi dan pulang sore, kadang sih malam. Selama di kantor korban sangat ramah, kalau ketemu ya saling nyapa kita. Korban juga kan baru kerja sebulan jadi masih ya belum begitu kenal terlalu dalam," ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Setiap hari menggunakan sepeda motor
Setiap berangkat kerja dan pulang, rekannya ini melihat korban selalu menggunakan sepeda motor. Korban juga kerap keluar kantor untuk bertemu dengan klien."Ya selama korban bekerja kan absen pagi dan absen pulang. Memang saat proses training, korban sudah keluar kantor untuk menjual kendaraan kantor, ya bertemu dengan klien. Setiap harinya korban pakai sepeda motor sendiri," jelasnya.
Diantar mobil
Namun sebelum kejadian nahas tersebut, rekan korban menuturkan bahwa NPY memang terlihat mendatangi kantor untuk absen dan diantar dengan sebuah mobil."Setiap harinya memang, korban pakai sepeda motor. Namun sebelum kejadian itu, saya lihat korban ke kantor untuk absen pulang itu bersama mobil putih, tidak tahu pasti saya nomor platnya itu," ujarnya.
Sudah memiliki banyak pengalaman
Menurut rekan korban tersebut, NPY diketahui telah banyak memiliki pengalaman bekerja di dealer otomotif. Dari riwayat pekerjaannya diketahui korban pernah menjadi sales hingga supervisor."Iya korban mulai bekerja pada tanggal 2 Juli 2019. Ya sebulan lah," ujarnya.
Rekan kantor kaget dengar kabar NPY meninggal
Saat mengetahui kabar korban tewas, pihak kantor terkejut dan kemudian ada beberapa petugas polisi yang datang untuk menanyakan keseharian korban selama bekerja di kantor tersebut."Yang pasti orang di kantor kaget semua. Kemudian ada polisi juga yang pernah datang ke kantor untuk mengetahui kebiasaan korban," ujarnya.
Suami kaget dengar kabar istrinya meninggal
Nyoman Sugita (40), suami NPY mengetahui kabar istrinya meninggal dunia pada Senin (05/08/2019) malam. Mendengar kabar tersebut, Sugita pun mengaku sangat terkejut. Sugita mengetahui kabar tersebut dari pihak kepolisian yang menyambangi rumahnya yang berada di Banjar Kaja, Serangan, Denpasar, Bali."Malam itu, saya sedang berada di Serangan. Saya ditelpon minta balik ke rumah karena ada polisi yang datang melapor, bahwa istri saya ditemukan meninggal. Setelah itu saya langsung ke Sanglah (RSUP Sanglah) untuk memastikan apakah itu benar istri saya," terang Sugita.
Sempat merasa kaget dengan kedatangan polisi
Saat mengetahui polisi menghampiri rumahnya, Sugita sempat bingung karena sepengetahuannya dirinya tak pernah melakukan kesalahan.Hingga akhirnya pihak kepolisian memberitahunya jika sang istri meninggal karena pembunuhan. Ia pun langsung syok dan kaget.
Mendatangi orang pintar
Merasa ada yang janggal dengan kematian sang istri, Sugita kemudian mendatangi orang pintar. Menurut dari perkataan orang pintar itu, sang istri dipukuli dan dibanting serta disekap."Saya dapat informasi juga katanya begitu (dibunuh) tapi karena bukti yang belum kuat saya cari orang pintar. Saya tanya orang pintar, istri saya bilang dia dipukul, dibanting, sama disekap. Kemarin saya sempat lihat di kamar jenazah itu memang ada darah di hidungnya atau lebam lah di wajahnya. Itu kata orang pintar, percaya dan tidak percaya ya, tetapi kenyataannya seperti itu, dia bilang disininya sakit, disitunya sakit," ujarnya.
Berusaha ikhlas
Sugita pun kemudian melanjutkan ceritanya, namun ia tak bisa menahan kesedihannya karena sang istri meninggal dengan cara yang tragis. Sugita nampak sangat terpukul dengan kepergian istrinya. Meski demikian ia telah mengikhlaskan istrinya. Ia pun berharap pelakunya segera tertangkap."Harus mencoba menerima, ya mau gimana lagi mau gak mau harus ikhlas, kan sudah terjadi," tuturnya.
Pengakuan sang anak
Sementara itu, anak korban, Pande Aditya (19) juga mengatakan hal serupa. Aditya mengatakan bahwa ibunya tak bisa mengatakan siapa sosok pelaku yang telah menganiayanya hingga tewas."Ibu gak bisa bilang siapa pelakunya, jadi kayak mau ngomong tapi kecekik gitu, jadi susah bilangnya," jelas Aditya.
Datang berpegangan tangan
Diketahui bahwa sebelumnya, NPY datang ke penginapan tersebut bersama seorang pria sekitar pukul 18.00 Wita. Keduanya datang mengendarai sebuah mobil Toyota Avanza putih.Setelah bertanya kepada petugas penginapan Kadek Yuliani (37), seorang di antara mereka bayar sewa kamar untuk beberapa jam. Setelah terima kuncinya, mereka pun langsung menuju kamar nomor 8.
"Masuk bedua sambil pegangan tangan," jelasnya.
Si pria pergi
Namun, sekitar pukul 19.00 Wita, pria yang datang dengan NPY keluar dan meninggalkan penginapan tersebut menggunakan mobil yang mereka gunakan sebelumnya.Petugas di penginapan itu mengaku bahwa mereka tak meminta identitas penyewa kamar tersebut. Pasalnya kamar itu hanya digunakan selama 2 jam dan membayar uang sewa Rp 60 ribu.
Petugas ketuk kamar NPY
Karena waktu sewa sudah berakhir dan NPY belum keluar dari kamar, petugas penginapan itu pun menghampirinya.Petugas mengetuk pintu kamar penginapan sekitar pukul 21.30 Wita. Namun, korban tak menyahut. Dan ketika dilihat ke dalam, petugas melihat korban dalam keadaan tidur dengan posisi tengkurap.
Mulut korban dibekap dan keluar darah
Petugas pun mencoba membangunkan NPY. Namun, ketika badannya dibalikan, petugas melihat mulut korban dibekap menggunakan handuk.Selain itu terdapat bercak darah yang keluar dari mulut korban. Dan korban sudah dalam kondisi tak bernyawa. Mengetahui hal itu, pihak petugas penginapan pun langsung melapor ke polisi.
Mimpi diberi bungkusan
Sebelum mengetahui istrinya meninggal, Sugita mengaku pernah bermimpi dua kali saat tiga hari sebelum kejadian. Ia mengaku bermimpi dicari oleh seseorang berbaju putih dan diberi sebuah bungkusan berisi kain kafan."Pertama mimpi dicari orang yang pakai baju putih, dikasih saya baju bungkusan itu isi kain kafan, "mang ini untuk kamu", kalau gak salah itu jam setengah satu," ujarnya.
Mimpi yang sama keesokan harinya
Keesokan harinya, Sugita juga mimpi hal yang sama dan hampir pada waktu yang sama. Ia kembali diberi kain kafan. Sugita mengaku peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.00 Wita."Mimpinya sama, antara sadar dan tidak sadar. Ya itudah diberi kain kafan itu, jadi mimpi yang pertama itu jam setengah satu, kalau mimpi yang ke dua itu jam 12 lebih dikit," jelasnya.
Menjadi blank
Sugita pun mengaku bahwa mimpinya di hari kedua itu membuat dirinya blank dan seolah menjadi beban. Ia pun menjadi gelisah."Kosong pikirannya kayak orang gelisah, mau ngelakuin apa, itu rasanya beban, tapi saya gak bisa berpikir apa itu beban yang saya rasain," ungkapnya.
Dan sehari sebelum kejadian ia mengaku insomnia, tak bisa tidur karena merasa gelisah. Dan hingga pagi hari Sugita pun tak bisa tertidur.
"Sebelum sehari kejadian saya total tidak bisa tidur paginya," katanya.
Penginapan dijadikan tempat untuk prostitusi
Sementara itu, dari keterangan warga sekitar, Wayan Kr (40) diketahui bahwa penginapan yang menjadi lokasi dibunuhnya NPY itu diduga kuat digunakan untuk prostitusi. Ia pun kemudian berharap bahwa pihak kepolisian bisa melakukan pemantauan terhadap penginapan tersebut."Ya semua orang sudah tahu itu. Yang datang ke penginapan itu kebanyakan pasangan yang hanya melakukan hubungan intim, entah perselingkuhan atau apalah. Ya kalau sudah kejadian seperti ini ya mohon petugas polisi untuk selalu mengontrol hal-hal seperti ini," ungkapnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.