Terungkap Guru Honorer Dimutilasi Usai Berhubungan Badan, Muat Dimasukkan dalam Koper
Penulis : Aleolea Sponge
16 April 2019 09:19
Guru Honorer Dimutilasi Usai Berhubungan Badan
Planet Merdeka - Fakta baru terungkap soal kasus mutilasi guru honorer asal Kediri, Budi Hartanto yang dibuang dalam Koper ternyata meninggal usai berhubungan badan.
Fakta mengenai mutilasi guru honorer ini diperoleh sendiri dari pengakuan satu tersangka yang bernama Aris Sugianto, Senin (15/4/2019).
Menurut pengakuan Aris Sugianto, ia berhubungan badan dengan korban Budi Hartanto di warung miliknya, Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri, Selasa (2/4/2019) silam.
Pengakuan pelaku mutilasi Budi Hartanto
Bahkan menurut keterangan dari Aris Sugianto, hubungan badan yang dilakukannya bersama korban ini bukan pertama kali dilakukan. Aris Sugianto terhitung sudah tiga kali melakukan hubungan intim bersama Budi Hartanto. Keduanya melakukan hubungan tersebut di kediaman Aris Sugianto.Kisah asmara antara pelaku dan Budi Hartanto
Setelah berhubungan badan, Aris Sugianto selalu memberikan uang kepada korban. Itu sebagai bukti bahwa dirinya mencintai korban."Setiap kali berhubungan, Aris ngasih uang ke korban. Aris sayang pada korban, dan akan memberikan apa yang diminta korban," tambah Gupuh.
Korban dan pelaku sudah beberapa kali melakukan hubungan badan
Namun untuk hubungan intim yang keempat kalinya, Aris Sugianto dan korban sengaja melakukan di ruangan di sebuah warung miliknya. Gupuh melanjutkan, usai melakukan hubungan badan, percekcokan antara Aris Sugianto dan korban dimulai.Saat itu, korban meminta uang bayaran kepada tersangka Aris Sugianto. Sayangnya, saat itu Aris Sugianto sama sekali tak membawa uang seperti yang diminta korban.
Korban emosi karena tidak diberi uang oleh pelaku usai hubungan badan
Hal tersebut ternyata membuat korban marah-marah dan emosi."Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah," jelasnya.
Saat pertengkaran tersebut terjadi, waktu telah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
Percecokan yang terjadi pada korban dan pelaku
Salah seorang tersangka lain, Aziz yang berada di luar kamar, tak tahan dengan suara percekcokan yang terdengar cukup kencang itu, berinisiatif menegur korban. Akan tetapi, korban malah balik menegur Aziz."Diingatkankan Aziz tapi korban tak terima, korban malah bilang ini bukan urusan kamu," tuturnya.
Tak cuma membantah teguran Aziz, tanpa diduga korban justru melayangkan sebuah tamparan ke arah pipinya.
"Tak terima, Aziz juga membalas," tambah Gupuh.
Akibat Aziz yang melawan, korban lantas mengambil sebilah golok sepanjang sekitar 10 sentimeter yang tergeletak di sebuah tempat duduk atau bale di depan warung.
Kronologi leher Budi Hartoti di mutilasi
Golok tersebut diambil korban untuk disabetkan ke arah Aziz.
"Korban itu malah mengambil golok lalu diayunkan ke arah Aziz. Tapi Aziz bisa menangkis," lanjutnya.
Usai menangkis, Aziz yang berupaya merebut golok dari tangan korban, ternyata berhasil.
Tanpa pikir panjang, mengingat senjata golok telah berpindah tangan. Kali ini justru Aziz yang berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban. Sabetan pertama meski tak langsung menumbangkan korban, namun sabetan Aziz mampu mengenai lengan kiri korban.
"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah Aziz berkali-kali menyabet golok," katanya.
Usai dibunuh jenazah Budi Hartanto di buang di Blitar
Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz yang terlanjur kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris Sugianto mendadak muncul membantunya menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.
"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.
Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua tersangka ini berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat. Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban.
Jenazah Budu Hartanti dimasukkan koper untuk menghilangkan jejak pelaku
Maka, ungkap Gupuh, muncullah ide dari Aris Sugianto memasukkan mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibunya."Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya. Belakangan Aris cerita kalau koper itu dijual," tuturnya.
Lalu saat proses pengemasan mayat ke dalam koper, muncul masalah baru. Gugup menambahkan, ternyata koper tersebut tidak muat.
"Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," katanya.
Badan dan kepala korban dibuang terpisah
Usulan Aris terbilang brilian, usai kepala korban dipotong, akhirnya mayat tersebut muat di simpan ke dalam koper tersebut. Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper. Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar.Sedangkan kepala korban di wadahi kantung kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri.
"Kejadian itu dilakukan selasa malam," tambahnya.
Terungkap motif pembunuhan Budi Hartanto
Dalam penjelasannya, Kombes pol Gupuh Setiono menjelaskan, motif pembunuhan tersebut saling berhubungan. Di satu sisi ada motif asmara, namun di sisi yang lain juga terjadi motif perselisihan diantara kedua pelaku dan korban."Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang dan berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," tandasnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.