1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Titik Cerah dari Perjuangan

Penulis : Eko

18 Januari 2019 20:24

Konsultasi dengan dokter soal ketiadaan trastuzumab

Planet Merdeka - Istriku Yuni Tanjung hari ini kita mendapat titik cerah soal stok trastuzumab. Ya, hari ini memang kita kembali mendatangi RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, untuk berkonsultasi dengan dokter soal ketiadaan trastuzumab sehingga membuat kemoterapi trastuzumab keempat kamu sudah mundur tiga kali dari jadwal. Dan terakhir dijadwalkan akan dilakukan Jumat depan, 25 Januari 2019.

Saat kita kontrol ke dokter, dokter kaget mengetahui stok herceptin atau trastuzumab kosong di RSUP Persahabatan. Ia lalu menyatakan akan menghubungi bagian pengadaan untuk menanyakan mengapa terjadi masalah kekosongan stok trastuzumab. Karena dokter paham bahayanya jika kemoterapi trastuzumab mundur terlalu lama bila kekosongan itu berkepanjangan.

Saat menunggu antrian ke dokter pagi tadi, aku juga sempat me-WA Sekretaris Dirut RSUP Persahabatan untuk melakukan audiensi informal untuk mempertanyakan kekosongan stok trastuzumab. Sayang, menurut dia, agenda Dirut hari ini penuh, sehingga tidak bisa menerima kita hari ini.

Usai konsultasi ke dokter, kita berpisah. Kamu tetap di tinggal RSUP Persahabatan sementara aku pulang lebih dahulu ke rumah. Sebab pagi ini aku bangun jam 05.15 untuk antri nomer antrian ke dokter. Sebab bila sedik9it siang saja, antrean sudah membludak hingga ratusan nomer. Sehingga alamat baru bisa melewati meja pendaftaran pada siang hari dan baru dilayani dokter jam 13.00 WIB lebih. Jadi aku betul-betul ngantuk karena harus bangun subuh dan berangkat di pagi buta ke rumah saki untuk ambil nomer antrean..

Sesaat sebelum aku pulang, kamu menyampaikan niat untuk bertemu Humas RSUP Persahabatan untuk menyampaikan komplain resmi soal ketiadaan tstok obat rastuzumab.

Pulang ke rumah aku langsung tertidur beberapa jam. Saat kamu pulang ke rumah barusan, aku sudah bangun dan bekerja di depan laptop untuk pekerjaan kantor. Lalu kamu menyampaikan kabar baik itu. Kamu bilang kamu sudah bertemu dengan staf Humas RSUP Persahabatan. Dalam pertemuan itu kamu menyampaikan komplain soal kekosongan trastuzumab sehingga berakibat kemoterapi kamu mundur tiga kali hingga 3 minggu dari jadwal semula.

Syukurlah petugas Humas itu cukup cakap. Menurut cerita kamu, ia lalu menghubungi ke sana ke sini melalui telepon. Setelah menunggu beberapa saat, dia membawa kabar gembira.

Menurut bagian pengadaan RSUP Persahabatan yang dihubungi staf Humas kemungkinan hari Selasa atau Rabu depan -- atau dua hari sebelum jadwal kemoterapi keempat kamu dengan trastuzumab-- obat trastuzumab sudah tersedia di rumah sakit. Kamu lalu diberikan nomer telepon bagian pengadaan sehingga bisa langsung mengkonfirmas keberadan obat itu pada Selasa dan Rabu minggu depan.

2 dari 2 halaman

Dokter kini tak ragu lagi meresepkan herceptin atau trastuzumab untuk penderita kanker payudara HER2 positif

Alhamdulilah. Akhirnya persoalan kekosongan stok obat trastuzumab tidak berlarut-larut. Sehingga kita tidak perlu menempuh jalan keras --yang sesungguhnya kita tidak sukai-- seperti yang sudah-sudah.

Yang mengembirakan, dari obrolan kamu dengan petugas apotik yang baik hati dan manis itu, berkat gugatan kita pada BPJS Kesehatan, ternyata sekarang bukan kita saja di RSUP Persahabatan yang menggunakan herceptin atau trastuzumab. Namun ada juga beberapa penderita kanker payudara HER2 positif setelah kamu yang kini juga menikmati trastuzumab.

Pantas bila stok obat kosong karena penggunanya juga cukup banyak. Karena dokter kini tak ragu lagi meresepkan herceptin atau trastuzumab untuk penderita kanker payudara HER2 positif setelah gugatan kita menang di pengadilan Alhamdulilah, ini semua berkat kamu.

Ke depan kita berharap kekosongan stok tasrtuzumab di RSUP Persahabatan tidak terulang kembali. Lalu bagaimana dengan kemo trastuzumab keeempat kamu yang sudah terlambat 1,5 bulan? Ya sebagai kalangan kebanyakan, kalangan "the have nots," kita hanya bisa pasrah pada Yang Kuasa.

Yang jelas dinding di Facebook ku ini kudedikasikan untuk mencatat riwayat pengobatan kankermu.

Untuk apa? Untuk menjadi catatan jika kamu mengalami kekambuhan kembali di masa depan, arsip di dinding bisu ini bisa menjadi bukti tentang siapa yang harus bertanggungjawab atas kegagalan pengobatan kamu. Mereka tidak akan bisa lari dari tanggungjawab. Dinding Facebookku akan menjadi saksi bisu untuk itu semua.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : eko

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya