Usai tantang aparat untuk perang, OPM kini fitnah Indonesia hingga minta tolong pada dunia
Penulis : Queen
8 Februari 2019 12:37
Akun OPM kembali unggah video
Jika sebelumnya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Egianus Kogeyamenantang TNI untuk perang, kali ini mereka merengek meminta bantuan dari dunia. Hal itu diketahui dari akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Akun itu kembali memposting video terbarunya, pada Kamis (6/2/2019).
2 dari 10 halaman
Rekaman itu berisi berita pengeboman di Nduga
Video tersebut menampilkan suara dari Handy Talkie (HT) dari Egianus Kogoya yang berisi kabar dari lapangan. Rekaman tersebut berisi kabar yang mereka sebut ada pengeboman di Mapenduma, Nduga.
3 dari 10 halaman
Isi video dan rekaman suara
Tak hanya berisi rekaman suara, video tersebut juga menampilkan foto-foto editan helikopter melemparkan bom. Foto-foto itu merupakan foto editan yang sama, yang beredar pada 2018 lalu.
4 dari 10 halaman
OPM minta tolong pada dunia
"TNI menggunakan senjata kimia dalam konflik bersenjata menyerang pemukiman warga di Kabupaten Nduga, Papua. Dunia segera mendesak Indonesia hentikan penggunaaan senjata kimia dalam konflik bersenjata di Papua," demikian bunyi postingan TPNPBNews.
5 dari 10 halaman
Keterangan Ketua OPM yang menyalahkan Indonesia
Rekaman suara dalam video tersebut menyebut ada dua helikopter TNI, mulai melakukan serangan bom dari udara pada pukul 07.30 WIT.
“Kampung Mapenduma, Widum dan Loama, semua dibom sebanyak 5 kali dari dum-dum bagian atas. Semua di bagian Derakma Mapenduma terkejut dengan bunyi ledakan bom dan sudah keluar rumah,” kata Egianus yang dilansir TPNPBnews.
“Sesudah jatuhkan bom helikopter kembali ke Timika dan arah Genyam,” tambah Egianus.
6 dari 10 halaman
Kogeya sebut TNI gunakan senjata kimia
Egianus Kogeya yang juga membantai para pekerja PT Istaka Karya itu menyampaikan kepada dunia dan seluruh publik bahwa, untuk wilayah Nduga, dari Mapenduma Yila dan Bela terjadi pemboman.
"Maka tolong diperhatikan serius, kami belum pastikan jumlah korban kami akan cek dan laporkan," ujar Egianus Kogeya.
Menurut Egianus Kogeya, prajurit TNI memilih menggunakan senjata kimia yang dijatuhkan dari udara, karena tak mampu melawan OPM dengan standar.
7 dari 10 halaman
OPM pernah tuding TNI lakukan penyerangan
Sebelumnya tudingan menggunakan kabar hoaks juga dilontarkan OPM kepada TNI saat evakuasi petugas pembangunan jembatan yang ditembaki oleh OPM akhir tahun lalu. TNI dituding melakukan penyerangan menggunakan bom dari atas helikopter.
8 dari 10 halaman
TNI bantah tuduhan OPM
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf. Mohammad Aidi tak menampik bahwa TNI datang ke lokasi menggunakan helikopter. Aidi menjelaskan bahwa penggunaan helikopter merupakan upaya mempermudah evakuasi jenazah korban dari lokasi penembakan.
“Perlu juga kami gambarkan bahwa lokasi pembantaian di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat. Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian,” ucap Aidi.
9 dari 10 halaman
TNI hingga saat ini belum melakukan penyerangan
Soal penyerangan, Aidi secara tegas mengatakan bahwa TNI hingga saat ini belum pernah melakukan serangan. Sebaliknya, pada saat TNI dan Polri melaksanakan upaya evakuasi, justru KKSB yang menyerang tim evakuasi.
Penyerangan berbuntut pada terjadinya kontak tembak hingga mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak.
Aidi juga menampik tudingan bahwa telah terjadi kesepakatan antara TNI dan KKSB terkait adanya zona perang.
“Mereka mengklaim bahwa mereka telah menentukan zona tempur di kawasan Habema sampai dengan Mbua. Walaupun itu hanya klaim sepihak karena tidak pernah ada perjanjian antara TNI dan KKSB tentang zona tempur tersebut,” kata dia lagi.
10 dari 10 halaman
TNI sebut OPM playing victim
Pernyataan tentang jatuhnya korban sipil, serangan bom dan istilah zona tempur hanyalah upaya propaganda pihak KKSB untuk berusaha menggiring opini publik. Aidi tak habis pikir dengan upaya KKSB melakukan propaganda setelah mereka melakukan penembakan masal terhadap belasan pekerja jembatan di Nduga. Menurut Aidi pihak KKSB bersandiwara seolah-olah mereka menjadi korban dari tindakan TNI.
"Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina di mata Tuhan dan di mata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya. Saat TNI bertindak mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya,” tegas Aidi.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.