Viral Video Seorang Siswi SMK di Bekasi Dicekik dan Dipukuli Perkara Cowok
Penulis : Queen
23 Agustus 2019 11:45
Beredar video viral anak SMK mengalami perisakan
Planet Merdeka - Video pengeroyokan GL (16) siswi baru SMK Teknologi Nasional, Bekasi Timur viral di media sosial WhatsApp beberapa hari terakhir. Siswi SMK ini dikeroyok tiga orang seniornya pada Rabu, (14/8/2019) sekitar pukul 13.00 WIB di sebuah taman dekat Polder Perumahan Danita di Jalan Irigasi, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Mereka adalah D, alumni sekolah tempat korban menuntut ilmu, A kakak kelas satu tingkat di atas korban dan satu pelaku lagi yaitu P, berasal dari luar yang tidak memiliki kaitan dengan sekolah.
Dikeroyok perkara cowok
GL ditemui dikediamannya di Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, RT01/04, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi. Ia bercerita aksi ini dipicu lantaran ia dituduh telah merebut kekasih atau suami dari pelaku D alias pelakor.
Suami atau kekasih D kata GL beberapa waktu lalu sempat berusaha mendekati dan meminta nomor telepon melalui media sosial facebook. Hal ini rupanya diketahui pelaku D hingga membuatnya murka hingga terjadi aksi pengeroyokan.
"Cowoknya (pelaku D) minta nomor WA (whatsapp) saya, tapi saya enggak kasi, tapi ceweknya marah saya dituduh merusah rumah tangga orang," kata GL dikediamannya, Rabu (21/8/2019).
GL tidak pernah pernah meladeni kekasih D
GL sebelum aksi pengeroyokan sempat beberapa kali dihubungi pelaku D. Ia diminta untuk bertemu untuk membahas masalah tuduhan perusak rumah tangga. Namun karena korban merasa tidak bersalah dan tidak meladenin apa yang hendak diminta kekasih D, ia tidak pernah menggubris ajakan itu.
"Saya enggak tahu, orang cowoknya minta nomor WA aja enggak saya ladenin, enggak pernah tahu saya dia udah nikah apa cuma pacaran,' jelas GL.
Sampai akhirnya, D bersekongkol dengan pelaku lain untuk merencanakan aksi pengeroyokan. Saat itu, korban diajak oleh seorang teman kelasnya ke sebuah warung, dari situ ia langsung ditemui oleh ketiga pelaku dan dibawa ke sebuah taman.
GL alami perisakan dan tak berani melawan
Seketika ketiga pelaku langsung menganiaya GL dengan cara dijambak, dicekik hingga didorong.Setelah itu, dari rekaman video terlihat korban duduk disebuah teras taman dan tiga orang pelaku menganiaya secara bergantian. GL ditendang dibagian bahu sebelah kiri, lalu dipukul menggunakan sendal secara bertubi-tubi dan ditampar pada bagian pipi. Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan GL yang tidak berdaya dan menangis sambil tertunduk ketika senior mengeroyoknya.
"Saya enggak berani ngelawan waktu itu, yang mukulin tiga orang tapi banyak teman-teman mereka pada liatin aja," ungkapnya.
Ayah GL tahu dari video yang beredar
Ali Sadikin (44) ayah GL mengaku baru mengetahui anaknya jadi korban pengeroyokan usai melihat video yang tersebar di aplikasi whatsapp. Usai kejadian sampai orangtunya tahu, korban lebih memilih diam dan menutup diri tanpa berbicara soal masalah yang tengah dialami."Saya baru tahu pas hari Senin (19/8/2019), dari tetangga kasi tahu video anak saya lagi dipukulin," kata Ali saat ditemui dikediamannya di Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, RT01/04, Kecamatan Bekasi Utara, Rabu (21/8/2019).
Sekolah menyarankan lapor polisi
Usai mengetahui video aksi pengeroyokan terhadap anaknya, Ali lalu menanyakan langsung ke GL dan ke pihak sekolah. Namun saat itu sekolah menyarankan agar melapor ke polisi.
Keesokan harinya, Ali langsung membawa GL ke Polres Metro Bekasi Kota beserta barang bukti video aksi pengeroyokan. Korban hari itu juga langsung dilakukan visum di RSUD Kota Bekasi guna memperkuat alat bukti.
GL alami trauma dan tertekan
GL masih merasa takut dan trauma usai jadi korban pengeroyokan oknum seniornya. Ia kerap mengigau dan cenderung mengurung diri di dalam kamar. Anak ketiga dari tiga orang bersaudara pasangan suami istri Ali Sadikin dan Eko Susanti ini sempat mengurung diri di dalam kamar saat wartawan datang menjumpai kediamannya pada Rabu, (21/8/2019).Namun, ia akhrinya mau keluar kamar dan bercerita soal pengalaman pahit mejadi korban pengeroyokan. GL mengaku sampai saat ini dia masih merasa takut dan tak kembali ke sekolah.
Tidak mau masuk sekolah
Setelah kejadian itu, ia sempat masuk sekolah selama satu hari pada Jumat, (16/8/2019), tapi korban justru merasa tertekan dan trauma sehingga memilih untuk tidak sekolah sampai hari ini.
"Waktu masuk sekolah (setelah kejadian) diikutin terus sama si A (pelaku) dia kakak kelas, diliatin gitu enggak ngancem si cuma saya takut," kata GL.
Ia saat itu juga belum melaporkan kejadian pengeroyokan kepada pihak guru maupun orangtuanya. Karena merasa tidak aman, GL malah tidak mau masuk ke sekolah dengan alasan sakit.
"Sering kepikiran, takut diluar diincar lagi, belum berani keluar makanya," ungkapnya.
Luka fisik sudah pulih
Luka fisik akibat pengeroyokan sejauh ini sudah berangsur pulih, saat ditanya apakah masih mau lanjut bersekolah ditempatnya saat ini, GL mengaku belum tahu sama sekali meski banyak teman kelas membujuk agar ia kembali masuk sekolah.
"Enggak tau dah (pindah sekolah), banyak (teman) yang nyuruh masuk juga, tapi masih takut, udah enggak sakit si cuma traumanya aja suka nyesek," jelas dia.
Anaknya murung usai dapat perisakan
Sementara itu, Ali Sadikin orangtua GL mengatakan, anaknya setelah kejadian pengeroyokan memang cendrung lebih murung. Ia juga beberapa hari terakhir mengurung diri di dalam kamar. Bahkan, saat tidur, anaknya kerap mengigau.
"Jadi sering ngigau, teriak-teriak gitu kaya orang nangis," ucapnya.
Pelaku Datang ke Rumah
Pelaku pengeroyok (16) sempat datang ke rumah korban untuk meminta maaf. Ali mengatakan, pada Selasa (20/8/2019) malam, pelaku sempat datang ke rumahnya di Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, RT01/04, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
"Pelakunya udah datang ke rumah malem-malem, sama orangtuanya minta maaf, cuma pas kita bilang kita udah lapor polisi dia kaya nantangin, langsung pergi," kata Ali.
Keluarga korban sudah kadung melapor
Orangtua korban membuat laporan ke Polres Metro Bekasi Kota pada, Senin (19/8/2019) siang. Ali melaporkan tiga orang pelaku yaitu D, A dan P atas tuduhan penganiyaan terhadap anak di bawah umur.
"Saya bukannya enggak mau maafin, sekarang dia datang terlambat saya udah buat laporan, saya serahin semua ke polisi," ujar dia.
Guru dan teman sudah bujuk GL
Ali berharap kasus ini dapat segera tuntas, ia menyerahkan segala keputusan tindakan hukum kepada pihak kepolisian. Adapun kerugian yang diderita bukan hanya luka fisik yang diderita GL, lebih dari itu dia khawatir putri ketiganya ini mengalami trauma dan tidak mau sekolah.
"Abis dari kejadian itu, sampai sekarang dia (GL) belum mau sekolah, wali kelasnya tadi udah kemari, bujuk supaya mau sekolah soalnya mau UTS (ujian tengah semester)," ujarnya.
Sosok GL
GL (16) yang menjadi korban pengeroyokan oknum seniornya dikenal pendiam dan tidak pernah berbuat onar. Saking pendiamnya, usai kejadian korban tidak pernah mengadu kepada kedua orangtua.
Eko Susanti ibunda GL mengatakan,anaknya sangat irit bicara. Apalagi saat memiliki masaalah, ia sama sekali tidak pernah cerita kepada keluarga.
"Anaknya emang pendiam dia, enggak pernah mau cerita kalau ada apa-apa, di rumah juga dia enggak pernah kemana-mana pulang sekolah ya di rumah aja jarang keluar," kata Eko saat dijumpai dikediamannya, di Jalan Raya Perjuangan, Bekasi Utara, Rabu (21/8/2019).
GL tidak pernah bikin onar
GL selama ini juga tidak pernah berbuat onar apalagi sampai terlibat perkelahian, setiap hari berangkat dan pulang sekolah dia selalu dijemput ayahnya menggunakan sepeda motor.
"Baru kali ini sampai dipukulin kaya gini, sebelumnya baik-baik aja dari jaman SMP, masuk sekolah di SMK dia kelas 10, baru sekitar dua bulan," ungkapnya.
Perubahan sikap GL usai perisakan
Sementara itu, Ali Sadikin, ayah GL mengungkapkan, anak gadisnya memang sosok pendiam. Ia bahkan baru mengetahui kejadian pengeroyokan dari seorang tetangga yang mendapat rekaman video.
"Abis kejadian dia enggak pernah mau cerita, pulang kerumah masuk kamar, pas ditanya enggak mau cerita kenapa enggak mau sekolah sampai akhirnya saya dikasi liat video (pengeroyokan)," ceritanya.
Ayah pelaku protes saat anaknya ibawa ke kantor polisi
Ariyanto, ayah A (15) pelaku pengeroyokan terhadap seorang siswi baru salah satu SMK swasta di Bekasi Timur mengaku keberatan dengan prosedur polisi menangkap putrinya, Kamis (22/8/2019). Menurut Ariyanto, A mestinya diperlakukan dengan pendekatan khusus lantaran masih di bawah umur. Apalagi, putrinya itu tengah dalam kondisi sakit selepas operasi kelenjar ketika digelandang polisi pada Kamis pagi."Saya baru tahu jam 9 pagi dari Polres datang, anak dalam kondisi tidak sekolah karena lagi sakit. Masih berobat jalan," ujar Ariyanto ditemui di Polres Metro Bekasi Kota, Kamis petang.
"Dua hari ini tidak sekolah karena badannya panas," imbuhnya.
Ayah pelaku bingung soal kasus yang seret putrinya
Ariyanto mengaku, tak tahu-menahu soal kasus yang menyeret putrinya itu. Ia juga mengklaim, polisi tak banyak menjelaskan duduk perkara saat membawa A dari kediamannya. Menurut pengakuan Ariyanto, ketika berada di Polres Metro Bekasi Kota, ia baru ditunjukkan rekaman A mengeroyok GL, adik kelasnya.
"Tidak ada sama sekali (ngobrol dulu). Ditunjukin video juga kan setelah di sini.
"Kita kan punya hak asasi. Kita tidak membela. Tapi kalau seperti ini bingung kitanya. Kita ikutin, kalau memang salah, ya kita salahkan. Cuma, kok secepat ini, bahkan dari pihak sekolah pun enggak tahu kenapa, tahu-tahu (polisi) langsung menangkap (A)," ia menambahkan. A jadi salah satu tersangka pengeroyokan terhadap GL, siswi baru salah satu SMK di Bekasi Timur.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.