1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Yenny Wahid Putri Gusdur Fokus Membangun Jaringan Internasional Kampanye Perdamaian

Penulis : Official News

12 November 2018 09:54

Desa Damai Menjadi Salah Satu Program yang Diperjuangkan Yenny Wahid

Yenny Wahid, putri dari mendiang Presiden keempat RI Gusdur,  menjadi satu dari 12 Anggota Komite Pengarah Forum Perdamaian Paris (Paris Peace Forum). Forum tingkat dunia itu mulai digelar 11-13 November 2018 di kota Paris Perancis. Pertemuan tersebut digagas dengan maksud membangun kerja sama internasional sebagai kunci untuk memastikan perdamaian dunia.

Steering Committee sendiri terdiri atas 15 pakar dari seluruh dunia yang dipilih komite eksekutif forum. Steering Committee ini dipimpin Pascal Lamy dan Trisha Shetty. Tugas mereka adalah memberikan masukan kepada Komite Eksekutif untuk membawa arah apa yang dibicarakan dan dinegosiasikan dalam Paris Peace Forum.

Steering Committee ini adalah otak terpercaya dari forum. Ini terdiri atas individu-individu dengan pengalaman yang terbukti dalam isu-isu internasional. Yenny mengaku dipilih karena aktivitas bersama Nahdlatul Ulama, organisasi Islam dengan keanggotaan mencapai 80 juta jiwa.

Yenny dinilai mampu bekerja mempromosikan perdamaian hingga akar rumput, pemberdayaan perempuan termarjinalisasi, serta pikirannya yang tercurahkan untuk Wahid Foundation. 

"Saat ini fokus saya secara profesional adalah membangun jaringan internasional untuk kampanye perdamaian yang sedang saya lakukan. Alhamdulillah pelan-pelan kami mulai mendapat pengakuan dari lembaga-lembaga dunia. Misalnya belum lama ini kami baru bekerjasama dengan UN Women-lembaga PBB yang menangani masalah perempuan untuk menjalankan program Perempuan Untuk Perdamaian", ungkap Yenny saat di hubungi Senen (12/11/2018). 

Yenny adalah satu-satunya anggota Steering Committee Paris Peace Forum dari kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, dari kawasan Asia termasuk Yenny tercatat ada lima sosok yakni Trisha Shetty dari India yang terpilih sebagai wakil presiden Steering Committee, Rouba Mhaissen dari Libanon, Haifa Dia Al-Attia dari Yordania, dan Huiyao serta Zhimin Chen dari China.

Yenny juga akan bicara dalam salah satu sesi tentang Women Deliver Peace, atau peranan perempuan dalam memperjuangkan perdamaian. "Saya akan memaparkan tentang program kami bernama Desa Damai, Program Desa Damai bertujuan untuk memberikan tingkat harapan hidup lebih besar dan lebih tinggi. Dalam program Desa Damai ini ada beberapa komponen yang harus ada. Diantaranya, bahwa program tersebut adalah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Program kedua lanjut Yenny, adalah melatih masyarakat menciptakan sistem deteksi dini ketika ada potensi radikalisme yang terjadi di lingkungan sekitar. Selain pemberdayaan ekonomi, program Desa Damai juga berisi ceramah mengenai agama.

Dengan menggabungkan kedua komponen ini yakni ekonomi dan agama maka akan mampu mengatasi persoalan mengenai paham radikalisme di pedesaan. Setelah berjalan Program ini ternyata mampu menginspirasi dunia dan banyak negara yang melirik program tersebut, beber Yenny.

Seperti  diketahui, sebelum Paris Peace Forum ini, pada awal 2018 Yenny bersama PBB memulai program perempuan untuk prrdamaian dengan fokus perempuan di desa.  Pada tahun 2017 lalu Yenny juga menjadi perwakilan Indonesia dalam pembentukan dewan toleransi dan perdamaian global di Pulau Malta.  Dalam pembentukan  dewan tersebut Yenny bersama perwakilan  tujuh negara lainnya antara lain AS, Mesir, UEA. (ril/ad)

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : heritambora

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya