1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Awas! Tidak Semua Jenis Susu Sapi Baik Dikonsumsi, Begini Penjelasannya

Penulis : Yuli Astutik

17 Maret 2021 14:14

Beta-casomorphin-7 (BCM-7) yang terkandung dalam susu sapi A1 dapat mengakibatkan efek jangka panjang bagi kesehatan.

Organ tubuh manusia memiliki reseptor mu-opioid (μ- opioid). Apabila BCM-7 masuk ke dalam sistem peredaran darah, BCM-7 kemudian mengalir ke organ tubuh yang memiliki reseptor mu-opioid dan menempel pada reseptor ini, jika terakumulasi dalam jangka panjang memiliki efek negatif untuk kesehatan, kata dr Fiastuti

Organ yang dapat terpengaruh termasuk jantung, paru-paru, pankreas, ginjal, dan otak.

"Oleh karena itu, BCM-7 merupakan salah satu faktor pemicu resiko penyakit jantung, diabetes tipe 1, berbagai kondisi pernapasan hingga berpengaruh pada kesehatan psikologis dan mental," kata Profesor Woodford.

Namun, hal itu juga dipengaruhi oleh faktor genetik masing-masing individu. BCM-7 menyebabkan peradangan (inflamasi) pada saluran pencernaan dan organ dalam. Itu juga dapat menyebabkan penyakit autoimun yang menyerang tubuh sendiri.

Selain itu, BCM-7 juga dapat menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan manusia. Senyawa tersebut juga memperlambat jalannya makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya fermentasi laktosa (gula susu) yang dapat menyebabkan kembung, sakit perut, mual, dan sakit perut atau biasa disebut dengan intoleransi laktosa.

"Solusi untuk mengurangi resiko terhadap permasalahan kesehatan ini adalah dengan mengurangi konsumsi susu sapi biasa (A1) 100 persen. Saat tubuh mengkonsumsi susu sapi A2 dan mencerna beta-kasein A2 tidak akan terbentuk senyawa BCM-7 sehingga

2 dari 6 halaman

Beta-kasein pada mamalia di Asia dan Afrika semuanya adalah A2. Sedang, A1 hanya ditemukan di Eropa.

Meski demikian, dipastikan mutasi tersebut lantas menyebabkan terciptanya protein A1 beta-kasein.

"Awalnya, semua sapi merupakan tipe A2. Istilah A2 mengacu pada karakteristik beta-kasein dalam susu. Beta-kasein ialah jenis protein yang penting yang terdapat dalam semua susu mamalia. Adanya mutasi genetika sapi membuat munculnya sapi A1 yang menghasilkan susu sapi yang mengandung beta- kasein A1 dan susu sapi A2 yang mengandung beta-kasein A2," kata Woodford.

Senada dengan Profesor Woodford, dr Fiastuti mengatakan bahwa beta-kasein A1 dan beta-kasein A2 dicerna secara berbeda oleh tubuh manusia. Apabila beta-kasein dicerna dan diabsorbsi ada bagian fragmen beta-kasein yang akan mempengaruhi aktivitas biologis seseorang.

"Beta-kasein A1 melepaskan fragmen yang disebut sebagai beta- casomorphin-7 (BCM-7). Fragmen BCM-7 inilah yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan pada tubuh, di antaranya masalah pencernaan," kata dr Fiastuti.

3 dari 6 halaman

Dikatakan bahwa susu yang mengandung A1 lebih sulit dicerna dibandingkan dengan susu yang mengandung A2. Inilah penyebab gejala malabsorpsi, seperti perut kembung, perut berbunyi dan sensasi ingin buang air besar.

Karena sulit dicerna, konsumsi susu A1 dapat menyebabkan gangguan jangka pendek atau jangka panjang pada tubuh manusia (terutama saluran pencernaan).

Oleh karena itu susu yang dianjurkan adalah susu sapi A2 karena dianggap lebih mudah dicerna.

Dr Fiastuti memaparkan bahwa, berdasarkan penelitian di China, susu yang mengandung beta-kasein A2 memiliki efek gastrointestinal lebih ringan, termasuk pada orang yang mengalami intoleransi laktosa.

Dia mengatakan sejauh ini susu yang dihasilkan sapi di Indonesia mengandung beta-kasein A1 karena ada kawin silang hingga terjadi pencampuran genetik antara sapi lokal dengan sapi yang diimpor dari negara barat.

Produk susu tertentu yang mengandung A2β-kasein termasuk susu UHT, yogurt dan susu bubuk.

Karena A2β-kasein termasuk keistimewaannya, biasanya produsen susu menuliskannya pada kemasan. Oleh karena itu, yang terbaik adalah membeli susu dan mengidentifikasi label kemasan dengan lebih cermat.

Efek jangka panjang
4 dari 6 halaman

Beta-casomorphin-7 (BCM-7) yang terkandung dalam susu sapi A1 dapat mengakibatkan efek jangka panjang bagi kesehatan.

Organ tubuh manusia memiliki reseptor mu-opioid (μ- opioid). Apabila BCM-7 masuk ke dalam sistem peredaran darah, BCM-7 kemudian mengalir ke organ tubuh yang memiliki reseptor mu-opioid dan menempel pada reseptor ini, jika terakumulasi dalam jangka panjang memiliki efek negatif untuk kesehatan, kata dr Fiastuti

Organ yang dapat terpengaruh termasuk jantung, paru-paru, pankreas, ginjal, dan otak.

"Oleh karena itu, BCM-7 merupakan salah satu faktor pemicu resiko penyakit jantung, diabetes tipe 1, berbagai kondisi pernapasan hingga berpengaruh pada kesehatan psikologis dan mental," kata Profesor Woodford.

Namun, hal itu juga dipengaruhi oleh faktor genetik masing-masing individu. BCM-7 menyebabkan peradangan (inflamasi) pada saluran pencernaan dan organ dalam. Itu juga dapat menyebabkan penyakit autoimun yang menyerang tubuh sendiri.

Selain itu, BCM-7 juga dapat menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan manusia. Senyawa tersebut juga memperlambat jalannya makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya fermentasi laktosa (gula susu) yang dapat menyebabkan kembung, sakit perut, mual, dan sakit perut atau biasa disebut dengan intoleransi laktosa.

"Solusi untuk mengurangi resiko terhadap permasalahan kesehatan ini adalah dengan mengurangi konsumsi susu sapi biasa (A1) 100 persen. Saat tubuh mengkonsumsi susu sapi A2 dan mencerna beta-kasein A2 tidak akan terbentuk senyawa BCM-7 sehingga
5 dari 6 halaman

tidak akan menimbulkan efek pada kesehatan manusia, seperti rasa tidak nyaman pada perut ataupun resiko penyakit serius lainnya," kata Profesor Woodford.

Susu A2 juga memiliki fungsi kekebalan, karena protein yang pekat secara alami telah terbukti meningkatkan glutathione di dalam sel, yang merupakan pilihan untuk memperkuat sistem kekebalan.

Pada manusia, Air Susu Ibu (ASI) juga hanya mengandung 100% β-casein A2, tetapi tidak mengandung A1 β-casein, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi bayi, juga tidak akan meningkatkan imunitas bayi.
6 dari 6 halaman

"Ilmu pengetahuan baru selalu menjadi perdebatan, oleh karena itu awalnya susu sapi A2 merupakan sesuatu yang kontroversial. Penemuan ini membuat industri susu menjadi khawatir dan mereka berupaya untuk menyangkal hal ini. Namun, seiring waktu berjalan, industri susu mulai mengakui kebenaran temuan ini dan kini beberapa perusahaan susu global sudah mulai memproduksi produk susu sapi A2," pungkas Profesor Woodford.

Sumber : https://jateng.suara.com/read/2021/03/17/091237/awas-tidak-semua-jenis-susu-sapi-baik-dikonsumsi-ini-penjelasannya?page=3

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya