Bahaya Obesitas Terhadap Kesehatan Mental
Penulis : Tiara aulia Sari
21 Desember 2020 16:54
Obesitas atau biasa disebut kegemukan adalah bobot berat badan berlebih pada tubuh seseorang yang mempunyaibanyak lemak didalamnya. Saat ini obesitas telah menjadi masalah besar diberbagai kalangan baik usia anak-anak,remaja, dewasa dan lansia.
Bagaimana Seseorang Bisa Dikatakan Obesitas?
Seseorang yang dikatakan obesitas jika memiliki Indeks massa tubuh (IMT) melebihi dari 25. Obesitas ini diakibatkan karena terlalu banyknya penumpukan lemak yang berlebih dan biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan makan dan energi yang keluar. Tubuh akan menyimpan kelebihan kalori dalam bentuk lemak, namun kelebihan kalori yang terjadi terus menerus mengakibatkan produksi lemak menumpuk sehingga tubuh mengalami obesitas (Mustamin, 2010). Menurut Nugraha dalam (Yamin, 2013) faktor-faktor yang berpengaruh dari pola makan yaitu kuantitas, porsi makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan, frekuensi makan dan jenis makanan.
Apakah kalian pernah mendengar tentang stigma “berpenampilan menarik”?
Mungkin ini sering kali kita dengar di lingkungan masyarakat kita. Tentang bagaimana jika seseorang yang memiliki tubuh gemuk sering kali di bilang tidak menarik, padahal nyatanya bahwa menarik atau tidak menariknya seseorang dilihat dari bagaimana dia berperilaku. Ketika kita melihat seseorang yang bertubuh gemuk bukan berarti kita dipernolehkan untuk menjudgenya, karena hal ini sangat berakibat fatal bagi orang tersebut.
Joel L. Young, M.D., Direktur Medis dari Rochester Center for Behavioral Medicine mengaku sering membantu pasien yang berjuang dengan obesitas dan berujung pada masalah kesehatan mental. Menurut Young fenomena tersebut biasa terjadi. Obesitas bukanlah penyakit mental yang sebenarnya, tetapi seseorang tidak percaya diri jika mendapatkan komentar yang tidak mengenakan dan dengan persoalan tersebut akan menjadi masalah pada kesehatan mental sesorang. Terlebih lagi, stigma “berpenampilan menarik” dalam masyarakat ini yang akan membuat tubuh langsing dapat memicu stres saat tubuh menggemuk, sehingga merusak kesehatan secara psikologis.
Namun, apa yang menyebabkan obesitas dengan kesehatan mental?
Menurut (Barrington et al), gangguan mental emosional terjadi ketika tuntutan lingkungan melebihi kapasitas adaptasi individu dan tuntutan tersebut menghasilkan proses fisiologis atau psikologis yang meningkatkan risiko untuk terkena penyakit.
Seperti yang sudah di jelaksan, bahwa sebenarnya tidak ada hubungan obesitas dengan kesehtan mental. Tetapi kesehatan mental yang terganggu akibat dari tentang stigma “berpenampilan menarik” yang dipicu dengan bertubuh langsing. Kita sering sekali mendengar seseorang yang berkata “ko, kamu gendut si sekarang?, “Ko kamu besarbanget si badannya?” Ya, mungkin secara tidak langsung kita sengaja atau tidak sengaja ingin berkomentar, tetapi ada hal yang sebenernya harus kita pahamin yaitu tentang orang tersebut. Karena pada dasarnya ketika berkomentar seperti itu akan membuat seseorang menjadi terfikirkan dan membuatnya menjadi tidak percaya diri, sehingga dia akan mempunyai rasa takut jika berinteraksi dengan orang lain yang akan mengomentari hal tersebut.
Nah, disini kita harus sadar bahwa ketika kita berkomentar dan menyakiti orang tersebut secara tidak langsung kita sedang melakukan pelanggaran yaitu tentang penindasan. Karena semua orang didunia ini akan merasa bahwa dirinya dianggap sebagai obesitas, padahal pada kenyataan nya tidak semua yang bertubuh besar itu obesitas. Kita bisa melakukan perhitungan berat badan dengan IMT untuk menjaga bahwa kita tergolong obesitas atau tidak. Tetapi IMT pun juga memiliki keterbatsan untuk mengukur, karena IMT tidak bisa membedakan massa lemak dan massa bebas lemak (tulang dan otot). Kita bisa mengukur sendiri diri kita dengan mencoba untuk mengukur lingkar pada pinggang kita.
Jika kita terlgolong obesitas bukan berarti kita tidak mendapatkan keadilan. Karena orang yang bertubuh besar atau berlebihan berat badan pun mereka sama dengan kita semua, yaitu kita sebagai manusia biasa yang mempunyai perasaan. Jadi jika kalian berkata seperti itu akan membuat kita tidak percaya diri dan akan selalu terbawa oleh perasaan takut.
Sumber :
Dwiputra, K. O. (2018, oktober 08). Diambil kembali dari https://www.google.co.id/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3616091/benarkah-obesitas-picu-gangguan-kesehatan-mental
Enung Nurkhotimah, O. N. (2019). Hubungan Obesitas Sentral dengan Gangguan Mental Emosional pada kelompok Usia Produktif. Media Litbangkes, 229.
Fridawanti, A. P. (2016). HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK TERHADAP OBESITAS SENTRAL PADA.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : tiara-aulia-sari
-
Sosialisasi, Penempelan Rambu, dan Membuat Jalur Tangga Exit Di Pondok Pesantren AN-NUR Surabaya
-
619 Anak di Bantul Positif TBC Diduga Tertular dari Digendong dan Dicium
-
Perawatan Kulit Anti Penuaan Dini Berbahan Bunga Edelweiss dari Switzerland
-
Dr Hafiza Fikri Fadel Jelaskan Syarat Utama Merawat Kulit Wajah
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pentingnya aplikasi peduli lindungi pasca Covid 19
27 Mei 2022 14:41 -
Pasti Baru Tau, Ini kenapa Bayi Nangis Saat Lahir
9 Maret 2022 13:58 -
Jangan Panik, Pahami Jenis Kejang Dan Cara Mengatasinya
8 Maret 2022 22:04 -
Ingin Melahirkan Normal? Penuhi Syaratnya
8 Maret 2022 06:48 -
Tips Menjaga Kesehatan Mental, Agar Tidak Mudah Stress
7 Maret 2022 22:02 -
Jangan 'Terlewat' Makan Malam, Ini Manfaatnya
6 Maret 2022 06:32 -
23 Februari 2022 20:37
-
7 Kesalahan dalam Mendidik Psikis Anak
16 Januari 2022 18:22
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.