1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Cara Mengurarangi Kebiasaan Merokok Secara Perlahan

Penulis : Rahmad

8 Mei 2021 19:21

Kajian terhadap 930 responden, sebanyak 46% ingin berhenti merokok.

Planet Merdeka - Mengurangi kebiasaan merokok sangat sulit dilakukan tanpa adanya strategi yang didukung pemerintah. Perlu strategi, salah satunya dengan memaksimalkan produk alternatif.

Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Profesor Kholil menjelaskan, berdasar hasil kajian terhadap 930 responden yang melibatkan sejumlah akademisi, dokter, tenaga kesehatan, perokok, dan pengguna produk tembakau alternatif, sebanyak 46% ingin berhenti merokok. Alasan utamanya adalah masalah kesehatan, yakni dengan persentase 54%.

“Konsumsi rokok terus meningkat. Jumlah perokok kita sekitar 66 juta jiwa, ketiga terbesar di dunia setelah Tiongkok dan India,” kata Kholil melalui keterangan persnya belum lama ini.

Menurutnya, tingginya angka perokok, potensi terpapar penyakit akibat rokok semakin besar. Hal tersebut akan membebani pemerintah karena anggaran biaya kesehatan akan membengkak.

“Kalau 10 persen dari 66 juta perokok itu mengidap kanker, penyakit paru-paru dan membutuhkan biaya Rp10 juta sampai sembuh, berarti ada Rp66 triliun yang digunakan. Ini pastinya akan menggerus dana BPJS,” kata Kholil.

Perlu adanya upaya pengurangan konsumsi maupun risiko dari rokok. Salah satunya melalui produk tembakau alternatif seperti produk tembakau dipanaskan, rokok elektrik, dan snus.

2 dari 2 halaman

Produk tembakau alternatif harus didukung Pemerintah

Kholil mengungkapkan, sebanyak 52,4 persen dari 930 responden belum mengetahui adanya produk tersebut yang terbukti memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.

“Hasil temuan kami menunjukkan, ada produk tembakau alternatif yang bisa mengurangi bahaya rokok. Yang paling bagus adalah berhenti merokok, namun itu tidak mudah,” ujarnya.

Agar prevalensi perokok menurun, Kholil berpendapat pemerintah harus mendukung masyarakat yang ingin pindah ke produk tembakau alternatif.

"Dalam penelitian kami juga ditemukan jika seseorang mau berhenti merokok total atau secara perlahan-lahan, salah satu alternatif yang dapat membantu mereka adalah dengan menggunakan produk tembakau lain, agar mengurangi risikonya daripada merokok,” ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Tim peneliti dari USAHID, Hifni Alifahmi menambahkan, perlu adanya penyebaran informasi sekaligus edukasi mengenai dampak negatif dari konsumsi rokok. Alasannya, strategi yang mengedepankan kata-kata maupun gambar peringatan kesehatan ternyata belum cukup efektif dalam menurunkan angka perokok. [*rmd]


  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : rahmad

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya