Jangan Abaikan Sakit Kepala dan Memar 4 Hari Setelah Vaksinasi Covid-19
Penulis : Yuli Astutik
24 Maret 2021 17:09
Planet Merdeka - Para ahli memperingatkan bahwa semua orang dengan sakit kepala dalam 4 hari setelah disuntik dengan vaksin Covid-19 harus mencari bantuan medis.
MHRA (Medicine and Healthcare Products Regulatory Authority) merekomendasikan bahwa warga Inggris yang menderita memar parah setelah disuntik dengan vaksin Covid-19 juga harus mencari bantuan medis. Karena keluhan ini mungkin merupakan tanda pembekuan darah yang jarang terjadi.
Dr. June Raine mengatakan bahwa orang dengan gejala ini perlu mencari pertolongan medis. Selain itu, ada lima laporan terbaru kasus trombosis vena sinus serebral (CSVT) yang disuntik dengan vaksin AstraZeneca.
Namun, Dr. Zhu En mengatakan bahwa hubungan antara vaksin Covid-19 AstraZeneca dan pembekuan darah masih belum jelas.
Sementara itu, sebagai langkah preventif, MHRA masih menyelidiki laporan kasus pembekuan darah. Dianjurkan agar orang yang mengalami sakit kepala atau memar lebih dari empat hari setelah vaksinasi harus mencari perawatan medis.
Phil Bryan dari MHRA, yang bertanggung jawab atas keamanan vaksin Covid-19, mengatakan bahwa kurang dari satu dari sejuta orang menderita pembekuan darah. Pada saat yang sama, 11 juta dosis vaksin AstraZeneca telah disuntikkan ke Inggris.
Profesor Munir Pirmohamed, Ketua Kelompok Kerja Ahli Komisi Independen
Pengobatan Manusia, mengatakan risiko kematian akibat Covid-19 adalah satu di antara seribu orang yang berusia 40-an.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan kasus pembekuan darah tersebut disebabkan oleh virus corona Covid-19 itu sendiri. Sejauh ini, ditemukan bahwa di Inggris, hanya 5 orang yang mengalami pembekuan darah otak tertentu setelah divaksinasi dengan AstraZeneca.
Emer Cooke, direktur eksekutif EMA, menekankan bahwa manfaat melindungi orang dari infeksi virus corona, mengurangi kematian, dan rawat inap lebih besar daripada risikonya.
"Komite juga menyimpulkan bahwa vaksin AstraZeneca tidak terkait dengan peningkatkan risiko kasus romboemboli atau pembekuan darah," jelasnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik
-
Sosialisasi, Penempelan Rambu, dan Membuat Jalur Tangga Exit Di Pondok Pesantren AN-NUR Surabaya
-
619 Anak di Bantul Positif TBC Diduga Tertular dari Digendong dan Dicium
-
Perawatan Kulit Anti Penuaan Dini Berbahan Bunga Edelweiss dari Switzerland
-
Dr Hafiza Fikri Fadel Jelaskan Syarat Utama Merawat Kulit Wajah
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pentingnya aplikasi peduli lindungi pasca Covid 19
27 Mei 2022 14:41 -
Pasti Baru Tau, Ini kenapa Bayi Nangis Saat Lahir
9 Maret 2022 13:58 -
Jangan Panik, Pahami Jenis Kejang Dan Cara Mengatasinya
8 Maret 2022 22:04 -
Ingin Melahirkan Normal? Penuhi Syaratnya
8 Maret 2022 06:48 -
Tips Menjaga Kesehatan Mental, Agar Tidak Mudah Stress
7 Maret 2022 22:02 -
Jangan 'Terlewat' Makan Malam, Ini Manfaatnya
6 Maret 2022 06:32 -
23 Februari 2022 20:37
-
7 Kesalahan dalam Mendidik Psikis Anak
16 Januari 2022 18:22
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.