Jangan Panik, Inilah Penyebab Gumoh Pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Jangan Panik, Inilah Penyebab Gumoh Pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Penulis : Kang Aladin
27 Desember 2018 15:42
Jangan Panik, Inilah Penyebab Gumoh Pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Gumoh adalah keluarnya cairan susu atau makanan yang baru saja ditelan. Dimana kondisi ini umumnya terjadi pada saat usia bayi masih dibawah satu tahun. Gumoh umumnya tidak berbahaya dan tidak perlu dikhawatirkan. Meski demikian, ada baiknya jika ibu memahami apa itu sebenarnya gumoh.
Tidak hanya mengeluarkan cairan susu atau makanan yang baru saja ditelan, gumoh juga bisa disertai dengan sendawa, batuk atau cegukan dalam waktu singkat, tersedak, menolak atau menangis saat diberi makan atau menyusu.
Penyebab Gumoh Pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Gumoh merupakan kondisi normal yang terjadi pada bayi. Hal ini lantaran disebabkan oleh cincin otot yang ada pada kerongkongan bayi yang belum bekerja dengan sempurna, serta ukuran lambung yang masih sangat kecil.
Selain itu, ada beberapa faktor yang juga bisa menyebabkan terjadinya gumoh pada bayi. Seperti :
- Pemberian ASI atau susu yang terlalu banyak. Mengingat lambung bayi masih sangat kecil, maka saat lambung terisi dapat menyebabkan bayi gumoh setelah menyusu.
- Posisi menyusu yang salah. pemberian ASI atau susu saat bayi sedang terlentang terkadang membuat cairan masuk ke saluran pernapasan. Akibatnya, bayi sering mengalami gumoh. Selain itu, pemakaian dot yang salah juga terkadang membuat bayi malas untuk menghisap. Sehingga udara lebih banyak masuk ke dalam lambung dan menyebabkan bayi muntah.
- Belum sempurnannya fungsi pencernaan bayi juga bisa membuat bayi sering gumoh.
- Bayi bergerak terlalu aktif. saat bayi menggeliat atau menangis terus menerus, maka dapat mengakibatkan bayi gumoh.
Umumnya gumoh akan menghilang ketika bayi berusia satu tahun ke atas. Dimana pada saat itu, cincin otot di dasar kerongkongan umumnya sudah dapat berfungsi dengan baik. Sehingga makanan yang masuk ke dalam perut bayi tidak mudah keluar.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Meski gumoh merupakan keadaan yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan, namun hal tersebut bukan berarti ibu bisa mengabaikannya. Ada beberapa gejala yang perlu diwaspdai saat bayi mengalami gumoh. Berikut di antaranya :
- Gumoh terus terjadi meski usia bayi sudah menginjak enam bulan atau satu tahun lebih.
- Bayi mengeluarkan cairan susu atau makanan terlalu sering atau nampak terpaksa.
- Cairan yang dikeluarkan cukup banyak dan berlangsung sampai dua jam setelah menyusu
- Perut nampak penuh atau kembung.
- Menangis berlebihan atau sangat rewel dan tidak nyaman.
- Warna cairan yang dimuntahkan bayi berwarna kuning, hijau, atau bahkan disertai dengan adanya darah.
- Bayi sulit bernapas atau menunjukan tanda-tanda sakit.
- Bayi sulit makan atau menyusu, sehingga berat badan bayi tidak bertambah.
- Demam tinggi lebih dari 30°C.
Dalam beberapa kasus, bayi sering gumoh juga dapat manandakan adanya gangguan kesehatan. Seperti alergi terhadap susu sapi, yang menyebabkan bayi mengalami muntah, diare, dan ruam. Selain itu, sumbatan atau penyempitan pada kerongkongan dan penyakit refluks adalah beberapa kondisi yang lebih serius dimana bisa menimbulkan gejala menyerupai gumoh.
Cara Mengatasi Gumoh Pada Bayi
Banyak cara yang bisa anda lakukan dalam mengatasi gumoh pada bayi.
- Pertama. Biasakan memberikan susu atau makanan dalam keadaan lebih tegak, setidaknya pertahankan posisi tersebut sekitar 20-30 menit setelah pemberian susu atau makanan. Hal ini bertujuan agar susu atau makanan bisa turun dan masuk ke dalam saluran pencernaan. Yang paling penting, jangan langsung mengajak main bayi setelah makan atau menyusu.
- Kedua. Coba memberikan susu atau makanan dalam jumlah lebih sedikit namun dalam frekuensi cukup sering. Kemudian, jangan lupa membuat bayi agar bersendawa setiap habis menyusu atau makan. Jika perlu lakukan ini disela menyusu, yakni sekitar 2-3 sekali.
- Ketiga. Jika bayi menyusu dengan menggunakan dot, sebaiknya diperhatikan ukuran dotnya dengan cermat. Ini karena, dot yang terlalu besar dapat memicu gumoh karena susu yang yang keluar terlalu banyak untuk bayi, dan jangan biarkan bayi mengisap dari botol dot yang sudah kosong.
- Keempat. Hindari membiasakan bayi tidur dengan posisi tengkurap dan biasakan bayi tidur dalam posisi terlentang dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan dan kaki. Hal ini juga dapat menghindari sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrom (SIDS).
- Kelima. Jika diperlukan, Ibu juga bisa menambahkan zat pengental ke makanan atau juga bisa mengurangi susu sapi bagi bayi. Terutama jika bayi yang dicurigai mengalami instrolerasi laktosa.
Untuk memperjelas apa yang sebenarnya terjadi, ibu juga bisa berkonsultasi dengan dokter agar bayi mendapatkan penanganan yang tepat jika diperlukan
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : kang-aladin-1023720
-
Sosialisasi, Penempelan Rambu, dan Membuat Jalur Tangga Exit Di Pondok Pesantren AN-NUR Surabaya
-
619 Anak di Bantul Positif TBC Diduga Tertular dari Digendong dan Dicium
-
Perawatan Kulit Anti Penuaan Dini Berbahan Bunga Edelweiss dari Switzerland
-
Dr Hafiza Fikri Fadel Jelaskan Syarat Utama Merawat Kulit Wajah
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pentingnya aplikasi peduli lindungi pasca Covid 19
27 Mei 2022 14:41 -
Pasti Baru Tau, Ini kenapa Bayi Nangis Saat Lahir
9 Maret 2022 13:58 -
Jangan Panik, Pahami Jenis Kejang Dan Cara Mengatasinya
8 Maret 2022 22:04 -
Ingin Melahirkan Normal? Penuhi Syaratnya
8 Maret 2022 06:48 -
Tips Menjaga Kesehatan Mental, Agar Tidak Mudah Stress
7 Maret 2022 22:02 -
Jangan 'Terlewat' Makan Malam, Ini Manfaatnya
6 Maret 2022 06:32 -
23 Februari 2022 20:37
-
7 Kesalahan dalam Mendidik Psikis Anak
16 Januari 2022 18:22
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.